Idul Adha tak sekadar momen untuk dirayakan. Tapi juga wajib direnungi srecara mendalam. Begitu ucap Ketua DPRD Bojonegoro, Abdulloh Umar S.Pd, saat ditemui di kediamannya (15/06/2024). Umar menyebut, Idul Adha merupakan momen memaknai pengorbanan.
“Ini kan Hari Tarwiyyah. Tarwiyyah punya makna berpikir atau merenung. Hari Tarwiyyah bisa dimaknai sebagai hari merenung” ucap Umar.
Permenungan yang dimaksud, erat kaitannya dengan kisah Nabi Ibrahim a.s. yang diperintah Allah Swt. untuk mengorbankan putranya, Ismail a.s. melalui mimpi. Sebuah momen yang kelak mendasari perintah berkurban.
Seperti dicontohkan Nabi Ibrahim, yang jelas tertera dalam Surat As-Saffat ayat 37 (perintah Allah Swt. kepada Nabi Ibrahim untuk berkurban), salah satu ujian utama dalam hidup manusia, adalah kedewasaan dan kebijaksanaan hati untuk berani berkorban. Tentu dalam berbagai perspektif dan aspek pemahaman.
“Makna berkorban, tentu sangat kontekstual dengan kehidupan kita” kata Umar menegaskan.
Umar menjelaskan, dalam kehidupan sehari-hari, kita juga kerap dihadapkan pada pengorbanan berupa berbagai proses merelakan. Banyak hal yang harus direlakan. Merelakan kepentingan pribadi atau merelakan segala hal yang tak sesuai dengan keinginan hati kita. Semua itu, menurut Umar, adalah konsep pengorbanan.
“Momen berkurban ini, ada tiga poin penting untuk dijadikan bahan permenungan positif” imbuhnya.
Pertama, kata dia, adalah waktu yang tepat untuk berbagi dan bersilaturahim dengan saudara, tetangga, dan orang-orang terdekat. Terlebih, berbagi dan saling membantu juga meningkatkan rasa keakraban psikologis.
Peristiwa Idul Adha, menurut Umar, menjadi kegiatan yang punya implikasi (dampak) secara langsung bagi warga miskin. Sebab, momentum Idul Adha tidak hanya soal berbagi, tapi juga medium penyambung silaturrahim.
“Sekaligus melatih kepekaan sosial untuk menumbuhkan rasa kebersamaan ” tegas alumni Tambak Beras itu.
Kedua, berkurban adalah proses menyucikan harta. Berkurban ibarat kegiatan yang membilas harta-harta syubhat yang selama ini tak disadari. Bersihnya harta, menurur dia, dapat menghindarkan diri dari rasa iri dengki, dan perasaan negatif lainnya.
Ketiga, yang tak kalah pentingnya, hewan yang dikurbankan kelak akan menjadi saksi serta sarana pertolongan dari Allah SWT kepada umat Islam yang melakukan kegiatan kurban tersebut.
Lebih jauh Umar menambahkan, memaknai pengorbanan sebagai bagian dari kehidupan kita saat ini, merupakan proses pemaknaan yang elegan. Pemaknaan yang elok dan indah. Bahwa berkorban merupakan sesuatu yang membawa banyak keindahan hidup.