Kontingen Indonesia mengakhiri SEA Games 2019 di posisi keempat. Indonesia berhasil mengumpulkan 72 emas, 84 perak, dan 11 perunggu. Capaian ini melebihi target yang dicanangkan sebelumnya yakni 50 hingga 65 emas.
Pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara yakni SEA Games 2019 Manila berakhir pada Rabu (11/12/2019). Tuan rumah Fillipina berhasil jadi juara umum dengan torehan 149 emas. Fillipina jadi satu-satunya negara dengan jumlah medali emas di atas 100 keping.
Thailand (98 emas) dan Vietnam (92) menguntit di peringkat kedua dan ketiga. Ada jarak yang cukup jauh antara peringkat ketiga dan keempat yang diisi oleh Indonesia. Dengan raihan 72 emas ini, apakah bisa dibilang prestasi Indonesia meningkat?
Di atas kertas, terjadi peningkatan yang luar biasa terhadap prestasi Indonesia di SEA Games 2019 ini. Dua tahun sebelumnya di Malaysia, Indonesia hanya mampu mendapatkan 38 medali emas saja. Saat itu Indonesia berada di posisi kelima. Posisi terburuk sepanjang sejarah Indonesia di SEA Games.
Terjadi peningkatan hampir 2 kali lipat dari penyelenggaraan SEA Games sebelumnya. Ini jadi catatan yang baik bagi dunia olahraga Indonesia.
Kontingen Indonesia berangkat ke Manila dengan ekspektasi tinggi. Sebagai penghuni 5 besar di ajang Asian Games 2018 silam, Indonesia diharapkan mampu menorehkan prestasi gemilang.
Para atlet yang berangkat ke Manila memang menunjukkan determinasinya. Indonesia sempat bercokol selama 2 hari di peringkat kedua dalam klasemen perolehan medali. Sayangnya di dua hari terakhir perolehan medali emas Indonesia seret. Alhasil, Indonesia digeser oleh Thailand dan Vietnam.
Pada Sea Games 2019 Manila, ada dua cabang yang jadi lumbung medali emas Indonesia. Yakni cabang kano dan menembak. Masing-masing menyumbang 7 medali emas.
7 medali emas di cabor menembak jadi kejutan tersendiri. Pasalnya, di Sea Games 2017, cabor menembak hanya memperoleh 1 medali emas saja. Artinya, ada lonjakan yang signifikan dari cabor ini. Total ada 15 medali dari cabor menembak.
Sinar Atlet Muda Indonesia
Komite Olahraga Nasional Indonesia atau KONI dari awal mengaku ingin fokus membina atlet-atlet muda. Lebih banyak atlet muda yang dibawa pada ajang SEA Games 2019 ini dibandingkan dengan yang senior.
Para atlet muda yang diberi kesempatan akhirnya mampu menunjukkan kemampuannya. Contohnya adalah Vidya Ravika. Atlet menembak berusia 17 tahun tersebut sukses mendapatkan 2 medali emas.
Atlet muda lain yang juga bersinar di ajang Sea Games 2019 adalah Dea Salsabila Putri. Atlet berusia 21 tahun ini mampu mempersembahkan 3 medali emas dari cabor modern pentathlon. Prestasi yang amat membanggakan, mengingat pentathlon tak begitu diperhitungkan.
Ada lagi atlet muda yang sukses curi perhatian di ajang Sea Games 2019 ini. Dia adalah Windy Cantika. Lifter berusia 17 tahun itu mampu meraih satu medali emas di cabor angkat besi kelas 49 kilogram putri.
Prestasi Windy Cantika ini memang terbilang istimewa. Di usia yang masih sangat muda, Windy mampu menorehkan prestasi gemilang. Jika dibina dengan baik, Windy bisa jadi lifter andalan Indonesia untuk meneruskan tradisi medali pada cabor angkat besi di Olimpiade.
Cerita yang tak kalah luar bisa juga datang dari cabor skateboard. Di cabor tersebut, ada atlet berusia 13 tahun yang mampu mendulang medali perak. Dia adalah Basral Hutomo.
Basral sebenarnya berpeluang meraih emas setelah masuk ke babak final nomor Game of Skate. Sayangnya, Basral harus mengakui keunggulan skater Fillipina yang jauh lebih senior dan berpengalaman.
Peforma ciamik dari deretan atlet muda Indonesia ini jadi kabar baik bagi dunia olahraga tanah air. SEA Games 2019 mampu dijadikan sebagai batu loncatan para atlet muda tersebut.
Dengan awalan yang baik ini, Pemerintah dan KONI Indonesia harus punya sistem pembinaan yang baik dan berkelanjutan. Supaya, prestasi tinggi berhasil didapatkan oleh kontingen Indonesia di berbagai ajang internasional seperti SEA Games, Asian Games, dan tentu saja; Olimpiade.