Bagi Tonali, AC milan adalah klub idolanya sejak kecil. Pemain 20 tahun itu digadang-gadang jadi The Next Andrea Pirlo.
Biarkan hari berselang malam
Seribu kelam berganti terang
Waktu kan menjawab
Hanya dirimu satu cintaku ~
Pasti kamu sekalian mengenal dan menghafal lirik lagu yang aku kutip di atas. Tahu, kan, Nabs? Oh, tidak tahu? Baiklah, itu lagu yang dinyanyikan grup vokal bernama Warna yang kelima personelnya Sarwana, Dea Mirella, Nina Tamam, Steven, dan Ria. Masih belum ngeh? Silakan mengunjungi kanal YouTube.
Aku memaknai lirik lagu itu sebagai sebuah prasyarat cinta, yakni endurance. Keberlangsungan hubungan percintaan meminta adanya daya tahan. Daya tahan itu adalah sabar dan ikhlas.
Cinta hanya datang kepada orang yang tepat dan di waktu yang tepat pula. Kesabaran menjadi daya tahannya. Ikhlas, dalam penerimaan dan penolakan, pemakluman dan penghargaan, adalah benteng kokoh atas dinamika sejarah percintaan antarmanusia.
Tergambar dalam lirik lagu di atas, meski menawarkan keceriaan, kegembiraan dan terang, toh, gelap, kemurungan, dan kesedihan tidak bisa ditolak begitu saja. Biarkan dan terima itu sebagai sebuah proses pergiliran ‘biasa saja’ dalam hidup. Tentu, keyakinan dan optimisme harus senantiasa dipupuk: seribu gelap akan berganti terang.
Dimensi waktu melekat selalu dalam kehidupan manusia. Manusia adalah anak sang waktu, lahir dari rahim waktu, dan akan menang-kalah bersama waktu.
Menang-kalah; gagal-berhasil; diterima-ditolak; adalah misteri dari waktu yang terus bergerak untuk memberi jawaban. Dan di ujung waktu, cinta akan berlabuh di pelabuhannya masing-masing.
** **
Meski belum ada berita resmi dari manajemen AC Milan, sejak semalam tadi, aku yakin, banyak fans AC Milan yang sangat senang dengan kabar yang dibawa oleh Fabrizio Romano.
Jurnalis Sky Sports yang terkenal dengan reputasi dan akurasi berita transfer pemain itu, melalui akun twitternya, mengonfirmasi kepindahan Sandro Tonali dari Brescia ke AC Man dengan kalimat saktinya: done deal!
Sandro Tonali merupakan talenta muda Italia berusia 20 tahun yang penampilannya memikat hati banyak klub untuk memakai jasanya. Meski gaya permainannya berbeda, Tonali kerap dibandingkan dan dijuluki The Next Pirlo. Barangkali karena posisi yang diaminkan sama: regista.
Bagi Tonali, AC milan adalah klub idolanya sejak kecil. Gennaro Gattuso, pemain bernomor punggung 8 di AC Milan, adalah idolanya.
Kecintaan pada klub masa kecilnya ini, ikut andil dalam membantu proses transfernya dari Brescia ke Milan. Begitu datang pinangan dari klub idolanya, jawaban iya langsung diutarakan. Meski ada tawaran dari klub lain. Persis sebagaimana orang jatuh cinta.
Sejak terakhir kali meraih scudetto pada musim 2010/2011, AC milan terus mengalami penurunan dan memasuki era kegelapan. Tahun demi tahun, kegelapan yang dialami Milan tidak pernah enyah.
Tanda-tanda terang menjelang pun seakan enggan menghampiri. AC Milan berubah menjadi tim medioker dan langganan perundungan fans klub lain di media sosial.
Gonta-ganti kepemilikan, setelah Berlusconi kehilangan gairahnya, manajemen yang tidak terkelola baik, ditambah kualitas pemain dan strategi transfer pemain ala kadarnya (menyesuaikan bujet anggaran) menjadi wajah AC Milan selama 8 tahun terkahir.
Pemilik AC Milan sekarang begitu hati-hati dalam proyek jangka panjang klub, didukung oleh legenda hidup Paolo Maldini sebagai penanggung jawab transfer pemain, dan penampilan AC Milan di tahun 2020, membawa optimisme fans bahwa masa kegelapan klub akan perlahan-lahan sirna.
Aku kira, selama beberapa tahun terakhir ini, fans AC Milan tidak segembira dengan kabar-kabar transfer pemain sebagaimana yang terjadi dua musim terakhir ini. Paolo Maldini, sebagai pemain yang dihormati dan diidolakan, membawa peran penting dalam merekrut pemain. Termasuk Sandro Tonali.
Sebagai fans AC Milan, apa yang tampak di dua musim terkahir, semoga menjadi tanda pergantian sebuah era: kegelapan berganti kejayaan (kembali).
Seribu gelap bertahun-tahun ini, semoga berkahir dengan hadirnya cahaya masa depan prestasi klub yang terang. Cinta adalah kuncinya. Cinta dari setiap pihak, manajemen, pemain, dan fans, adalah kuncinya.