Menangani masalah persampahan, harus dimulai dari sesuatu yang kecil dan terdekat dari kehidupan kita. Yakni, sampah rumah tangga.
Sampah rumah tangga? Ya, ini bukan istilah untuk orang yang suka ngotorin rumah tangga orang lain lho ya hehe. Tapi, sampah yang paling dekat dengan kegiatan manusia setiap harinya. Sebab, tiap kegiatan rumah tangga pasti akan menghasilkan sampah.
Banyak sedikitnya sampah akan ditentukan oleh tingkat konsumsi masing-masing rumah tangga itu sendiri. Jumlah populasi manusia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun juga menjadi salah satu penyebab produksi sampah bisa terus bertambah.
Jenis sampah rumah tangga dibagi menjadi dua, yaitu sampah padat dan sampah cair. Sampah padat merupakan sampah sisa hasil kegiatan atau aktivitas rumah tangga yang berbentuk padat. Sampah padat ini termasuk sampah yang paling sulit untuk diurai dan biasanya dibiarkan menumpuk.
Contoh sampah ini adalah adalah kertas, botol plastik, perabotan tumah tangga, peralatan elektronik, dan masih banyak lagi contoh lainnya. Sampah cair merupakan sampah sisa hasil kegiatan aktivitas rumah tangga yang berwujud cair.
Sampah cair dapat berupa air beserta bahan-bahan buangan lain yang tercampur maupun terlarut dalam air. Contohnya adalah air sabun, air tinja, sisa cucian daging, dan lain-lain.
Jenis sampah-sampah rumah tangga ini juga ternyata bisa berdampak buruk bagi lingkungan di sekitar manusia. Sampah ini bisa berakibat pada pencemaran lingkungan contohnya pencemaran air yang akan menganggu kesehatan manusia, penurunan kualitas udara yang dapat menganggu pernafasan manusia, dan keadaan lingkungan yang kotor bisa menimbulkan banyak penyakit.
Sampah rumah tangga yang terus bertambah banyak ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Pengolahan sampah ini harus menjadi perhatian bersama dari semua kalangan.
Jika bisa diolah dengan cara yang baik dan benar, maka pasti produksi sampah rumah tangga ini akan berkurang. Berikut adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengurangi sampah rumah tangga.
Pertama, menghindari penggunaan kantong plastik. Kantong plastik termasuk barang yang sangat sulit terurai dan pastinya akan membawa dampak yang tidak baik bagi lingkungan.
Jadi, jika kalian pergi ke supermarket atau tempat belanja lainnya, pastikan untuk membawa tas belanja reusable.
Langkah selanjutnya adalah kalian bisa mengolah sampai rumah tangga yang berjenis organik menjadi pupuk kompos. Banyak dari kalian pasti bertanya kenapa sampah harus diolah.
Jumlah sampah rumah tangga yang cukup banyak setiap harinya tanpa dilakukan dengan pengolahan tepat guna dapat menyebabkan beberapa dampak, baik bagi kesehatan manusia maupun lingkungan.
Sampah rumah tangga yang bisa diolah menjadi pupuk kompos diantaranya adalah sisa-sisa makanan, sisa-sisa sayuran, dan sisa-sisa buah-buahan. Pupuk kompos ini bisa dibuat sendiri secara mudah.
Kandungan organik pada pupuk kompos ini juga dapat menjaga kualitas air dan tanah. Pupuk kompos ini akan memberikan kandungan organik pada struktur tanah dan mempertahankan kandungan air dalam tanah, sehingga tanaman tidak perlu terlalu sering disiram air.
Ketiga, mendaur ulang sampah menjadi barang-barang yang lebih berguna dan bermanfaat. Sampah-sampah seperti botol plastik, tutup botol plastik, dan kemasan bisa dimanfaatkan menjadi barang-barang yang lebih berguna, seperti tas.
Sampah rumah tangga yang semakin banyak setiap hari tentunya dapat diolah menjadi hal-hal yang lebih bermanfaat. Selain ketiga langkah di atas, kita juga bisa menerapkan hal ini untuk mengurangi sampah rumah tangga.
Contohnya seperti di Aceh, sampah rumah tangga diolah menjadi bahan bakar alternatif Refuse Derived Fuel (RDF) sebagai substitusi bahan bakar fosil. Pengolahan sampah rumah tangga ini adalah hasil kerja sama antara Pemprov Aceh, dengan Pemkot Banda Aceh dan Pemkab Aceh Besar untuk mengurangi sampah rumah tangga. Hasil olahannya direncanakan akan dijual ke pabrik semen Andalas, di Lhoknga, Aceh Besar.
Untuk bisa mengolah sampah rumah tangga ini dapat dilakukan secara bersama-sama dan keinginan dalam diri sendiri agar kita bisa hidup bersama-sama di lingkungan yang bersih dan nyaman.
Mari kita bersama-sama mengelola dan mengurangi sampah rumah tangga ini agar lingkungan yang kita tempati bisa bersih dan nyaman. Jangan lupa juga untuk mengajak orang-orang di lingkungan sekitar kita untuk mengolah sampahnya sendiri.
Penulis lahir dan tinggal di Bandung. Mahasiswi jurusan Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tahun 2021.