Harga ayam potong di pasaran mengalami penurunan yang cukup signifikan pada masa pandemi corona ini. Satu kilogram ayam potong bisa mencapai Rp 10 ribu, dari yang sebelumnya Rp 25 ribu sampai Rp 35 ribu.
Kenapa harga ayam potong bisa sangat murah pada masa pandemi? Ada beberaa faktor yang menyebabkannya. Salah satunya karena stok ayam peternak menumpuk, semenjak adanya pembatasan aktivitas masyarakat karena dampak virus Covid-19.
Daya beli masyarakat juga punya pengaruh. Dampak ekonomi dari pandemi corona ini membuat daya beli masyarakat menurun. Alhasil, harga ayam potong ikut turun.
Sudah jadi hukum ekonomi jika stok berlimpah namun permintaan minim, harga suatu barang atau kebutuhan dipastikan menurun. Ini yang sekarang terjadi dalam kasus murahnya ayam potong di masa pandemi.
Di Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas Bojonegoro, ada peternak yang menjual ayam potong seharga Rp 25 per ekornya. Harga yang sangat murah dan tentunya di bawah pasaran normal. Ayam tersebut dijual langsung ke masyarakat. Kebanyakan yang membeli adalah tetangga sendiri.
“Dijual murah untuk tetangga-tetangga sendiri soalnya nggak bisa ngirim ke luar kota,” ujar peternak yang enggan disebutkan identitasnya tersebut.
Peternak tersebut memilih untuk menjual ayamnya ke tetangga sendiri untuk menekan kerugian. Pasalnya, dia tak bisa mengirim ayam potongnya itu ke sejumlah daerah yang mayoritas adalah kota-kota besar akibat pembatasan aktivitas di masa pandemi corona.
Turunnya harga ayam ini memang terjadi merata di semua daerah. Mayoritas peternak atau pemilik Rumah Pemotongan Ayam memilih menjual langsung ke masyarakat dengan harga murah untuk meminimalisir kerugian.
Efek lain juga berkaitan pedagang makanan atau kuliner dengan menu ayam. Pedagang penyetan di Bojonegoro misalnya. Mereka pastinya menurunkan stok daging ayamnya tiap hari karena ada aturan jam malam dari Pemkab Bojonegoro.
Pedagang penyetan yang biasa buka sampai tengah malam, kini harus rela berjualan hingga jam 9 malam saja. Karena itu, stok ayam yang mereka sediakan pun dikurangi dari harga normal.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah mustinya bisa turun tangan. Kebijakan dari hulu ke hilir akan punya dampak yang cukup besar terkait persoalan ini.
Misalnya dengan pemerintah membeli ayam dari peternak dan kemudian menjualnya ke masyarakat lewat program pasar murah. Atau membeli ayam dari Rumah Pemotongan Ayam (RPA) untuk kemudian dimasukkan ke dalam bantuan sembako di masa pandemi corona. Cara ini bisa jadi alternatif yang baik bagi semua pihak.