Hari Tanah Sedunia (World Soil Day) yang diperingati tiap 5 Desember, bukan ditujukan untuk menambah jadwal hari besar dunia saja lho, Nabs. Namun dimaksudkan untuk mengingatkan manusia akan betapa pentingnya tanah.
Hari yang pertamakali diperingati pada 2014 oleh Badan Pangan dan Pertanian PBB tersebut, muncul bukan tanpa alasan. Tapi dilandasi realita bahwa sepertiga tanah di dunia telah rusak atau terdegradasi.
Padahal, tanah jadi elemen dasar kehidupan. Pangan, bahan bakar, serat, obat-obatan dan penunjang hidup manusia lainnya, muncul melalui tanah. Bukan muncul melalui perdebatan atau angan-anganmu sendiri lho. Hmm
Tahu nggak sih kenapa ada adagium “mencintai tanah air”? Dan kenapa kata “tanah” berada di depan “air”? Sebenarnya, itu menunjukkan pada kita bahwa tanah itu sangat penting dan harus dicintai. Sebab tanah bisa memunculkan air, tapi air nggak bisa memunculkan tanah. Hmm
Sebelum PBB menerbitkan Hari Tanah sebagai hari yang harus diperingati, banyak sekali praktik pengelolaan lahan secara tidak bertanggung jawab. Sehingga, tanah di berbagai belahan bumi mengalami degradasi parah akibat erosi, perubahan iklim hingga polusi.
Nabs, degradasi tanah merupakan akibat dari pengolahan tanah yang tidak memikirkan keberlanjutannya. Perlakuan manusia pada tanah yang semena-mena tersebut, memang memicu kerusakan tanah.
Gara-gara perlakuan manusia pada tanah yang semena-mena, pernah nggak sih kamu membayangkan jika tiba-tiba tanah ngambek dan marah pada umat manusia. Lalu dia pergi begitu saja dan nggak mau lagi menyapa kita? Nah, bukankah itu bahaya.
Bisa jadi kita bakal jatuh ke planet lain yang nggak kita kenal namanya. Iya kalau planet lain itu bisa ditinggali, kalau tidak? Hmm
Tapi tenang, Nabsky. Tanah itu baik kog. Dia nggak pendendam. Bahkan selalu menyerap apapun perlakuan kita. Seburuk-buruknya perlakuan kita pada tanah, dia bakal terus-terusan baik sama kita. Tanah sudah biasa menyerap perlakuan buruk kita. Karena itu ada istilah menyerap seperti tanah.
Nah, meski tanah itu nggak pernah marah, bukan berarti kita harus berbuat buruk terus-terusan lho ya. Sudah waktunya kita memperlakukan tanah dengan bijaksana. Tanah aja memperlakukan kita dengan baik. Masak kita nggak mau membalas kebaikannya?
Adanya Hari Tanah tentu diharap agar masyarakat sadar dan bisa saling mengingatkan akan berbagai perihal yang memicu kerusakan tanah bisa meningkat. Saling mengingatkan itu perlu. Sebab lupa adalah keniscayaan.
Nabs, coba deh keluar rumah. Lihat tanah di pekarangan rumahmu. Ambil segenggam, cium pelan-pelan lalu hirup aromanya. Aroma tanah itu, kau tahu, sangat menentramkan. Sebab konon manusia itu diciptakan dari tanah. Jadi, kita sama tanah itu punya kedekatan khusus lho.
Di Bojonegoro sendiri nih, Nabs. Kegiatan penambangan tanah darat dan pasir secara ilegal masih marak. Di sejumlah kecamatan yang memiliki bantaran sungai, masih kerap didapati penambang pasir ilegal. Tentu itu tindakan buruk. Bahkan dampaknya juga sangat membahayakan.
Nah, dengan adanya peringatan Hari Tanah Sedunia ini, semoga banyak yang sadar jika tanah itu harus dihormati dan disayangi. Tidak hanya dimanfaatkan secara semena-mena, lalu ditinggalkan begitu saja. Hiks