Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba

Prof Dr. Aboe Amar, Pendiri ISNU dari Padangan Bojonegoro

Ahmad Wahyu Rizkiawan by Ahmad Wahyu Rizkiawan
26/03/2024
in Figur
Prof Dr. Aboe Amar, Pendiri ISNU dari Padangan Bojonegoro

Tradisionalis Kontemporer: Dr. Aboe Amar bersama Gus Dur

Berdirinya Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) tak lepas dari peran Kiai Akademisi dari Padangan Bojonegoro.

ISNU memegang peranan penting dalam konsolidasi kebijakan Nahdlatul Ulama pada kelompok para sarjana. Berdirinya badan otonom berbasis kaum intelektual itu, tak lepas dari jasa dan kiprah penting seorang intelektual Universitas Airlangga bernama Prof Dr. Aboe Amar.

Tepat pada hari Jumat tanggal 19 November 1999 M/ 11 Rajab 1420 H ISNU dideklarasikan di Surabaya. Akan tetapi, ISNU baru berhasil dibentuk dan dilembagakan tahun 2012, setelah disahkan di Muktamar ke-32 NU di Makassar pada 2010 silam.

Riwayat panjang berwujudnya organisasi ISNU menjadi badan otonom NU, tidak lepas dari Kabupaten Bojonegoro. Khususnya Padangan Bojonegoro. Sebab, deklarator dan pendiri organisasi mewadahi para Sarjana NU ini, salah satunya putra daerah Padangan Bojonegoro.

Deklarator ISNU merupakan para akademisi dari berbagai wilayah di Indonesia. Di antaranya adalah Prof Dr. H. Aboe Amar Joesoef yang merupakan Ketua Umum PP ISNU periode pertama. Sebelumnya, beliau adalah ketua Forum Silaturahmi Sarjana NU (FOSSNU).

Di antara program-program inti ISNU adalah pertama: capacity building di bidang sumber daya manusia. Programnya berbentuk pelatihan kewirausahaan, leadership dan manajerial. Kedua: konsolidasi program di bidang intelektualitas dengan menjembatani warga NU yang ingin mendapatkan beasiswa S2 dan S3.

Ketiga: mengadvokasi undang-undang yang ada seperti UU Minerba, Wakaf, dan lainnya. Sementara keempat: ISNU menghadirkan program-program pemberdayaan ekonomi seperti rintisan di bidang micro finance, memperkuat jaringan, mencarikan modal, dan lainnya.

Biografi Prof. Dr. Aboe Amar

Prof Dr. Aboe Amar Joesoef (w. 2013) merupakan Nahdliyin Intelektual dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Ia dikenal sebagai dokter spesialis saraf Unair yang pernah berkarir di Surabaya. Itu alasan namanya disemat Prof. Dr. dr. KH. Aboe Amar Joesoef, Sp.S.

Dr. Aboe Amar juga masyhur intelektual penulis buku. Di antara karyanya yang cukup terkenal adalah buku berjudul Neuro-Otologi Klinis. Sebuah buku yang membahas fenomena Vertigo sebagai bagian dari kajian ilmiah Neuro-Science. Aboe Amar satu di antara pelanjut estafet tradisi literatur para Pesuluk Padangan.

Dr. Aboe Amar lahir di Kuncen Padangan. Sejak kecil, ia tumbuh dalam didikan kiai kharismatik bernama Mbah Siroj Mbalun. Untuk diketahui, Mbah Siroj Mbalun yang dimakamkan di Padangan itu, adalah sahabat satu gothakan Mbah Hamid Pasuruan saat berada di Tremas. Mbah Siroj figur yang sering diceritakan Mbah Hamid Pasuruan saat beliau masih sugeng.

Semasa remaja, Dr. Aboe Amar juga prernah belajar pada KH Masduri alias Mbah Manduri Kuncen (Ponpes Al Fattach Padangan). Semangat belajar Dr. Aboe sudah tercetak sejak kecil. Beliau tumbuh di tengah lingkungan para pembelajar. Tradisi inilah yang kelak, ia bawa saat berada di Surabaya.

Masa kecil Dr. Aboe Amar masih menangi dominasi hikayat para Pesuluk Cahaya, tokoh-tokoh “Fiddarinur” yang melahirkan sejumlah pemikiran kontekstual-tertulis di Padangan. Ini yang secara tak langsung, telah menggurat motivasi psikologis dalam dadanya, untuk berani berkarya di dunia kontemporer yang lebih luas.

Maka sebuah kewajaran ketika kelak, ia berangkat ke Surabaya, meniti karir sambil menggenggam energi cahaya dari Tradisi Padangan. Bahkan ketika ia disemat sebagai dokter spesialis saraf, satu hal yang pertamakali ia lakukan adalah membangun pondasi Forum Silaturahmi Sarjana Nahdlatul Ulama (FOSSNU).

Gerakan intelektual bernama FOSSNU inilah, yang kelak, pada November 1999, dideklarasikan secara formal-nasional sebagai badan otonom (banom) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU), pada 2012, setelah sebelumnya digodok melalui Muktamar Makassar (2010).

