Rapat koordinasi sekaligus pembentukan simpul Terong Gosong Bojonegoro, dihelat di halaman Ponpes Abu Dzarrin Kota Bojonegoro (7/6/2023). Acara tersebut, sebagai respon atas Kopdar Nasional Terong Gosong yang sebelumnya dihelat di Ponpes Salafiyah Al Misbar Mojokerto pada (20/5/2023).
Sejumlah talam (lengser) berisi nasi sambal terong tertata rapi di atas tikar biru. Beberapa tokoh saling bersahutan, berembug ide dalam membentuk perkumpulan sederhana yang produktif. Inilah malam pembentukan simpul Terong Gosong Bojonegoro.
Hadir dalam acara, sejumlah aktivis Nahdlatul Ulama (NU) yang ada di Kota Bojonegoro. Dari kalangan sesepuh hingga kalangan muda. Dari kalangan NU struktural, NU kultural, hingga NU scriptural yang bernaung dalam wadah Terong Gosong.
Dalam pertemuan pertama Terong Gosong Bojonegoro, menetapkan KH Saifurrohmah (Gus Sep) sebagai Lurah Terong Gosong Bojonegoro. Sementara Su’udin Aziz (Mbah Udin) sebagai Carik Terong Gosong Bojonegoro.
Untuk diketahui, sejak didirikan KH Yahya Cholil Staquf, Terong Gosong merupakan wadah kultural untuk pemberdayaan masyarakat dalam berbagai bidang sosial. Termasuk pendidikan, lingkungan, hingga pengembangan ekonomi masyarakat.

Terong Gosong, menurut KH Yahya Cholil Staquf, merupakan komunitas yang berdiri pada dua pilar falsafah hidup. Yakni, falsafah kesederhanaan dan falsafah takdhim pada para salafuna sholeh (pendahulu).
Pilar pertama, Terong Gosong merupakan wadah kultural yang memeluk falsafah kesederhanaan. Sebuah komunitas yang sederhana. Cara bergaul yang sederhana. Dan dengan pandangan dan paradigma hidup sederhana.
Pilar yang kedua, adalah meniru perihal baik dari para pendahulu dengan meneruskan riwayat cerita-cerita yang menarik dari pendahulu, yang bisa dijadikan tauladan baik bagi semua anggota Terong Gosong.
Lurah Terong Gosong Bojonegoro, Gus Sep mengatakan, dibentuknya simpul Terong Gosong Bojonegoro jadi wadah kultural untuk pemberdayaan masyarakat. Saat ini, fokus Terong Gosong ingin melakukan pengembangan ekonomi masyarakat. Ini sesuai dawuh dari KH Yahya Cholil Staquf.
“Harus berani dan optimistis untuk membuka potensi ekonomi alternatif. Diharap ada ide-ide kreatif dari para anggota Terong Gosong” ungkap Gus Sep dalam sambutannya.
Gus Sep mencontohkan, ia sudah memulai kegiatan ekonomi alternatif beberapa tahun silam. Terutama dalam bidang pupuk organik dan parfum. Ia berharap agar para anggota Terong Gosong yang lain juga berani membuka potensi ekonomi alternatif.
“Sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar”. Imbuhnya.
Kehadiran Simpul Terong Gosong Bojonegoro, diharap mampu menjadi wadah kultural yang punya manfaat bagi masyarakat Bojonegoro. Baik dalam pemberdayaan masyarakat, maupun dalam hal-hal yang berhubungan dengan geliat sosial masyarakat.