Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro akan menggelar Bojonegoro Thengul International Festival yang rencananya akan dihelat pada bulan Juli 2019. Festival ini jadi agenda pariwisata Kabupaten Bojonegoro pada 2019 lewat branding “Pinarak Bojonegoro”.
Tari thengul merupakan pertunjukkan seni khas Bojonegoro. Ia kerap dipertontonkan ketika ada kegiatan resmi daerah yang melibatkan pejabat dan tokoh penting. Pemerintah daerah pun sudah menjadikan tari tenghul sebagai identitas asli Bojonegoro.
Seperti namanya, tarian ini mengambil konsep dari wayang thengul khas Bojonegoro. Wayang thengul memang sudah jadi identitas kesenian asli Bojonegoro. Hingga dijadikan sebagai sumber bahan tarian.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa UNESA, Diah Romenov, tari tenghul sudah ada sejak 1992 silam. Tarian ini dilakukan dengan dandanan dan busana yang mencolok. Gerakan Tari Thengul sangat di pengaruhi oleh gerak-gerak wayang thengul. Sementara iringan musiknya menggunakan iringan pelok dan skenario.
Tari Thengul mengambil karakter gerakan dari wayang Thengul yaitu geraknya yang kaku, patah-patah dan dinamis. Hal tersebut menunjukkan bahwa karakteristik masyarakat Bojonegoro yang cekatan pada aktifitas sehari-hari tersampaikan melalui ragam tersebut.
Sebagai langkah untuk makin mempopulerkan tari dan wayang tenghul itu sendiri, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro akan gelar Bojonegoro Thengul International Folklore Festival.
Menurut Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Disbudpar Bojonegoro, Enggar Diah Rinimukti, festival kolosal ini akan dihelat sekitar Juli 2019. Disbudpar Bojonegoro akan menyiapkan pergelaran ini dengan sangat matang.
Karena sifatnya yang sangat kolosal, festival ini akan melibatkan dua ribu lebih penari dan akan menggunakan area stadion Letjen H. Sudirman untuk lokasi acara. Para penari atau pesertanya sendiri adalah para siswa di Bojonegoro.
“Pesertanya dari siswa di Bojonegoro. Mulai SD, SMP dan SMA. Jika ditotal ada sekitar dua ribu peserta yang akan terlibat di acara ini,” ujar Enggar.
Tak cukup sampai di situ, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro juga akan mengundang perwakilan dari lima negara untuk menunjukkan tarian tradisional milik mereka. Ini adalah bentuk kerja sama Bojonegoro dengan negara lain dalam mengembangkan sektor pariwisata. Sampai saat ini, belum bisa dikonfirmasi negara mana yang bakal turut ambil bagian di acara ini.
Pergelaran Bojonegoro Thengul International Folklore Festival pastinya jadi langkah nyata Pemkab Bojonegoro dalam mempopulerkan budaya dan tradisi lokal. Sehingga, masyarakat dari dalam maupun luar Bojonegoro bisa memahami budaya tradisional dari bumi Angling Dharma.
Bojonegoro Thengul International Folklore Festival masuk dalam kalender pariwisata Bojonegoro selama setahun ini. Patut ditunggu ya Nabs, pergelaran kolosal ini. Semoga acara bisa terlaksana dengan baik dan pariwisata Bojonegoro bisa terangkat.