Arus informasi begitu deras di era digital saat ini. Perkembangan teknologi informasi membuat semua orang bisa menelurkan karya dan juga meninggalkan jejak digital. Terutama mereka yang berstatus sebagai generasi milenial.
Perkembangan teknologi digital tak bisa dibendung lagi. Arus informasi mengalir sangat deras. Ada yang dimudahkan, ada pula yang kebingunan dalam menghadapi perkembangannya.
Perkembangan teknologi digital membuat anak muda atau biasa disebut dengan generasi milenial memanfaatkannya untuk menghasilkan aneka konten kreatif. Entah itu tulisan, gambar ataupun video.
Konten yang dihasilkan oleh generasi milenial tak hanya untuk kepuasan pribadi, namun juga untuk meninggalkan jejak digital. Jejak digital yang kemudian dapat diolah menjadi pundi-pundi Rupiah.
Media besar Indonesia pun juga mulai mencoba mendekati generasi milenial lewat konten-konten kreatif. Perubahan paradigma media mainstream ini dimaksudkan untuk menyesuaikan zaman sekaligus merangkul generasi milenial.
Pengusaha kenamaan Indonesia, Anindya Bakri mengatakan bahwa perkembangan media digital mampu menjanjikan masa depan. Hal itu jika media diisi dengan konten-konten intelektual yang kreatif. Hal ini merupakan kabar gembira bagi generasi milenial.
“Menurut saya bukan di medium, tapi di konten. Tapi bukan asal konten. Konten intelektual,” kata Anindya di panel diskusi IMS 2019 seperti dikutip dari IDNTimes.
Menurutnya, media Indonesia saat ini membutuhkan berita yang berkualitas. Selain itu, juga disesuaikan dengan kebutuhan generasi milenials. Generasi ini memiliki cara berpikir yang cukup kritis. Respon terhadap isu-isu yang muncul begitu cepat.
Masyarakat tidak hanya membutuhkan berita yang cepat. Jurnalis tidak cuma harus mampu menulis cepat. Jurnalis yang menulis berita secara mendalam pun sangat dibutuhkan. Menurut CEO Viva News tersebut, hal ini penting bagi ekosistem media yang harus semakin baik.
“Tapi kalau indepth tetap dibutuhkan. Jadi dibutuhkan jurnalis yang indepth daripada kecepatan,” kata Anindya Bakrie di acara yang sama.
Membangun konten berita yang bersifat indepth, perlu adanya strategi. Satu di antaranya adalah kolaborasi. Peran media sebagi partner akan memberikan ruang gerak yang lebih. Konten berita akan semakin berkualitas dengan banyaknya sumber informasi dan data.
“Ke depan kolaborasi harus. Tidak ada yang berhasil sendiri,” kata Anindya.
Kolaborasi tidak semata-mata hanya untuk mendapatkan sumber bahan konten. Relasi juga akan terbangun dengan adanya kerja sama. Peran media sebagai partner tidak hanya menyebarkan informasi dan mengedukasi para pembaca. Kepercayaan terhadap partner dan pembaca termasuk hal penting.
Tingginya akses internet di lingkungan milenial membuat jejak digital begitu penting. Jejak tersebut dibentuk melalui konten-konten kreatif yang dihasilkan melalui berbagai platform maupun medium yang ada.
Jejak digital pun tak hanya dibuat untuk memuaskan pribadi saja. Lebih dari itu, jejak digital berupa konten kreatif bisa diolah sedemikian rupa untuk jadi karya yang menghasilkan uang puluhan juta.
Jadi gimana Nabs? Sudahkah kamu meninggalkan jejak digital yang bermanfaat dan menghasilkan? Hmm