Menikmati senja merupakan aktivitas yang cukup menyenangkan. Ini aktivitas populer anak indie dan para penikmat kesenduan. Selain murah, senja terjadi begitu saja. Tanpa harus dicari, tanpa harus dipesan, cukup ditunggu. Bukankah menunggu aktivitas rutin para penikmat rindu?
Matahari setiap hari selalu terbit dan tenggelam. Diperkirakan, itu akan terus terjadi hingga kiamat nanti. Karena itu, senja akan muncul setiap hari sebelum matahari terbenam. Tumpah ruah di cakrawala, menyiram langit dengan cahaya jingga.
Bagi Nabsky yang tinggal di Bojonegoro, terdapat sebuah tempat keren untuk menikmati senja. Tahu gak sih, tempat itu ada di mana?
Ada sebuah jalan di Bojonegoro yang begitu menarik. Tempat ini sangat cocok bagi nabsky yang ingin jalan-jalan sore. Lokasinya di Jalan Ngampel. Jalan ini membentang di Desa Sambiroto dan Desa Semanding. Mulai dari perempatan Mlaten lurus ke timur hingga pertigaan Jalan Raya Bakalan.
Menariknya, jalan ini memiliki pemandangan yang begitu teduh dan menyejukkan. Setelah melewati perkampungan warga, kesejukan akan semakin terasa. Pada bagian kanan-kiri jalan ditumbuhi pohon besar yang meneduhkan. Jalan ini akan tampak seperti lorong menuju istana negeri dongeng. Pasalnya, dahan dan dedaunan pohon menutupi bagian atas sehingga tampak seperti lorong.
Jauh menuju ke timur, pemandangan area persawahan akan tampak begitu indah. Terkesan bahwa Bojonegoro benar-benar lumbung pangan. Selain itu, area persawahan saat sore tampak disiram sinar matahari dari kejauhan. Tentu saja ini menjadikan masyarakat Bojonegoro semakin produktif. Khususnya dalam menciptakan puisi-puisi sendu.
Banyak hal yang bisa ditemui di sepanjang Jalan Ngampel ini. Banyak warga sekitar yang berlalu lalang di jalan. Ada pula aktivitas pertanian yang dapat dilihat seperti petani yang sedang menggarap lahan sawah.
Ketika sore, jangan heran kalau melihat anak-anak kecil bersepeda sepulang belajar ngaji. Itu merupakan kebahagiaan tersendiri. Melihat mereka dapat membuat sedikit lega terkait masa depan bangsa. Bukankah di tangan mereka nanti peradaban kita akan diteruskan?
Namun, ada hal yang tidak sepertinya akan membuat perasaan tidak nyaman. Jalan Ngampel memiliki lebar yang cukup untuk mobil bersimpangan dari dua arah. Namun, jalan ini adalah jalan desa. Jalan ini terbuat dari aspal hanya diujungnya barat dan timur. Itu pun sudah pecah-pecah dan ditambal batu kapur.
Sepanjang Jalan ini terbuat dari paving. Namun, kondisinya saat ini begitu menggambarkan melankolia. Bisa dikatakan cukup memprihatinkan. Pada bagian jalan banyak paving yang mulai renggang dan bergelombang.
Bahkan, jalan ini juga berlubang dan pavingnya terlepas di beberapa titik. Beberapa bagian pun sudah mulai muncul rerumputan yang cukup tinggi di sela-sela paving. Sangat tidak sempurna tentu saja.
Tapi, bukankah melankolia datang akibat hadirnya ketidaksempurnaan? Dan melankolia adalah nutrisi bergizi bagi anak-anak indie-senja-dan-kopi?
Melihat kondisi jalan seperti itu, ini akan membahayakan pengguna jalan. Tapi juga membangkitkan gairah membikin puisi. Terlebih lagi, jalan ini cukup sering dilewati masyarakat Bojonegoro. Misalnya, para siswa SMKN 5 Bojonegoro, petani, warga sekitar dan para pengguna jalan lain yang melewatinya.
Jalan ini memiliki pemandangan yang begitu indah. Baik pagi hari maupun sore hari. Dapat dipastikan, suasana jalan ini sangat teduh dan sejuk. Melihat adanya pohon-pohon besar, area persawahan, sungai dan irigasi yang berada di samping jalan. Akan sangat disayangkan jika kondisi jalan begitu rusak.
Selain dapat mengganggu aktivitas warga, ini juga dapat mengganggu para pecinta senja dalam menikmati pemandangan di Jalan Ngampel. Tapi tidak apa-apa. Lubang di jalan mengingatkan lubang di dalam hati. Dan otomatis mengingatkanmu untuk menulis puisi.