Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa datang ke Bojonegoro pada Minggu (23/2/2020). Secara khusus, Khofifah datang ke Bojonegoro untuk mengunjungi Kampung Samin yang terletak di Dusun Jepang, Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro.
Suasana cukup meriah nampak di Tugu Sedulur Sikep Samin, Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro. Ratusan warga nampak menyemut di area tugu yang diresmikan tahun 2019 lalu itu.
Sejumlah warga memang sengaja datang ke tempat tersebut untuk menyambut kehadiran Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawangsa. Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur tersebut memang menjadwalkan kunjungan ke Kampung Samin.
Khofifah tak sendirian. Dia didampingi oleh pejabat-pejabat tinggi di Bojonegoro. Mulai dari Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah, Kapolres Bojonegoro, Budi Hendrawan, Dandim 0813 Bojonegoro, Bambang Hariyanto, serta Kepala Bakorwil Bojonegoro, Dyah Wahyu Ermawati.
Dalam kunjungannya tersebut, Khofifah Indar Parawansa secara simbolis dikukuhkan sebagai keluarga kehormatan sedulur sikep masyarakat samin Bojonegoro. Pengukuhan dilakukan oleh keturunan Samin Surosentiko, Mbah Harjo Kardi di Tugu Sedulur Sikep Samin, Margomulyo.
Dalam sambutannya, Khofifah berterima kasih kepada Mbah Harjo Kardi dan seluruh warga keturunan Samin. Dia mengaku senang dan bangga karena diterima dan jadi bagian keluarga Samin.
Khofifah juga menuturkan kekagumannya terhadap ajaran Samin Surosentiko. Menurutnya, ajaran Samin merupakan warisan berharga bagi penguatan kearifan lokal yang ada di Jawa Timur.
“Ini yang penting, bagaimana sebetulnya ajaran Samin ini menjadi bagian dari warisan budaya yang menjadi penguatan kearifan-kearifan lokal,” ujar Khofifah dalam sambutannya.
Usai pengukuhan, Khofifah kemudian memberikan balasan melalui penghargaan berupa anugerah Warisan Tak Benda dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI terhadap ajaran Samin Surosentiko. Penghargaan diterima oleh Mbah Harjo Kardi selaku sesepuh suku Samin di Bojonegoro.
Tak cukup sampai di situ saja. Melalui Khofifah, Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan bantuan alat tenun kepada masyarakat Samin.
Pemprov Jawa Timur memang sangat mengapresiasi cara hidup masyarakat Samin. Masyarakat Samin di Bojonegoro mayoritas bermatapencaharian sebagai petani. Mereka menerapkan sistem pertanian yang tetap menjaga keseimbangan alam.
Usai seremoni di Tugu Samin, Khofifah beserta undangan diajak ikut dalam kegiatan panen jagung. Kemudian rombongon beristirahat dan makan siang ke rumah Mbah Harjo Kardi yang berada di Dusun Jepang.
Selain menikmati suguhan makan siang, rombongan Gubernur dan para pejabat juga diajak untuk merasakan keasrian Kampung Samin, Bojonegoro.
Bagi masyarakat Samin, hidup seharusnya berasal dari dan untuk alam. Yakni dengan tidak menggunakan bahan kimia, membuat alat pertanian sendiri, memanen hasil pertanian secukupnya untuk makan sehari-hari, tanpa berpikir untung rugi. Karena, yang terpenting adalah sebuah rasa “cukup”.
Masyarakat Samin menganut hidup dengan sederhana. Rumah-rumah mereka terbuat dari papan kayu, tegal dan sawah yang hijau nan luas tetap asri terhiasi dengan jalan setapak yang belum beraspal.
Warga saling membantu sesama, tidak perlu dibayar dengan materi mereka ikhlas berbondong-bondong membantu warga lain yang kesusahan bahkan tanpa diminta. Itu semua adalah ciri khas suku Samin yang patut dan layak diteladani.
Anugerah Warisan Budaya Tak Benda yang diberikan kepada ajaran Samin ini punya beberapa arti penting. Salah satunya adalah pengakuan dari pemerintah daerah maupun pusat terhadap ajaran dan sosok Samin Surosentiko yang kadang kerap terpinggirkan.