Komunitas teater Kataraksa mungkin nama baru di dunia teater Bojonegoro. Tapi, pertunjukan yang mereka helat cukup menyita perhatian kaum milenial.
Pelacur Terhormat, begitu bunyi judul pagelaran teater yang digelar komunitas Kataraksa di Gedung Maharani Bakorwil Kabupaten Bojonegoro pada (18/12). Pertunjukan ini ditonton lebih dari 100 penonton yang mayoritas kaum milenial.
Dimulai pada 19.40 WIB, pertunjukan ini hanya berlangsung sejam. Dengan total 7 pemeran menggunakan latar sebuah kamar apartemen di daerah ibukota, tempat si pelacur biasa melayani para pelanggannya.
“Pemeran teater murni mungkin hanya 4 orang, lainnya saya mengajak beberapa teman yang sekiranya memiliki karakter yang cocok dengan cerita ini dan yang paling penting mau belajar teater”, Tutur Dewi Qurrota A’yun selaku Sutradara.
Ayun menjelaskan, cerita dari pertunjukkan ini terinspirasi dari kisah nyata Jean Paul Sartre yang terjadi sekitar tahun 1930an di Amerika Serikat, tentang konflik ras hitam dan putih yang mana ada seorang yang ingin membela kebenaran namun ditekan oleh orang yang berkuasa dan ber-uang.
Irma, pemeran utama, bercerita bahwa pertunjukkan ini mengangkat tema yang kontroversial untuk menunjukkan kepada anak muda agar dapat melihat sudut pandang lain tentang dilema moral seorang wanita pekerja seks komersial dalam membela kebenaran.
Pertunjukan ini digawangi oleh Komunitas Kataraksa. Komunitas ini merupakan komunitas teater baru yang didalangi anak muda Bojonegoro yang berasal dari berbagai latar belakang dan pendidikan. Mulai dari anak sekolahan hingga anak kuliahan yang berasal dari jurusan bahkan kampus yang berbeda.
“Kita mengajak teman teman yang memiliki gairah untuk berteater dan kita berencana untuk menggelar acara ini setahun sekali”, tutup Ayun.