Istilah Pick Me Girl mendadak muncul dan booming di medsos pada awal akhir tahun 2022 sampai sekarang. Sebuah istilah yang tentu saja disematkan untuk kaum perempuan, dan identik dengan sosok Anya Geraldine yang disebut-sebut sebagai duta Pick Me Girl.
Sebagai follower dan fans Anya Geraldine saya pun bertanya tanya tentang arti yang dari susunan kata nya saja sudah berkonotasi negatif menurut saya.
Mengutip urban dictionary, pick me girl adalah seorang perempuan yang berusaha keras untuk membuat pria terkesan dengan memastikan bahwa dia tidak seperti perempuan lain.
Dengan kata lain labelling yang disematkan pada perempuan ini, lagi lagi berfokus untuk mendapatkan perhatian dari laki-laki yang tentunya pasti ada sebuah alasan kenapa perempuan bisa dilabeli sebagai pick me girl dan siapa yang melabeli tersebut.
Melansir dari berbagai informasi khususnya di reels IG mengenai fenomena ini, banyak dicontohkan oleh video-video singkat. Seorang perempuan bisa dikatakan pick me girl jika dia selalu menekankan kata I’m not like other girls.
Contoh gampangnya gini, ada perempuan yang gemar berdandan dan memang dianugerahi bakat untuk itu tetapi perempuan lain akan mengatakan aku ga suka make up, ribet.
I’m simple ga kayak dia. Penekanan kata ngga kayak dia menunjukkan bahwa perempuan tersebut secara tidak langsung ingin menunjukkan bahwa dia berbeda dengan kebanyakan perempuan lain yang gemar berdandan.
Perbedaan yang dia yakini membuat dia merasa lebih baik dari perempuan yang bermake up. Alasannya?
Ya karena kita tahu banyak sekali statement-statement yang menunjukkan bahwa laki-laki lebih suka perempuan yang natural, no make up-up club, cantik alami, perempuan yang ga ribet dan sebagainya, atas dasar statement inilah maka, perempuan tersebut akhirnya berusaha menunjukkan dirinya yang berbeda- aku Lo unlike other girls so pick me.
Sad but true. Fenomena pick me girl ini sangat menganggu saya karena nampak sekali rivalitas antara sesama perempuan, ditambah lagi ini juga menunjukkan pemberian label dan stigma kepada perempuan seakan tidak ada habis nya diperparah dengan pemberian label ini justru diberikan oleh perempuan ke perempuan lain, sama halnya dengan label pelakor-perebut laki orang.
Kalau kalian lihat di kolom komentar mengenai isu perselingkuhan, mengenai konten2 bertema pick me girl banyak sekali hate komen yang diberikan perempuan kepada perempuan lain.
Persaingan perempuan memang selalu menjadi topik hangat dan sepertinya memang banyak yang tidak menyadari bahwa aksi mereka sudah merupakan bentuk misogini-kebencian terhadap salah satu gender.
Laki-laki terhadap perempuan dan perempuan terhadap laki-laki, ditambah perempuan terhadap perempuan. (Saya masih belum menemukan bukti signifikan terhadap kebencian laki-laki terhadap laki-laki, saya meyakini ada tetapi tidak separah dengan misogini antar perempuan, berkaitan dengan ini ada beberapa feminis di Perancis yang menolak pembahasan mengenai persaingan antar perempuan dikarenakan akan semakin memperlihatkan retaknya hubungan sesama perempuan padahal laki-laki semestinya juga mendapatkan fenomena yang sama)
Kembali ke fenomena pick me girl yang bagi saya juga merendahkan perempuan karena pemberian label dan stigma tadi yang menyudutkan perempuan, seolah-olah pick me girl adalah perempuan yang haus akan validasi dan perhatian dari laki-laki sementara yang menyematkan kata itu adalah dari kaum perempuan itu sendiri.
Sangat ironis sebenarnya tetapi perlu kita tahu juga bahwa persaingan yang terjadi sesama perempuan terjadi bukanlah tanpa sebab. Tetapi karena adanya hembusan patriarki yang kemudian diinternalisasi oleh perempuan bahwa menjadi perempuan harusnya begini, harusnya begitu bla bla hanya untuk mendapatkan validasi atau pengakuan dari laki-laki.
Tulisan-tulisan persaingan perempuan yang telah banyak diulas sama sekali tidak memberikan kepuasan kepada saya karena semua mengadopsi ideologi dari evolutionary psychology yang akhir-akhir ini digaungkan oleh psikolog John Maher bahwa persaingan perempuan itu memang sudah dari sananya, bahwa perempuan memang tipikal nya ingin mendapatkan atensi dari laki-laki, yang mana bagi saya ini sama sekali tidak menjelaskan sebab musabab nya.
Seolah olah dunia perempuan terpusat hanya pada laki-laki saja…sama halnya dengan banyak orang yang menganggap ketika perempuan tampil cantik dan menarik hanya karena ingin dipandang laki-laki dan mendapatkan perhatian mereka sehingga beberapa perempuan dianggap genit dan centil ketika mereka berusaha mengekspresikan dirinya.
Jika mengacu pada kelas feminisme hypatia yang saya ikuti, ada perbedaan signifikan antara kebiasaan laki-laki dan perempuan pada dahulu kala yang menyebabkan laki-laki lebih mudah berkumpul dengan laki-laki sehingga tidak terlihat rivalitas yang terjadi diantara mereka; laki-laki diajarkan berperang sehingga mereka akan belajar bekerja sama dalam kelompok, sementara pada saat itu perempuan diajarkan oleh ibu-ibu mereka untuk bersikap menjadi perempuan yang baik agar bisa menikah dengan laki-laki impian.
Dari contoh kecil ini saja kita bisa mengambil kesimpulan bahwa fenomena pick me girl- sebagai salah satu bentuk labelling dan pemberian stigma negatif kepada perempuan merupakan warisan kejam dari patriarki yang mengakar di masyarakat.
Jadi yuk, perempuan-perempuan mari kita saling support dengan tidak memberikan label negatif kepada sesama perempuan karena semua perempuan itu berharga dengan caranya masing-masing dan dengan pilihannya masing-masing.