Dalam empat keterampilan berbahasa (mendengar, berbicara, membaca dan menulis), kenapa keterampilan menulis dianggap yang paling susah?
Mengapa harus menulis kalau membaca saja lebih mudah? Apakah kalau kita menulis tulisan kita akan dibaca orang lain? Terus kalau kita mulai menulis tapi kita tidak perfeksionis gimana?
Ya pertanyaan-pertanyaan diatas atau masih banyak lagi adalah contoh kegelisahan bagi seorang yang ingin memulai pentasnya dalam hal menulis. Pasalnya bagaimana bisa seseorang diliputi banyak sekali kekhawatiran sedangkan mereka sendiri belum mencoba hal tersebut, seperti halnya menulis.
Menulis tidak selamanya mudah, kadang ada waktu kita kehabisan materi, kadang tidak kebagian waktu karena padatnya kegiatan, atau kadang justru disebabkan karena memang kita sengaja menunda agar tidak jadi menulis. Entahlah apapun modus atau motif agar berhenti menulis sangat banyak.
Tentu saja dalam keterampilan berbahasa yang ada empat yaitu keterampilan mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Maka keterampilan menulislah yang dianggap paling susah dari ketiga lainnya. Mengapa demikian?
Karena saat orang menorehkan tintanya, menuangkan gagasannya semua benar-benar diwujudkan dalam tulisannya.
Menulis berarti seseorang mengajak orang lain menyelam bersama masuk kedalam kesadaran penulis. Menyelam lebih dalam agar menikmati dan memahami maksud apa yang ada dalam tulisan penulis.
Tentu saja tidak mudah, mengajak orang lain memahami apa yang kita pikirkan tidak mudah, justru lebih mudah menyalahpahami apa yang kita pikirkan.
Lantas bagaimana caranya agar bisa memulai menulis yang baik?
Penulis Yang Baik Adalah Pembaca Yang Baik
Sesuai dengan urutan keterampilan berbahasa, menulis diletakan setelah membaca, dan didahului oleh berbicara dan mendengar. Maksudnya apa kak? Orang yang ingin menulis, seharusnya dia sudah menelan banyak pengetahuan, wawasan, bahkan pengalaman, sehingga saat menggoreskan tintanya dia sudah ada gambaran atau sketsa awal mau menulis apa.
Bagaimana bisa orang yang sebelumnya tidak mengetahui apa-apa kemudian disuruh menulis? Tentu saja tidak ada isinya. Semakin banyak seseorang mendengar, terutama membaca, maka semakin dia memahami isi bacaan orang lain, dan semakin banyak bacaan yang dipahami, maka seseorang bisa mengambil kesimpulan dari bacaan-bacaan tersebut dan ditulis.
Kemudahan mengakses sumber pengetahuan tidak seperti zaman dahulu, yang masih mengandalkan teks fisik, berupa buku, majalah, koran, atau media cetak lainnya. Saat ini sudah maju bro, literasi digital sudah merebak ke seluruh area jagat raya, cukup bermodalkan internet, cari kata kunci, kita sudah menemukan referensi, dan dari sinilah kita pilih dan pilah untuk tulisan kita.
Jika kita sudah membaca dan mengantongi segudang pengetahuan, lantas langkah apa yang kita lakukan untuk memulai menulis, dari tema apa dulu atau dari pembahasan apa dulu?
Apakah Untuk Memulai Menulis Harus Sesuai Minat?
Sebagai penulis yang noob atau pemula tak perlu khawatir, menulis tidak seperti mengerjakan soal ujian atau tes CPNS yang harus sesuai dan urut dengan bidangnya. Menulis tidak ada paksaan tema apapun. Menulis tidak dibatasi apakah harus ilmiah (non fiksi) atau fiksi.
Jika ide telah terkumpul tuangkan saja dalam tulisan, semakin kau menuangkan tulisanmu semakin kau akan tergerak mencari dan mendapatkan ide baru.
