Menjadi pers mahasiswa atau persma menjadi pilihan yang menggugah keberanian. Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Arusgiri Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (Unugiri) turut andil dalam menyuarakan keadilan dan kebenaran, utamanya di lingkup kebijakan kampus.
Sebagai persma, mereka dihadapkan pada idealitas yang teguh memegang prinsip-prinsip jurnalistik. Di sisi lain, mereka menemukan realitas yang begitu beragam termasuk menyeimbangkan antara kritik dan saran dengan branding universitas yang menaungi.
Mereka ditempa untuk siap menghadapi realitas apapun itu, termasuk mendapat panggilan pihak terkait, disalahpahami, dan sulit menggali data narasumber. Buku ini lahir atas perjalanan menjadi persma, sebuah catatan idealitas dan realitas. Mungkinkah mereka memang menerima untuk ditempa atau justru beralih pada zona yang lebih nyaman?






