Tempat pemakaman atau kuburan identik dengan sesuatu yang menyeramkan. Namun, di Bojonegoro, tempat pemakaman bisa jadi sarana hiburan dan rekreasi masyarakat. Contohnya bisa dilihat dari kegiatan sedekah bumi di tempat pemakaman umum Kelurahan Banjarejo Bojonegoro.
Suasana tempat pemakaman umum Kelurahan Banjarejo pada Jumat (26/7/2019) pagi terasa berbeda. Ratusan warga nampak memenuhi kawasan yang biasanya sepi tersebut. Warga sengaja datang untuk menghadiri acara sedekah bumi yang dihelat oleh Kelurahan Banjarejo, Bojonegoro.
Kegiatan sedekah bumi di kelurahan Banjarejo memang berlangsung meriah. Ada pementasan Wayang Kulit yang dihelat sejak pagi. Selain itu, ada banyak warga yang membawa berkat atau makanan untuk ditukarkan atau dimakan bersama-sama. Ada yang menyebut kegiatan tersebut dengan istilah nyadran atau manganan.
Tempat yang biasanya dipilih untuk menggelar kegiatan ini adalah makam leluhur atau yang biasa disebut dengan punden. Punden biasanya berada di kawasan tempat pemakaman umum yang punya bentuk khusus.
Menurut Lurah Banjarejo, Daniar Surya, kegiatan sedekah bumi di Banjarejo rutin diadakan tiap tahunnya. Selain melestarikan budaya leluhur, kegiatan ini juga dimaksudkan sebagai wujud tanda syukur terhadap Sang Pencipta atas limpahan rezeki, terutama dari hasil bumi.
“Rangkaian kegiatan sedekah bumi Kelurahan Banjarejo dilakukan selama kurang lebih seminggu. Hari ini (Jumat) ada pementasan wayang kulit dan disusul dengan pergelaran wayang golek,” ujar Daniar Surya saat ditemui tim Jurnaba.co
Selain menggelar pementasan wayang kulit, wayang golek dan prosesi nyadran, kegiatan sedekah bumi di Kelurahan Banjarejo juga diwarnai dengan pembagian door prize. Pembagian door prize dimaksudkan untuk membuat masyarakat lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan sedekah bumi di Banjarejo.
Salah satu warga yang hadir di acara sedekah bumi Kelurahan Banjarejo Bojonegoro adalah Trisnawati. Perempuan yang datang bersama anaknya tersebut memang sengaja hadir untuk memeriahkan tradisi tersebut.
Trisnawati membawa bak berisi makanan atau berkat yang kemudian dimakan atau ditukar dengan warga lain. Ia sengaja datang untuk turut berpartisipasi di kegiatan yang diadakan setahun sekali ini.
“Ingin memeriahkan acara sekaligus berterima kasih kepada Allah atas limpahan rezeki. Juga menghormati leluhur,” ujar Trisnawati.
Kegiatan sedekah bumi atau nyadran memang sering ditemui di berbagai desa yang ada di Bojonegoro. Waktu pelaksanaannya berbeda satu sama lain. Menyesuaikan dengan musim panen atau hari-hari tertentu.
Hiburannya pun juga sangat variatif. Ada yang menggelar pertunjukkan wayang kulit seperti yang diadakan oleh Kelurahan Banjarejo. Ada pula yang menggelar seni tayub atau sindir.
Sedekah bumi yang dibalut dengan seni tradisional membuat tempat pemakaman terlihat seperti kawasan wisata. Anak kecil hingga orang dewasa, larut dalam rasa suka cita di tengah tempat pemakaman.
Jadi jangan heran jika dalam satu hari, tempat pemakaman umum di Bojonegoro bisa berubah jadi area hiburan lewat acara sedekah bumi. Kegiatan unik yang jadi tradisi turun temurun ini, tentunya patut dilestarikan ya, Nabs.