Kuliah Kerja Nyata (KKN) di masa pandemi, tidak hanya daring-able. Melainkan perlu luringable, bahkan harus ada unsur pemberdayaan. Seperti dicontohkan sejumlah mahasiswa dari Unesa Surabaya ini.
Pandemi COVID-19 yang sedang terjadi di hampir seluruh negara-negara di dunia tak terkecuali Indonesia juga berdampak pada berbagai aspek, Nabs. Salah satunya adalah aspek ekonomi.
Dari aspek ekonomi tersebut sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) menjadi salah satu sektor yang terdampak secara signifikan dengan adanya pandemi COVID-19.
Dilansir dari Bisnis.com bahwa hingga bulan Juli 2020 setidaknya terdapat 39,9 persen UMKM mengurangi stok produksinya karena adanya permintaan yang sedikit dikarenakan adanya COVID-19.
Selain itu, 16,1% UMKM juga merumahkan karyawannya akibat adanya pandemi COVID-19 terutama dengan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Setali tiga uang dengan data tersebut, dampak ‘lemahnya’ sektor UMKM akibat pandemi COVID-19 juga terjadi pada UMKM yang terdapat di Kabupaten yang konon sebagai lumbung pangan dan energi ini.
Salah satu di antaranya adalah, UMKM Jajanan dan Camilan ‘khas’ Bojonegoro milik Ibu Ninik yang terletak di Jalan Sunan Kalijogo No. 85, Desa Sukorejo, Bojonegoro.
Ibu Ninik sebagai pemilik brand “WINUK” ini mengaku bahwa adanya pandemi COVID-19 berdampak pada nasib UMKM Jajanan dan Camilan ‘khas’ Bojonegoro miliknya. Apalagi, dalam hal pemasaran, ibu Ninik masih memasarkan UMKM Jajanan dan Camilan ‘khas’ Bojonegoro dengan dominan pada pemasaran secara manual yang hanya menunggu adanya pesanan yang datang ke rumah.
“Saya dari dulu lebih memilih pemasaran secara manual (menunggu orang datang) karena gak paham online-online itu mas. Lagi pula, pernah mencoba memasarkan secara online/daring melalui anak saya tapi ya respon pelanggannya kurang baik, lebih banyak orang pesan yang datang sendiri”, tegas Bu Ninik.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka KKN UNESA Gelombang 4 Bojonegoro Sinergi Malowopati berupaya memberi pelatihan serta membantu beberap aaspek yang dapat memberdayakan UMKM-UMKM di Bojonegoro, salah satunya UMKM Jajanan dan Camilan ‘khas’ Bojonegoro milik Bu Ninik.
Adapun program yang dilakukan oleh tim KKN UNESA Gelombang 4 Bojonegoro Sinergi Malowopati dalam memberdayakan UMKM milik Bu Ninik, diantaranya: sosialisasi COVID-19 dan melatih cuci tangan yang baik serta budaya hidup sehat di tengah pandemi COVID-19.
Selain itu, membantu proses produksi dan pengemasan, membantu pemasaran serta memberikan pelatihan digital marketing kepada Ibu Ninik, serta membantu mempercantik desain logo produk “WINUK” milik Ibu Ninik. Produk itu benar-benar winuk pol, Nabs.
Gak percaya? Sila berkunjung ke alamat yang tertera.
Hal ini sebagaimana disampaikan oleh ketua KKN UNESA Gelombang 4 Bojonegoro Sinergi Malowopati yaitu Ridwan Arma. Menurutnya, kegiatan pemberdayaan KKN UNESA Gelombang 4 Bojonegoro Sinergi Malowopati yang berfokus di Desa Sukorejo Kecamatan Bojonegoro ini memang memiliki tema besar pandemi COVID-19.
Oleh karena itu, pihaknya juga berfokus pada pemberdayaan UMKM yang secara langsung terdampak akibat adanya COVID-19.
“Jadi, selain berfokus pada sosialisasi social distancing , cuci tangan, hingga penggunaan masker dan hand sanitizer, mereka juga berupaya memberdayakan UMKM dengan mengoptimalkan pemasaran secara online melalui digital marketing”, tegas Ridwan.
Selain untuk melaksanakan tugas KKN dari kampus, menurut Ridwan, tujuan utama KKN UNESA Sinergi Malowopati di Desa Sukorejo Kecamatan Bojonegoro adalah semata-mata untuk mengimplementasikan Tridharma perguruan tinggi.
Yaitu, pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Ilmu setinggi apapun menjadi sia-sia belaka apabila ia tidak dapat memberikan sumbangsih untuk masyarakat.
Oleh karena itu, kegiatan pemberdayaan UMKM diharapkan untuk dijaga keberlanjutannya kedepan karena selain membantu masyarakat dengan usaha kecil juga secara tidak langsung melatih mental dan semangat wirausaha kepada para mahasiswa.
Itulah, Nabs. Kegiatan mahasiswa di masa new normal, tidak hanya rebahan saja, apalagi ketika KKN menyapa. Juga tidak sekedar daring, melainkan juga luring. Ingat, Nabs. Sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling bermanfaat bagi orang lain.
Dicky Eko Prasetio adalah mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dari Bojonegoro.