EJSC diharap menjadi ruang temu antara ide dan eksekusi. Ruang jumpa antara kreasi dan kolaborasi. Dan ruang semai produktivitas di era yang menempatkan pemuda sebagai tokoh utama.
East Java Super Corridor (EJSC), ruang anak muda yang terdapat di samping gedung Bakorwil Bojonegoro, semalam (21/2) ramai pengunjung. Sejumlah muda-mudi terlihat hikmat menikmati puisi dan sajian diskusi.
Tak hanya muda-mudi, beberapa tokoh dan sejumlah perwakilan instansi juga tampak hadir. Kepala Bakorwil Bojonegoro, Dyah Ermawati bahkan sempat memberikan sambutan acara.
Dalam sambutannya, Erma mengatakan jika EJSC ruang khusus anak milenial. Dalam hal ini, EJSC menjadi ruang anak milenial melakukan giat berorientasi produktivitas. Kerja kreatif maupun program kolaboratif.
“Tempat ini untuk menampung ide-ide kreatif dan produktif anak muda milenial,” ucapnya.
Erma menegaskan, EJSC merupakan bagian dari program Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dalam memberdayakan kreativitas anak muda. Karena program Pemprov, pemanfaatan gedung tak hanya sebatas anak muda Bojonegoro saja. Tapi juga anak muda dari kota sekitar Kabupaten Bojonegoro.
Menurut Bu Erma, EJSC mengkover 8 kota yang ada di kawasan Jawa Timur bagian barat. Di antaranya: Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik, Nganjuk, Mojokerto, dan Jombang. Sehingga, anak-anak muda milenial dari kawasan kota tersebut bisa menggunakan EJSC untuk kegiatan produktif.
EJSC diharap mampu menjadi ruang temu antara ide dan eksekusi. Ruang jumpa antara kreasi dan kolaborasi. Sekaligus ruang semai produktivitas di era yang menempatkan pemuda sebagai tokoh utama.
Kehadiran EJSC, tentu harus memberi dampak positif pada kreativitas anak milenial. Ruang bagi mereka yang ingin mengembangkan bakat, atau melabuhkan bakat ke arah yang tepat.
Sementara ini, ada sejumlah program yang sudah berjalan di EJSC. Program tersebut adalah EJSClass dan Indieskusi. Dua program tersebut, bisa diikuti atau diisi anak-anak milenial yang punya ide dan ingin mengembangkan kreativitas.
EJSClass merupakan kegiatan berbasis kelas. Tempat bertemu antara mentor dan peserta belajar. Disiplin ilmunya pun macam-macam. Yang jelas, berorientasi pada kerja-kerja berbasis kreativitas.
Sedang Indieskusi merupakan kegiatan berbasis diskusi. Tema-tema khas milenial atau fenomena sosial berkait anak milenial, bisa didiskusikan dalam Indieskusi. Apapun temanya, siapapun pesertanya, asal berorientasi pada kreativitas dan solusi, bisa diikutkan dalam program Indieskusi.