Kelompok suporter pertama Persibo Bojonegoro bukanlah Boromania atau Drago Tifoso, melainkan Persibo Fans Club. Mereka adalah kelompok suporter pertama yang mengawal Persibo Bojonegoro di awal 2000-an. Bagaimana kisah Persibo Fans Club? Yuk kita cari tahu bersama.
Persibo Bojonegoro mengawali kiprahnya di kompetisi sepakbola nasional pada awal 2000-an. Saat itu, Persibo berlaga di kompetisi divisi dua Liga Indonesia. Berbekal permainan ciamik, penampilan Persibo menarik banyak perhatian masyarakat Bojonegoro.
Stadion Letjen H. Soedirman makin dipenuhi penonton ketika Persibo berlaga. Hal ini semakin kuat dengan kehadiran kelompok suporter yang menamakan diri Persibo Fans Club atau PFC.
Persibo Fans Club membawa keriuhan di stadion Letjen H. Sudirman. Dengan atribut yang mencolok dan pukulan drum band yang menggebu, Persibo Fans Club mampu memberi warna baru di stadion. Para punggawa Persibo pun makin bersemangat ketika bertarung di atas lapangan hijau.
Satu di antara sosok yang terlibat aktif di Persibo Fans Club adalah M. Sholeh. Pemilik warung Pecel Persibo tersebut adalah pendiri Persibo Fans Club bersama dengan 5 orang lainnya. Ia mendirikan PFC pada 2002 silam.
Lima orang lain yang mendirikan Persibo bersama Sholeh adalah Yudha, Abdul Karim, Almarhum Subheki, Agung dan Paero. Berawal dari 5 orang, PFC bisa berkembang hingga punya ratusan anggota setia.
Tujuan utama dari didirikannya PFC tentu saja untuk menyatukan dukungan kepada Persibo Bojonegoro. Agar ketika ada pertandingan, Persibo banyak penonton yang datang dan bersorak-sorai mendukung para pemain di lapangan.
“Persibo Fans Club didirikan untuk menjadi wadah suporter Persibo. Supaya tidak kalah dengan klub-klub lain,” ujar Sholeh.
Menurut Sholeh, masing-masing pendiri PFC mendapatkan tugas untuk merekrut anggota minimal 10-15 orang. Setelah terkumpul, kegiatan pertama dari Persibo Fans Club adalah latihan bernyanyi atau meneriakan yel-yel di stadion.
Proses kaderisasi dari PFC berjalan dengan lancar. Tak hanya dari area kota saja, PFC juga punya anggota-anggota dari kecamatan lain seperti Kalitidu, Dander, Balen, Kapas, hingga Baureno.
Tak hanya jago kandang, PFC juga kerap keluar kandang ketika Persibo berlaga di luar kota. Kota pertama yang didatangi oleh Persibo Fans Club ketika pertama kali berdiri adalah Mojokerto. Kala itu, Persibo akan berhadapan dengan tuan rumah, Persem Mojokerto.
Umur Persibo Fans Club memang tak terlalu panjang. PFC hanya bertahan hingga sekitar 2005. Pamor mereka kalah dengan kelompok suporter baru yakni Boromania. Meski berangsur bubar, para pendiri PFC sampai saat ini masih mengikuti perkembangan Persibo Bojonegoro.
Sebagai dedengkot PFC, Sholeh merasa miris dengan kondisi Persibo sekarang ini. Ia pun berharap agar semua elemen yang ada bisa bersatu untuk memajukan Persibo.
“Sangat menyayangkan ketika melihat kondisi Persibo seperti sekarang ini, dulu bisa maju sekarang kok nggak bisa? Semoga semua elemen bisa bersatu untuk benar-benar memajukan Persibo,” ujar Sholeh kepada Jurnaba.co
Persibo Fans Club menjadi saksi sejarah keperkasaan Persibo di awal 2000-an. PFC menjadi bagian penting dari Persibo. Mereka terlibat dalam usaha mengantar Laskar Angling Dharma berjuang dari bawah hingga menuai kesuksesan di persepakbolaan Indonesia.