Di Desa Kertawangi, Cisarua, Bandung Barat, terdapat salah satu kampung yang mampu kelola sampah secara profesional.
Sampah masih jadi problem klasik yang sampai saat ini belum ditemukan penanggulangannya. Padahal, di lain sisi, begitu banyak sampah yang dihasilkan setiap harinya.
Di berbagai wilayah Indonesia terdapat beberapa tempat pembuangan akhir diantaranya yang terbesar yakni Bantargebang yang merupakan tempat pembuangan akhir terbesar di Indonesia.
Di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat terdapat salah satu kampung atau organisasi dibawah naungan pemerintahan desa yang menanggulangi problema mengenai sampah setiap harinya.
Mulai dari pengangkutan sampah di rumah warga sampai dengan pembakaran Sampah didalam tong pembakaran semacam cincin beton yang tingginya mencapai 2,5 meter hingga mendaur ulang limbah hasil bakaran sampah.
Ketua Kelompok Pengelola Sampah (KPSM), Agus, menuturkan bahwasannya Pengambilan Sampah dari rumah warga dilakukan setia hari Senin dan Jum’at menggunakan Kendaraan pengangkut sampah miik KPSM Yang difasilitasi Oleh desa.
Namun untuk kegiatan pembakaran Sampah dilakukan Setiap Hari dari pukul 8 pagi sampai dengan pukul 12 malam Selalu beroperasi dan Sebelum dilakukan pembakaran.
Sampah dipilah terlebih dahulu sesuai dengan golongan masing-masing sampah yakni diantaranya memisahkan antara sampah organik dan non organic serta beberapa sampah plastik dengan sampah lainnya.
Agus juga menuturkan bahwasannya hasil dari bakaran sampa yang dilakukan di KPSM Kertawangi ini juga diolah serta di daur ulang menjadi barang yang memiliki nilai guna lebih diantaranya yakni seperti Paving Block yang terdapat dua jenis.
Paving yang pertama terbuat dari sisa bakaran Sampah Plastik kemudian dibentuk menjadi Sebuah Paving Block dan dari Sisa Bakaran Sampah yang berbentuk Abu dan dicampur dengan Pasir dan Juga Semen.
Untuk Kurun Waktu pengambilan Abu yang akan digunakan untuk membuat paving block dari dalam tungku biasanya dilakukan Selama 2 hari tiap Minggunya.
Selain paving block terdapat pula Kerajinan-kerajinan yanjg terbuat dari Sampah Serabut Kelapa yang kemudian diolah sedemikian rupa menjadi tali sabut, Serat Sabut atau yang kerap kali dikenal dengan cocofibre dan beragam produk daur ulang lainnya yang memiliki nilai jual maupun nilai pakai yang tinggi.
Ketua KPSM juga menuturkan beberapa janji yang sempat diberikan oleh pemerintah setempat namum belum kunjung dilaksanakan salah satunya yakni Pengadaan Cerobong yang Dijanjikan akan dilaksanakan pada tahun 2022 namun sampai saat ini belum juga terealisasikan.