Pengurus MWC NU Padangan adakan rapat santai di Depot Ikan Bakar Pak Sholeh Padangan (28/4/2024). Pembahasan utamanya adalah tekad melanjutkan perjuangan para pendahulu. Khususnya dalam membangun atmosfer Islam Aswaja melalui wadah NU Padangan.
Rapat santai itu dihadiri sejumlah pengurus harian MWC NU Padangan. Di antaranya; Kiai Jakfar al Mansur (Ketua Tanfidziyah), Kiai Nurul Burhan (Wakil Ketua), KH Agus Zali (Wakil Ketua), Kiai Furqon Azmi (Wakil Syuriah), Ahmad Maqin (Wakil Ketua), dan H. Akhyar Nofi (Sekretaris Tanfidziyah).
Lokasi rapat yang berada di “Gazebo Perahu”, tanpa disadari telah menjadi simbol khusus gerak progresif yang dilakukan MWC NU Padangan. Mengingat, Syekh Abdurrohman Klotok (w.1877) kerap menggambarkan perahu dan sungai sebagai Wasilatul Makkah wa Thoriqul Islam.
KH Agus Zali dalam sambutannya menjelaskan, MWC NU Padangan bertekad menyambung dan melanjutkan dakwah para Masyayikh Padangan. Menurutnya, besarnya perjuangan Para Pendahulu, meski tak bisa ditiru, setidaknya bisa ditauladani semangatnya.
“Kita berharap dan bercita-cita mengembalikan Padangan sebagai Fiddarinur.” Ucap kiai yang juga Ketua KUA Kecamatan Padangan tersebut.
Kiai Agus Zali menegaskan, kepengurusan MWC NU Padangan saat ini diisi para kiai muda progresif. Karena itu, mobilitasnya pun kian besar. Dia mencontohkan, saat ini MWC NU Padangan telah menyiapkan pembangunan Gedung MWC NU baru. Harapannya, nanti menjadi lokasi pusat pengembangan keilmuan Aswaja An-Nahdliyah di Padangan.
“Hidup memang hanya sekali. Tapi berharap kepada Allah harus berkali-kali” imbuhnya mantap.
Ia menambahkan, Para Pendahulu telah menancapkan tongkat Islam di Padangan. Bahkan menjadikannya mercusuar peradaban dalam bingkai Fiddarinur. Tentu energinya masih ada. Energi itulah yang sedang dipupuk pengurus MWC NU Padangan untuk bisa tampak kembali.
Ketua Tanfidziyah MWC NU Padangan, Kiai Jakfar Al Mansur menambahkan, pembangunan Gedung MWC NU ini merupakan mimpi bersama para Kiai Padangan. Keberadaan gedung ini diharap mampu jadi MWC Center. Tak hanya kantor, tapi juga pusat pendidikan dan pengembangan Islam Aswaja An-Nahdliyah di wilayah Padangan dan sekitarnya.
“Sebuah cita-cita untuk menjadikannya MWC Center. Pusat kegiatan milik warga Nahdliyin” tutur dia.
Senada dengan itu, Kiai Nurul Burhan mengatakan, cita-cita bersama ini jadi bukti bahwa MWC NU Padangan mampu bergerak mengarungi bermacam zaman. Kiai muda yang sedang naik daun ini mengucapkan, di era digital, bermacam inovasi berbasis pengembangan pendidikan memang harus terus dilakukan. Ini sebagai penyeimbang derasnya perubahan zaman.
“MWC Center diharap bisa banyak memberi manfaat bagi masyarakat” ucap kiai muda yang kini punya barisan fans fanatik bernama Burhan Lovers tersebut.
Sementara itu, Kiai Furqon Azmi menambahkan, upaya-upaya MWC NU Padangan untuk mengembangkan MWC tentu sebuah keputusan yang tepat dan wajib didukung semua pihak. Kiai yang pernah menempuh pendidikan di Negeri Paman Sam ini menyatakan, para pendahulu telah memberi contoh dengan menjadikan Padangan sebagai lokasi penting bagi keberadaan NU.
“Para leluhur telah mbabat dalan, waktunya kita yang hidup untuk melanjutkan” pungkasnya.