Bakti terkejut ketika pintu rumahnya masih tertutup rapat. Padahal, jarum jam sudah menunjuk pukul 13.00 WIB. Itu artinya, seharusnya, ada orang yang berada di rumah. Tapi, tak ada suara apapun di dalam.
Pelan-pelan, dia menata sandal. Membuka pintu. Dan ngecek beberapa ruangan. Tapi tak ada apapun yang dia temukan selain belain udara panas dan kemeresek suara daun di bawah jendela.
Bakti duduk di kursi. Mengamati sekitar. Mempertajam penciuman. Memperkuat pendengaran dan berupaya mengingat-ingat ada tidaknya jadwal rekreasi keluarga.
Namun, dia tak menemukan catatan apapun dalam agendanya. Dia justru merasa ada yang kosong dalam hidupnya. Hari ini, Bakti benar-benar merasakan sepi.
Nabs, bagaimana pandangan ilmiah tentang penyebab kesepian?
Pengamat kesepian, Peplau, L. A., & Perlman D. dalam penelitiannya mengemukakan, ada dua penyebab kesepian. Yakni faktor yang membuat rentan dan peristiwa yang memicu.
Faktor yang membuat seseorang rentan merasa kesepian terdiri dari beberapa faktor. Di antaranya, karakter individu (pemalu, introvert, kurang tegas, keberhargaan diri rendah).
Selain itu, juga karakter situasi (kompetitif, isolasi sosial, kesempatan untuk kontak sosial), dan nilai budaya (individualis, sekularisasi, urbanisasi).
Putus cinta atau pindah ke lingkungan baru yang dapat mengubah kehidupan seseorang, secara signifikan, bisa membikin dan memicu rasa kesepian.
Peristiwa ini menjadi pemicu karena ada keinginan untuk melakukan kontak sosial tetapi tidak didukung dengan peningkatan kontak sosial sebenarnya yang sama.
Bukan hanya itu, Nabsky. Psikolog dari IOWA State University, Dr. Carolyn Cutrona, menemukan tiga penyebab utama kesepian, khususnya pada mahasiswa.
Pada penelitian Carolyn, ada banyak penyebab terjadinya rasa sepi; putus cinta, merantau jauh dari keluarga serta bermasalah dengan teman juga menyebabkan rasa sepi.
Bahkan, survei yang dilakukan Perlman dan Goldenberg menunjukkan semakin tua seorang pelajar, maka kehilangan kontak dengan teman menjadi penyebab kuat terjadinya kesepian.
Bakti tentu tidak merasakannya sendiri. Apa yang dirasakan Bakti, tentu pernah dialami semua orang. Sebab, pada dasarnya, semua orang pernah merasakan kesepian.
Harus diakui, kesepian memang pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan dan terjadi ketika intensitas komunikasi dengan orang lain berkurang.
Dan alasan di balik terjadinya kesepian, kau tahu, juga berbeda-beda bagi setiap orang. Ada yang berasal dari dalam diri ataupun luar diri sendiri. Kesepian yang dialami Bakti tentu akibat dari luar diri sendiri.
Meski begitu, kesepian bukan sebuah masalah. Tentu, selama kita mampu mengenali dan mengetahui cara menghadapinya. Dengan lebih mengenal diri sendiri, kita mampu menelaah penyebab kesepian yang dirasakan.