Tradisionalis Kontemporer

Melalui ISNU, Dr. Aboe Amar membawa ruh islam tradisionalis Padangan ke dalam semesta kontemporer. Membawa esensi Aswaja ke dalam kosmos science modern. Ia membawa semangat (N)ahdlatul (O)elama ke dalam khazanah saintifik ilmiah bernama (N)euro (O)ntologi Klinis yang lebih kontemporer.

Dr. Aboe Amar dikenal sebagai dokternya Kiai NU. Masyhur, untuk masalah kesehatan, Kiai-kiai sepuh NU hanya mau ditangani Dr. Aboe Amar. Di antara kiai-kiai sepuh yang dulu ditangani Dr. Aboe Amar adalah KH Sahal Mahfudz Kajen, KH Ahmad Shidiq Jember, dan KH Imron Hamzah Genggong. Kedekatan dengan para kiai inilah, yang kelak, mengantar Dr. Aboe Amar berada di lingkungan pusat NU. Kisah ini diceritakan Mochamad Syaik, keponakan Dr. Aboe Amar yang dulu sering mengantar dan menemani agenda-agenda beliau.

 

Dr. Aboe Amar dan Gus Dur, dua karib Intelektual Bersarung.

Pemikiran ideologis Padangan juga menjadi “frekuensi” yang kelak mempertemukan Dr. Aboe Amar pada KH Abdurrohman Wahid (Gus Dur). Jamak diketahui, Gus Dur punya “kedekatan khusus” dengan Padangan. Bukan sebuah kebetulan jika kelak, dua tokoh “Tradisionalis Kontemporer” ini membangun NU dengan paradigma dan metode yang Out of The Box.

Dr. Aboe Amar dan Gus Dur masyhur Kiai Akademisi. Figur “Intelektual Bersarung” yang berani berkarya dan memiliki peran dalam pembangunan manusia di ranah Nahdlatul Ulama. Keduanya menyelami dunia pasca-modern dengan tetap berpegang pada wasilah Tongkat Aswaja.

Gus Dur dan Dr. Aboe Amar juga masyhur memiliki kedekatan emosi dengan Padangan. Keduanya punya jadwal khusus berada di Padangan. Kedekatan-kedekatan ideologis inilah, yang kelak menjadikan keduanya dikenal sebagai dua figur modern yang tak pernah meninggalkan sisi tradisi: Tradisionalis Kontemporer.

Melalui karir di Surabaya, Dr. Aboe Amar membawa “Suwuk Padangan” menuju relung “Tradisionalis Kontemporer” yang sebelumnya dilakukan Mbah Manduri Kuncen, Mbah Bisri Mbaru, Mbah Zuber Umar Jailani, Mbah Ahmad Basir Petak, Mbah Hasyim Jalakan, Mbah Ahmad Rowobayan, dan tentu saja Mbah Abdurrohman Klotok.

Prof. Dr. dr. KH. Aboe Umar Joesoef, Sp.S wafat pada 2013. Ia dimakamkan di makbaroh keluarga Djariman Padangan. Lokasi makamnya tak jauh dari makam para pendahulunya, yakni KH Abdul Hadi Padangan, KH Usman Cepu, dan KH Hasyim Jalakan (sohib Tashrifan Padangan).

Tags: Dr. Aboe AmarGus DurMakin Tahu IndonesiaPemikir PadanganPendiri ISNU
Previous Post

Futuhat Jipang

Next Post

Nagari Jipang, Bumi Para Brahmana

BERITA MENARIK LAINNYA

Kiai Abdul Jalil Mbatu: Plang Roboh dan Ilmu yang Tak Butuh Dibranding
Figur

Kiai Abdul Jalil Mbatu: Plang Roboh dan Ilmu yang Tak Butuh Dibranding

09/07/2025
Toto Rahardjo: Sanepo Organisme Pendidikan
Figur

Toto Rahardjo: Sanepo Organisme Pendidikan

05/07/2025
Noer Fauzi Rachman: Bangun Sarang, Rawat Kampung Halaman
Figur

Noer Fauzi Rachman: Bangun Sarang, Rawat Kampung Halaman

03/07/2025

Comments 1

  1. biolean reviews says:
    1 year ago

    Excellent blog here Also your website loads up very fast What web host are you using Can I get your affiliate link to your host I wish my web site loaded up as quickly as yours lol.

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Anyar Nabs

Desa Padang, Laboratorium Kebengawanan Nusantara

Desa Padang, Laboratorium Kebengawanan Nusantara

16/07/2025
Dihelat Sepuluh Hari, Harkopnas Bojonegoro Dimeriahkan Bermacam Acara

Dihelat Sepuluh Hari, Harkopnas Bojonegoro Dimeriahkan Bermacam Acara

15/07/2025
Catatan Harian sebagai Ruang Ekspresi, Refleksi, dan Meditasi

Catatan Harian sebagai Ruang Ekspresi, Refleksi, dan Meditasi

14/07/2025
Membaca, itu Perlu Uswah Bersama-sama

Membaca, itu Perlu Uswah Bersama-sama

14/07/2025
  • Home
  • Tentang
  • Aturan Privasi
  • Kirim Konten
  • Kontak
No Result
View All Result
  • PERISTIWA
  • JURNAKULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • MANUSKRIP
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • JURNAKOLOGI
  • JURNABA PENERBIT

© Jurnaba.co All Rights Reserved

error: