Seiring roda perkembangan zaman, tren wisata turut mengalami perubahan. Berwisata ke luar negeri bukan lagi mimpi. Tapi, tiap orang bisa melakukannya dengan mudah. Salah satunya, seperti yang dilakukan pemuda Bojonegoro bernama Rahaji Satrio Pradekso.
Kegiatan berwisata saat ini telah berkembang menjadi sebuah interaksi antara manusia dan alam. Intensitas eksplorasi alam, pendakian gunung, dan interaksi lain semakin meningkat. Kampanye tentang betapa keren dan menyenangkannya travelling juga semakin digalakkan.
Tidak hanya tren travelling di dalam negeri. Tren destinasi berwisata ke luar negeri juga semakin beragam. Tidak hanya destinasi, namun juga konsep berwisata yang dilakukan.
Contohnya, jika pada tahun 2000an tren wisata didominasi oleh wisata urban dan belanja. Saat ini, mulai banyak wisatawan Indonesia yang meksplorasi destinasi wisata dengan cara backpacking.
Rahaji Satriyo Pradekso berbagi kiat berwisata ke luar negeri pada redaksi Jurnaba. Pria akrab dipanggil Ajik ini memilih backpacking ke Nepal untuk mengisi waktu cuti kerjanya.
Jarak Indonesia ke ibukota Nepal, Kathmandu dapat ditempuh dalam waktu sekitar 7 jam. Ia mempersiapkan waktu sekitar 16 hari dari pergi sampai kembali ke Indonesia.
Tidak hanya membagi kisahnya, Ajik juga memberikan 7 tips untuk Nabsky yang ingin travelling ke Nepal.
1. Mengatur Waktu dan Pelajari Buku Panduan
Pertama, tentukan konsep perjalanan kamu ke Nepal. Beberapa publisher buku dan website wisata sudah menyediakan panduan lengkap. Mulai dari trek, estimasi waktu, hingga kegiatan yang bisa kamu lakukan.
Nah, kamu juga harus memperhatikan musim saat kamu pergi ke Nepal. Menurut Ajik, waktu yang ideal untuk berwisata kesana adalah musim semi. Yaitu sekitar bulan April hingga Mei.
Kamu bisa memilih untuk mengeksplorasi perjalanan spiritual. Atau bagi kamu yang suka naik gunung, bisa memilih trekking ke beberapa pos penanjakan menuju Everest. Nah, waktu untuk dua konsep wisata ini bisa berbeda. Jadi, sesuaikan saja dengan preferensi. Kalau konsep perjalanan yang dipilih Ajik kali ini adalah trekking.
2. Atur Beban Barang
Usahakan bawa barang yang memang sesuai kebutuhan. Pilihlah bahan yang ringan dan cepat kering. Kamu juga harus menyesuaikan dengan kemampuan kamu terhadap suhu dingin. Persiapkan beberapa baju / jaket hangat.
Tapi, jangan sampai terlalu memberatkan. Jika dirasa barang bawaan kamu terlalu berat saat perjalanan, lebih baik pakai jasa porter. Tidak hanya porter manusia, di Nepal juga tersedia porter hewan. Hewannya pun sangat eksotis dan khas Nepal.
Contohnya adalah kuda, keledai, dan yak. Yak adalah sapi khas daratan tinggi. Hewan ini akan mengingatkan kamu pada Appa di serial kartun Nickelodeon – Avatar. Ajik juga menyarankan, lebih baik merogoh kocek lebih dalam daripada tidak bisa menikmati perjalanan karena fisik yang drop.
3. Persiapkan Uang Lebih
Travelling ke Nepal bisa menjadi sebuah perjalalan yang tidak menentu. Terutama saat kondisi cuaca sedang buruk. Saat pergi ke sana, Ajik juga sempat mengalami delay pesawat di Bandara Lukla. Ternyata oh ternyata, Bandara Lukla ini memang merupakan bandara paling berbahaya di dunia.
Nah, kalau sudah begini, kita dihadapkan pada pilihan untuk menunggu pesawat yang delay. Tentunya mengantre dengan penumpang korban delay lainnya. Atau kamu juga bisa menyewa helicopter ketika waktu yang kamu miliki terbatas. Kala itu, Ajik dan kawan-kawannya memilih untuk menyewa helicopter.
4. Persiapkan Fisik dan Obat-obatan yang Menunjang
Jika konsep travelling yang dipilih adalah trekking. Maka kamu harus mempersiapkan obat penyakit di ketinggian. Salah satunya adalah Diamox. Selain itu, perbanyak minum air putih untuk menghindari dehidrasi saat trekking.
Tips ini sederhana, namun sangat bermanfaat untuk menjaga stamina. Apalagi untuk kamu yang tidak terbiasa berjalan jauh. Ingat, trekking di Nepal ini bisa menghabiskan waktu sekitar 7 hari dengan berjalan kaki lho, Nabs.
Ketika merasa lelah, kamu bisa ngaso di warung-warung kopi sepanjang jalur trekking. Banyak pilihan minuman yang bisa kamu coba. Menu yang khas adalah serpati, minuman dari teh, susu, dan jahe. Buat penghobi kopi, kamu juga bisa mencicipi kopi dengan suasana yang berbeda.
5. Bawa Pelengkap Makanan dari Indonesia
Menurut pengalaman pribadi Ajik, makanan di Nepal tidak terlalu cocok dengan lidah orang Indonesia. Menu makanan khas Nepal adalah Dal Bhat. Satu piring besar berisi nasi, sup lentil, kari khas Nepal, dan sayur-sayuran.
Rasa makanan ini menurut Ajik terasa hambar. Jadi, pelengkap makanan seperti sambal dalam kemasan, abon, dan lain-lain dapat membantu meningkatkan selera makan. Satu lagi informasi yang diberikan Ajik adalah tentang harga makanan dan minuman. Semakin ke atas, atau semakin jauh dari pos pertama di Lukla, harga-harga akan menjadi lebih mahal. Hal ini tentu dipengaruhi oleh akses makanan yang memang terpusat di bawah.
Nah, itu tadi beberapa tips dari perjalanan yang dilakukan Ajik ke Nepal. Sebuah perjalanan yang tidak hanya menguras tenaga. Namun juga menawarkan perjalanan untuk berkontemplasi dengan diri sendiri.
Saat fisik hampir menyerah pada perbedaan suhu, cuaca, dan ketinggian. Kemudian interaksi yang dibangun dengan teman perjalanan. Serta hal-hal baru yang bisa dieksplorasi di perjalanan.