Pembuatan Komik Garuda Nusantara menjadi langkah positif PSSI. Selain unik dan kreatif, keberadaannya mampu beri warna lain dalam upaya promosi PSSI melalui media yang dimilikinya.
Berbagai terobosan terus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) lakukan. Salah satu yang masih fresh adalah pembuatan komik digital. Dengan judul Komik Garuda Nusantara, PSSI ingin mensosialisasikan berbagai program melalui media visual.
Sepakbola Jepang tak bisa dilepaskan dari Komik Captain Tsubasa. Komik yang bercerita tentang dunia sepakbola Jepang dengan tokoh utama Tsubasa Ozora tersebut tak hanya sukses di pasaran. Tapi juga mampu mengenalkan kultur sepakbola negeri Sakura ke banyak negara.
Bahkan, ada beberapa pesepakbola professional Eropa yang mengaku terinspirasi dari komik itu lho Nabs. Sebut saja Fernando Torres, Serigo Aguero, Lukasz Podolski, hingga Andres Iniesta.
Konsep komik untuk promosikan sepakbola kini juga diterapkan di Indonesia. Organisasi yang mengurusi sepakbola Indonesia yakni PSSI pada akhir 2019 lalu meluncurkan Komik Garuda Nusantara.
PSSI mungkin sangat terinspirasi dengan tokoh Tsubasa Ozora sehingga membuat Komik Garuda Nusantara. Sosok Tsubasa yang lekat dengan banyak orang jadi medium promosi yang baik.
Komik Garuda Nusantara pertama kali muncul pada 10 Desmber 2019. Di epidose pertamanya itu, Komik Garuda Nusantara bercerita tentang para suporter fanatik Indonesia.
Peluncuran episode pertama itu berdekatan dengan kemeriahan Sea Games 2019 di Fillipina. Saat itu, timnas sepakbola Indonesia berhasil melaju hingga partai final, sebelumnya akhirnya dikalahkan oleh Vietnam.
Ada pesan menarik di episode perdana Komik Garuda Nusantara tersebut. PSSI seolah menyindir suporter timnas yang hanya mendukung saat timnas menang saja. Namun saat kalah, malah menghina.
“Suporter seungguhnya pasti mengerti, dalam sebuah pertandingan, bahwa urusan menang dan kalah hanya 90 menit. sedangkan perisiapan para pemain menuju 90 menit itu sangatlah panjang dan berat. Mereka sudah melakukan dengan segenap raga dan tenaga,” bunyi tulisan dalam komik tersebut.
Episode 2 dari Komik Garuda Nusantara ini kemudian hadir pada awal akhir 2019. Di episode keduanya, Komik Garuda Nusantara ingin mengenalkan filosofi bermain sepakbola Indonesia atau yang lebih dikenal dengan nama Filanesia.
Pada episode keduanya itu, Komik Garuda Nusantara secara sarkastik menyindir cara berpikir kuno orang Indonesia saat bermain sepakbola. Seperti arahan untuk mencederai lawan atau menggunakan berbagai cara untuk memenangkan pertandingan.
“Pada hakikatnya, tujuan pembinaan sepak bola usia muda adalah untuk mencetak para pemain yang bisa bertahan di level tertinggi sepak bola,” pesan PSSI pada episode kedua Komik Garuda Nusantara.
Hadirnya Komik Garuda Nusantara ini tentu jadi terobosan yang positif bagi PSSI. Meski, sempat ada perdebatan tentang pesan yang disampaikan oleh komik tersebut.
Salah seorang pembaca Komik Garuda Nusantara buatan PSSI adalah Muhammad Asrofi. Pemuda yang beberapa kali menonton timnas Indonesia secara langsung tersebut turut mengikuti Komik Garuda Nusantara yang hadir di website resmi PSSI.
Menurut Asrofi, keberadaan Komik Garuda Nusantara adalah terobosan positif dari PSSI. Namun Ia memberikan masukan agar PSSI lebih teliti dalam pembuatan konten komiknya.
“Di episode pertama itu kan semacam nyindir suporter. Akhirnya sempat ramai. Harusnya konten atau pesan yang disampaikan diatur sedemikian rupa supaya tak menyinggung pihak lain,” ujar pemuda berusia 24 tahun tersebut kepada Jurnaba.co
Pembuatan Komik Garuda Nusantara ini memang langkah yang sangat positif dari PSSI. Selain kreatif, keberadaannya juga mampu memberi warna lain dalam upaya promosi PSSI melalui media yang dimilikinya.
Namun seperti yang dibilang Asrofi, perlu adanya filter agar konten atau isi dari Komik Garuda Nusantara tak menyudutkan pihak tertentu. Dengan begitu, Komik Garuda Nusantara ini bisa diterima dan dinikmati oleh semua kalangan, layaknya Captain Tsubasa.