Sebagai negara tropis, Indonesia jadi tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman-tanaman unik. Salah satunya adalah jewawut atau biasa dikenal juga dengan jawawut dan foxtail millet.
Indonesia merupakan negara yang makanan pokoknya adalah nasi. Itu membuat kebutuhan beras di tanah air cukup tinggi. Pemerintah pun tak segan untuk mengimpor beras dari luar negeri untuk mencukupi kebutuhan.
Berbagai upaya pun dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap nasi. Bahan pangan subtitusi nasi pun bermunculan. Salah satu bahan pangan unik yang bisa digunakan sebagai subtitusi terhadap nasi adalah jewawut.
Jewawut merupakan tanaman pangan sejenis serelia berbiji kecil dengan diameter sekitar 1 mm. Bijinya bisa dikonsumsi untuk kebutuhan sehari-hari. Ia masih satu keluarga dengan padi dan jagung.
Tanaman ini dulu populer sebagai makanan pokok di beberapa wilayah di Indonesia seperti Sulawesi Barat, Pulau Buru, Nusa Tenggara Timur, dan Jawa Tengah.
Baca juga: Mengenal Porang, Tanaman Penghasil Umbi Bernilai Jual Tinggi
Jika dirunut dari belakang, tanaman ini pernah menjadi bahan pangan penting di Asia, Eropa bagian tenggara, dan Afrika bagian utara. Proses pengolahannya mirip dengan padi jadi beras. Kadang juga dibuat tepung.
Keberadaan tanaman jewawut mulai ditinggalkan dan langka seiring membaiknya ekonomi masyarakat. Secara tidak langsung masyarakat Indonesia telah menjadikan komoditas jewawut menjadi komoditas inferior yang secara ekonomis tidak menguntungkan.
Padahal, jika diolah dengan benar, jewawut masih bisa jadi komoditas yang bernilai jual. Ini karena kandungan zat yang bermanfaat bagi kesehatan pada jewawut.
Jewawut memiliki malai menyerupai bulir dengan panjang antara 8-18 cm. Tangkai malai sepanjang 25-30 cm, tegak atau melengkung. Warna bulir jewawut pun beraneka ragam. Ada yang hitam, kuning, ungu, merah, sampai jingga kecoklatan.
Tanama satu ini sangat toleran dengan kondisi kering. Hal inilah yang menyebabkan makanan ini banyak ditanam oleh masyarakat khususnya pada musim kemarau. Maka tak heran jika pada musim kemarau, tanaman jewawut ini bisa tumbuh subur.
Baca juga: Mengenal Jenis Tanaman Hias yang Berbahaya karena Racunnya
Tanaman ini kaya akan kandungan nutrisi yang lebih baik dibanding beras dan jagung. Menurut Kementrian Pertanian, kandungan gizi yang dimiliki meliputi karbohidrat 84,2%, protein 10,7%, lemak 3,3%, dan serat 1,4%.
Cara pengolahan jewawut sama dengan padi, yakni diolah menjadi beras. Bulir-bulir jewawut bisa dikeringkan untuk kemudian dimasak jadi nasi.
Jewawut sendiri bisa dihaluskan menjadi tepung. Tepung yang sudah diolah kemudian bisa jadi bahan pangan lain yang punya nutrisi tinggi.
Di beberapa daerah, jewawut ini kerap digunakan sebagai pengganti nasi. Bentuknya yang hampir mirip dengan nasi membuat jewawut sangat cocok sebagai makanan subtitusi sehari-hari.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementrian Pertanian saat ini telah mengoleksi lebih kurang 20 galur jewawut. Ke depan, jewawut dapat ambil bagian dalam ketahanan pangan nasional seperti saudaranya yakni padi dan jagung.
Jangan anggap remeh tanaman yang sekilas nampak seperti ilalang atau rumput liar macam jewawut ya Nabs. Siapa sangka jika tanaman seperti jewawut ini bisa jadi bahan pangan alternatif untuk memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari.