Aku yang mendengar cerita itu segera membuang harta karun yang untuk mendapatkannya butuh perjuangan berat itu.
Diceritakan pada masa kenabian Nabi Musa As, ada seorang umat bernama Qorun. Tiap harinya dia akan mengembala satu kambing. Ya, hanya satu. Hanya itu harta bendanya.
Tak disangka Qorun termasuk seorang yang ahli ibadah. Ketika adzan berkumandang, ia akan langsung shalat berjama’ah.
“Qorun, mengapa engkau tak pernah ikut wiridhan?” Tanya Nabi Musa suatu ketika.
“Saya harus cepat pulang untuk berganti pakaian dengan istri. Sebab hanya pakaian ini yanh bersih untuk ibadah.”
“Wahai Nabi, bolehkah saya meminta dido’akan panjenengan agar menjadi kaya?” Tanya Qorun.
Karena rasa iba, Nabi Musa berdo’a kepada Allah SWT agar Qorun diberi rezeki. Qorun diberi seekor kambing untuk dikawinkan dengan kambingnya. Selang beberapa hari, kambing itu berkembang biak.
Dari dua menjadi dua puluh. Lantas empat puluh hingga ratusan. Jutaan. Hingga miliaran ekor kambing. Beberapa saat setelah itu, ada perubahan pada Qorun.
“Wahai Qorun, mengapa engkau tak pernah nampak di masjid?” Tanya Nabi Musa setelah beberapa hari Qorun tidak shalat berjama’ah.
“Kambing saya berkembang pesat. Rumput dekat masjid sudah habis terbabat. Saya pun mencari padang lain dan tempatnya jauh,” jawab Qorun.
Suatu saat Qorun dimintai zakat oleh Nabi Musa. Anehnya, dengan sombong dia pun menjawab,”Aku berusaha keras untuk kaya. Jika Si Fakir ingin hidup maka dia harus bekerja. Hartaku untukku dan hartamu untukmu.”
Nabi Musa yang menyaksikan kesombongan Qorun lantas berdo’a pada Yang Kuasa agar Qorun diberi peringatan agar Qorun tersadar.
Qorun yang terlupakan oleh harta bahkan kunci rumahnya saja terbuat dari emas sebesar gardu pos ronda itu, seketika langsung dihimpit bumi beserta harta bendanya.
Ya, begitulah, saat ini, ketika ada harta temuan dari dalam tanah, disebut harta karun. Sebab diambil dari kisah Qorun.
Aku yang mendengar cerita itu segera membuang harta karun yang untuk mendapatkannya butuh perjuangan berat itu.
Kulempar harta karun itu agar tidak khubbud dunya (cinta dunia). Seketika, upil yang menjadi harta karun temuanku itu, sudah tak nampak di mata.
Tuban, Sabtu 22 Februari 2020
Mukarromatun Nisa adalah siswa SMK Al-Hikmah Soko, Tuban yang suka menulis sejak dalam pikiran.