Menulis tidak sesuai minat tidak dipermasalahkan, kita lihat saja banyak disekeliling kita yang asal menulis, mereka tidak ada yang menolak, hal ini dibukti bahwa tulisan apapun itu pasti akan dibaca oleh pembaca, sehingga tidak harus sesuai dengan minta kita, meskipun, jika menulis sesuai minta tentu saja akan lebih mudah.
Coba kita perhatikan para jurnalis, pencari berita, bukankan mereka tidak semuanya sesuai dengan mintanya, namun mereka asal mencari data saja, baik itu aktual maupun faktual, yang penting dalam memuat tulisan tidak ada unsur SARA atau ada muatan yang menghina dan merendahkan orang lain melalui tulisan kita.
Lantas agar lebih mudah, bagaimana konsep menulis yang sederhana kak, agar pemula bisa mulai menulis?
Dua Konsep Menulis Bagi Pemula
Seperti sempat secara singkat disinggung diatas, bahwa menulis boleh itu ilmiah maupun fiksi, baik itu aktual maupun faktual:
Aktual
Aktual sendiri diartikan sebagai sesuatu yang masih hangat diperbincangkan, maksudnya apa kak? Yaitu berita yang masih membuat heboh pembacanya atau juga para warganet.
Menulis secara actual artinya maka seorang penulis harus memahami dan selalu up to date dengan kabar maupun berita terkini, yang kemudian dibaca dan dianalisis, apakah fenomena tersebut layak dikaji dengan sudut pandang lain atau tidak.
Untuk tulisan aktual harus segera ditulis karena berita tidak lama akan berganti ke kasus baru jika tidak segera maka tulisan sudah tidak relevan atau basi, bisa dikatakan informasi sudah tersebat dimana-mana, atau informasi serupa. Dan ini tidak menarik bagi pembaca.
Menulis tulisan aktual memang booming saat banyak yang tidak tau dan akhirnya memulai kepo dan membaca, namun kalau sudah banyak yang menulis hal serupa jadi membosankan.
Faktual
Untuk tulisan faktual tidak perlu harus buru-buru atau mengejar agar kasus dalam tulisan masih ramai dipergunjingkan. Seperti halnya mengungkap sejarah, peneliti sejarah tidak perlu dikejar deadline agar segera selesai menjadi buku sejarah. Justru yang terjadi adalah tulisan tidak enak dibaca dan banyak informasi yang miss atau kurang memahamkan.
Semakin lama dan semakin banyak data diperoleh justru semakin padat isi atau substansi dari tulisan, sehingga tulisan bisa diambil dan dilengkapi dengan banyak referensi yang otoritatif, bukan hoax. Namun tidak boleh terlena dengan lamanya mencari data, karena nanti justru goal awal dari tulisan jadi berubah.
Inti dari menulis secara faktual adalah untuk mengkaji sudah fenomena atau tema tulisan dengan data yang lengkap, sehingga ketika sudah jadi sebuah tulisan tidak menimbulkan pertanyaan lagi, mengapa seperti ini, atua harusnya seperti itu, tapi tulisan memang sudah matang dan siap dihidangkan kepada para pembaca.
Motivasi Bagi Para Penulis Muda
Ada pepatah Mengatakan “Jika kau ingin mengenal dunia, maka membacalah, dan jika kau ingin dikenal oleh dunia maka menulislah”. Sahabat pernah berkata “buatlah history (tulisan yang bermakna) bukan hanya story (tulisan singkat di WA)”.
Waw benar-benar motivasi yang sangat bagus terutama untuk pemula yang ragu dan masih bimbang ingin memulai menulis dari mana, atau ingin menulis apa.
Demikian motivasi untuk semua orang termasuk penulis sendiri, bahwa untuk memulai menulis, tidak perlu harus perfeksionis, menulislah saja, maka nanti kita akan tau apa kurang dan salahnya. Sehingga perbaikan bisa dilakukan. Tak perlu takut, tak perlu khawatir.
Semangat menulis semua !!! Mulai saja dari hal sekitar. Semoga Bermanfaat Terima kasih.
Penulis merupakan Mahasiswa Doktoral Studi Islam UIN Walisongo Semarang.