Ratusan pasang mata tampak memadati gang Tambangan 1 Kelurahan Jethak Bojonegoro pada (30/3/2019) kemarin. Sejak sore hari, pengunjung sudah terlihat semliwer di kawasan tersebut.
Kehadiran para pengunjung di area berbatasan sungai Bengawan Solo tersebut, tentu bukan tanpa alasan. Mereka ingin menyaksikan sebuah pertunjukan berbasis peristiwa kebudayaan.
Pertunjukan yang dimaksud, bukan pertunjukan hiburan biasa. Malam itu, kelompok lesung Merana Jaya helat gelaran peristiwa kebudayaan bertajuk Asung Donga Lesung.
Pengunjung yang hadir pun, tak hanya dari kawasan setempat. Melainkan juga sejumlah daerah. Bahkan, pengisi acara berasal dari sejumlah komunitas di luar kota. Tak heran jika pengunjung menyemut sejak awal acara.
Penggagas acara Asung Donga Lesung, Oki Dwi Cahyo menjelaskan, acara kebudayaan ini ditujukan untuk nyelameti atau memberi selamat pada lesung (alat pengolah padi yang pada akhirnya digunakan sebagai alat musik ketuk).
“Diselameti bukan secara benda, bukan (sesuatu) yang dikeramatkan. Melainkan secara spirit,” jelas Oki pada Jurnaba.co
Selamatan yang dimaksud, kata Oki, semacam hajatan dan silaturahmi dengan orang luar. Tujuannya, menimbulkan rasa guyub rukun antar masyarakat. Selain itu, memberitahu bahwa masyarakat setempat mempertahankan musik lesung.
“Sekaligus minta doa, misal (musik lesung) ini baik, tentu dilancarkan dan bisa turun-temurun,” imbuh Oki.
Dalam gelaran Asung Donga Lesung kemarin, ada sejumlah pengisi acara yang tidak hanya dari dalam Kota Bojonegoro. Melainkan juga luar kota seperti Salatiga hingga Surakarta.
Sejumlah pengisi acara, di antaranya meliputi: Teater Ruang Hening Salatiga, Musik Swarama Surakarta, Teater Ruang Surakarta, Barongsai Singa Panca, Teater Den Bei, Teater Awu, Teater Sekar Petak, Teater Parkir dan partisipasi dari anak-anak kampung setempat.
Oki menceritakan, untuk Asung Donga Lesung sendiri, persiapan hingga sebulan. Terutama untuk membikin panggung sederhana. Yakni panggung dari bambu dan damen dan dari kayu bekas yang diganjal batako.
Selain berupaya memunculkan dan mempertahankan musik lesung, Asung Donga Lesung juga berupaya memaksimalkan persiapan yang sangat sederhana. Sebab, menurut Oki, yang paling penting dari itu semua, adalah partisipasi warga.
“Banyak masyarakat setempat yang ikut menyumbang konsumsi dan tenaga,” ucapnya.
Oki menambahkan, tak hanya masyarakat yang antusias. Bahkan, pengisi acara dan tamu yang diundang pun menunjukkan antusiasme tinggi. Buktinya, mereka tidak hanya mengisi acara. Namun juga ikut bersih-bersih hingga menseting panggung.
Dan yang paling membanggakan, semangat ibu-ibu tergabung dalam Kelompok Lesung Merana Jaya sangat besar. Mengingat, kelompok lesung yang berdiri sejak 2015 itu memang diisi ibu-ibu rumah tangga.
Lesung Merana Jaya Diapresiasi Bupati
Dua hari pasca menggelar acara Asung Donga Lesung, kelompok lesung Merana Jaya diundang sebagai pengisi acara dalam gelaran Wedangan Kebudayaan. Sebuah forum diskusi yang dihadiri para seniman dan bupati.
Lesung Merana Jaya juga mampu menghibur bupati dan para seniman. Ada sebanyak 30-an seniman yang hadir. Selain diskusi, acara tersebut juga melaunching buku dan pembacaan puisi.
Dalam acara tersebut, bupati Bojonegoro, Anna Muawanah juga tampak guyub ikut memainkan alat musik lesung bersama ibu-ibu dari kelompok lesung Merana Jaya. Bupati Anna mengapresiasi dan memuji kelompok lesung Merana Jaya.
“Namanya Merana Jaya. Semoga tidak merana, tapi menjadi kejayaan,” ucap Bupati Bojonegoro periode 2019 -2023 itu mengapresiasi.