Siapa bilang memiliki musuh bebuyutan selalu identik hal negatif. Ada hal positif yang bisa didapatkan dari musuh bebuyutan. Musuh bebuyutan bisa diubah jadi bahan bakar semangat untuk jadi lebih baik.
Professor Brian Uzzi, pakar kepemimpinan dan jejaring sosial di Kellogg School of Management di Northwestern University di Illinois mengatakan, ada pengaruh positif yang bisa didapat dari musuh bebuyutan.
“Jenis musuh yang baik dapat benar-benar mendorong motivasi, membantu Anda mencapai lebih jauh, membiarkan Anda melihat kemungkinan untuk melakukan hal-hal yang tidak dapat Anda lakukan sebelumnya – hal-hal yang mungkin mustahil. Dan semua itu, bagi saya, berarti peluang dalam hidup,” ujar Uzzi.
Selain itu, kata Uzzi, musuh bebuyutan tak terhindarkan begitu kita mencapai tingkat tertentu dalam karier. Ketika kita maju, reputasi meningkat dan kemungkinan memiliki musuh juga tumbuh.
Baik karena kesuksesan kita adalah ancaman bagi mereka atau karena, ketika tumbuh dalam otoritas, orang jadi lebih kritis terhadap perilaku kita.
Dalam olahraga, memanfaatkan kekuatan kompetisi untuk meningkatkan kinerja sudah dikenal luas. Sebuah studi tahun 2014 tentang pelari jarak jauh menemukan, mereka yang mengingat saingan, melaporkan motivasi yang jauh lebih tinggi daripada mereka yang tidak.
Bersaing melawan saingan menyebabkan waktu yang jauh lebih cepat: peningkatan hampir lima detik per kilometer. Pelari bisa menyelesaikan balapan lima kilometer, kira-kira 25 detik lebih cepat jika mereka bersaing dengan salah satu saingan mereka.
Derby El Classico yang melibatkan Real Madrid dan Barcelona juga bisa dijadikan sebagai contoh. Laga antara Real Madrid melawan Barcelona selalu dibranding dengan megah. Laga super megah yang mempertemukan dua musuh bebuyutan.
Derby El Classico semakin megah ketika ada sosok Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo di dalamnya. Dalam spektrum yang berbeda, Ronaldo dan Messi ini juga dibingkai jadi musuh bebuyutan. Alhasil, kemegahan El Classico semakin berlipat ganda.
Jika ditarik lebih jauh, rivalitas Messi dan Ronaldo juga layak dicermati. Media massa memang jadi pihak yang membuat Messi dan Ronaldo jadi seperti musuh bebuyutan.
Karena sorotan media yang berlebih itu, Messi maupun Ronaldo seperti berlomba untuk jadi yang terbaik. Hal yang positif bagi keduanya atau klub yang diperkuat 2 pemain tersebut.
Faktor musuh bebuyutan ini juga bisa dilihat di kancah persepakbolaan lokal. Ambil contoh pertandingan antara Arema Malang melawan Persebaya Surabaya. Dua klub Jawa Timur ini punya basis massa yang sangat besar. Konsep ‘musuh bebuyutan’ yang disematkan di laga yang melibatkan Arema dan Persebaya membuat tiket masuk stadion selalu ludes terjual.
Ludesnya tiket ini tentu sangat menguntungkan bagi kedua tim. Baik Persebaya maupun Arema saat tampil di kandang sendiri. Ratusan juta hingga Milyaran Rupiah bisa didapatkan dari partai yang biasa disebut dengan Derby Jatim ini.
Jika diatur dengan baik, konsep musuh bebuyutan bisa memberi dampak positif kepada kita. Oleh sebab itu, jangan takut dengan musuh bebuyutan. Jadikan mereka sebagai pemacu untuk bisa jadi pribadi yang lebih baik lagi.