Ada beragam cara yang bisa dilakukan untuk mendukung aksi turun ke jalan mahasiswa di DPR RI. Bagi yang tak bisa ikut turun ke jalan, bisa memberikan donasi. Siapa sangka, donasi atau fundraising yang dilakukan untuk mendukung aksi mahasiswa di gedung DPR RI bisa menembus angka Rp 70 juta lebih.
Selasa (24/9/2019) merupakan hari kedua aksi mahasiswa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat. Aksi mahasiswa ini bertajuk ‘Reformasi Dikorupsi’. Aksi turun ke jalan dilakuan untuk menyuarakan aspirasi masyarakat. Aksi ini dijadwalkan selama dua hari, yaitu pada 23 dan 24 September 2019.
Total ada lima tuntutan. Di antaranya penyelesaian kasus kemanusiaan di Papua dan kebakaran di Sumatra dan Kalimantan yang sangat mendesak. Selain itu, aksi mahasiswa juga menyuarakan penolakan UU KPK, RUU KUHP dan kebijakan lainnya yang dianggap rancu.
Mahasiswa yang ikut dalam aksi tidak sendirian. Aksi tersebut mendapat dukungan dan bantuan dari masyarakat lainnya. Bantuan tersebut berupa donasi publik yang digalang melalui KitaBisa.com. Penggalangan dana diwakili akun milik seorang musisi tanah air, Ananda Wardhana Badudu.
Tujuan Ananda menggalang dana adalah untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa. Itu yang pertama. Kebutuhan tersebut antara lain makanan, minuman dan sound system mobile. Hal tersebut dia tuliskan di laman KitaBisa.com.
Alasan kedua, ex-personil Banda Neira tersebut mengaku tergerak untuk berkontribusi. Mahasiswa perlu dibantu dalam menyampaikan aspirasi. Terlebih, dalam mengupayakan keadilan dan kepentingan seluruh masyarakat Indonesia. Karena itu, dukungan secara material dan moral perlu diberikan.
“Mau menunjukkan bahwa yang dukung mereka (mahasiswa) itu banyak,” kata Ananda dikutip dari IDNTimes.
Pada Selasa (24/9/2019) siang, donasi yang terkumpul mencapai Rp 164.490.525 dari 1976 donatur (diakses pukul 2.30 wib). Padahal, donasi yang masuk ditargetkan sebesar Rp 50 juta. Hingga saat ini, jumlah donasi sudah melampui target. Bahkan, mencapai lebih dari tiga kali lipat target awal.
Karena dana berlebih, jadi ada alokasi dana untuk kebutuhan lain. Antara lain alat kesehatan dan transportasi. Menurut Ananda, ada banyak mahasiswa yang ingin bergabung. Namun, mereka kesulitan masalah transportasi.
“Ada banyak mahasiswa ingin datang tapi kesulitan masalah transportasi,” ujar Ananda dikutip dari laman yang sama.
Aksi mahasiswa ini cukup berhasil. Pasalnya, Presiden RI dan anggota DPR memutuskan untuk menunda rapat Paripurna. Rapat tersebut diundur hingga 30 September 2019. Selain itu, presiden tidak berencana mengeluarkan Perpu terkait soal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Jika rapat Paripurna diundur, pengesahan berbagai RUU yang menjadi tuntutan diundur pula. Sedangkan tuntutan yang disuarakan adalah pembatalan atau penolakan atas RUU tersebut. Ini membuktikan bahwa perjuangan belum berakhir.
Adanya donasi yang melampui target membuktikan bahwa banyak yang memberi dukungan. Banyak yang ingin berkontribusi. Pasalnya, perjuangan yang dilakukan mahasiswa ini adalah demi kepentingan seluruh masyarakat. Sehingga, masyarakat dengan sadar ingin turut berjuang bersama.