Makin hari, kelana berita semakin menggila. Tanpa arah jelas yang penting semakin bertumbuhnya kuantitas. Mengesampingkan kualitas. Demi sebuah aktualitas. Menimbulkan banyak petanyaan tentang akuntanbilitas.
Demi sebuah loyalitas. Terlepas dari suatu kredibilitas. Sebuah informasi dibuat untuk sekadar menggugurkan tugas. Mencari jalan pintas. Agar informasi bisa laku keras. Hingga dipublikasi menjadi satu konsumsi lepas.
Hadirnya informasi menunjang renjana para pembaca. Dengan membaca peluang yang ada. Dari surat kabar hingga bacaan virtual. Sampai hadirnya berita tidak jelas. Dijadikan acuan untuk perang kelas.
Bad news is a good news. Pernyataan yang dijadikan senjata pemuas masal. Demi mendapatkan perhatian. Hingga menimbulkan kritikan pedas. Semua disajikan demi kepuasan solidaritas.
Atas nama kesadaran. Kini pernyataan bad news is a good news perlahan ditepis. Sudah saatnya menanamkan good news is a good news. Sehingga kerancuan mengkonsumsi informasi tak lagi terjadi.
Hadirnya good news is a good news. Menjadi penyegar suasana. Sudah saatnya mengabarkan hal yang sebelumnya tidak pernah terdengar. Mereduksi rasa cemas. Atas cepatnya arus informasi. Di era digital saat ini.
Dunia digital tak memiliki batas. Segalanya dengan mudah dapat diakses. Selama sajian informasi yang didapat selalu bermakna buruk, segala kejadian buruk akan selalu jadi menu utama.
Tak sepenuhnya kesalahan dilimpahkan kepada media. Meski media berperan sebagai jembatan arus informasi. Yang perlu diperbaiki adalah mindset.
Namun lain halnya jika sudah berbicara dalam ranah industri. Karena permintaan pasar menjadi dasar yang sulit dimengerti.
Membalik suatu paradigma memang tidak mudah. Apalagi konsumsi bad news sudah menjadi sajian sehari-hari. Meski disanggah dengan alasan kontrol sosial. Namun tak selamanya pemahaman ini dibenarkan.
Sebagai generasi milenial. Atas nama kesadaran. Sudah waktunya anak muda mengabarkan degup kebahagiaan. Tidak untuk memerangi. Tapi menyeimbangkan. dan menginisiasi konsumsi kabar yang baik. Sehingga rasa cemas bisa berganti dengan rasa optimistis.
Ingat satu kebaikan dan acuhkan seribu keburukan. Dengan mengabarkan satu kebaikan. Maka akan terdengar di luar sana. Hingga menimbulkan kebaikan lainnya. Sehingga perlahan kabar buruk akan bergeser dan tidak nampak dipermukaan.
Yakinlah masih banyak kabar baik di luar sana. Mulai membangun semangat dan rasa optimistis. Jika kabar baik terdengar dan tersebar. Nusantara akan kembali menjadi surga di mata negara lainnya.