Bojonegoro memiliki desa penghasil susu kedelai berkualitas. Desa penghasil susu kedelai yang dimaksud adalah Sobontoro. Ada sekitar 20-an pengusaha rumahan berbasis UMKM yang mampu menghasilkan ribuan bungkus susu kedelai per harinya.
Desa Sobontoro terletak di Kecamatan Balen, Bojonegoro. Mungkin banyak yang belum tahu jika di kawasan ini banyak penghasil susu kedelai. Ada sekitar 20-an usaha pembuatan susu kedelai berbasis rumah tangga di Sobontoro.
Nurul Hidayah merupakan satu diantara pengusaha susu kedelai di Desa Sobontoro. Sejak awal 2000-an, Ibu 2 anak tersebut sudah merintis usaha pembuatan susu kedelai ini.
Di awal 2000-an lalu, Pemerintah Desa Sobontoro menyelenggarakan pelatihan pembuatan susu kedelai di Malang. Nurul Hidayah menjadi pesertanya. Setelah mendapatkan ilmu dari pelatihan tersebut, Nurul Hidayah mencoba memulai usaha susu kedelainya.
Awal mulanya, Nurul Hidayah membuat 100 bungkus dan coba dititipkan ke beberapa orang. Namun di awal, susu kedelai buatan Nurul Hidayah tak ada yang laku. Susu kedelai yang dibuat pun terbuang sia-sia.
Kegagalan di awal tersebut tak mematahkan semangat perempuan berusia 41 tahun tersebut. Ia terus berusaha memasarkan susu kedelai buatannya ke toko-toko terdekat dan tak lupa menitipkan ke pedagang sayur keliling.
Usaha tak kenal lelah tersebut akhirnya berbuah manis. Pelan tapi pasti, susu kedelai bikinan Nurul Hidayah laris di pasaran. Larisnya susu kedelai Nurul Hidayah membuat produksi ditingkatkan. Dari yang semula 100 bungkus, menjadi 200 bungkus per hari.
![](https://jurnaba.co/wp-content/uploads/2019/02/Nurul-4.jpg)
Saat ini, Nurul Hidayah mampu membuat 300 hingga 400 bungkus susu kedelai per harinya. Susu kedelai itu kemudian disebar ke toko maupun pedagang sayur keliling. Jangkauannya pun semakin luas, dari Kecamatan Sumberejo hingga Kecamatan Kota Bojonegoro. Dan pastinya, selalu habis.
Susu kedelai buatan Nurul Hidayah ini dihargai seribu Rupiah saja per bungkusnya. Namun, bagi yang mau mengambil langsung, ada potongan harga yang bisa didapatkan.
Untuk menghasilkan susu kedelai, Nurul Hidayah menggunakan beberapa alat khusus. Alat tersebut dimodifikasi untuk menggiling dan menyaring kedelai hingga menjadi susu.
Proses pembuatan susu kedelai itu sendiri dilakukan saat pagi buta. Tujuannya agar susu kedelai bisa siap diedarkan dari pagi. Karena susu kedelai ini tak menggunakan pengawet sehingga bisa cepat basi.
“Saya biasa produksi mulai jam 3 pagi, setiap hari. Dibantu suami untuk pengerjaannya. Kalau anak saya lagi libur kuliah juga sering bantu-bantu bungkusin,” ujar Nurul Hidayah saat ditemui tim Jurnaba.co di kediamannya.
Dalam perkembangannya, inovasi mulai dilakukan oleh Nurul Hidayah. Contohnya dengan menambahkan aneka rasa pada susu kedelai buatannya. Seperti rasa cokelat, strawberry, dan melon. Namun yang menjadi favorit tetaplah rasa original.
Bahan yang digunakan untuk membuat susu ini adalah kedelai impor. Kedelai lokal tak dapat digunakan karena tak bisa menghasilkan susu yang berkualitas. Sehingga, pengusaha susu kedelai di Sobontoro masih bergantung kepada kedelai impor. Untuk menghasilkan 400 bungkus susu kedelai siap minum, Nurul Hidayah membutuhkan sekitar 5 kilogram kedelai.
![](https://jurnaba.co/wp-content/uploads/2019/02/Nurul-2.jpg)
Untuk omset, per hari Nurul Hidayah bisa mengantongi Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu. Jumlah yang cukup signifikan untuk ukuran usaha berbasis rumahan. Nurul Hidayah pun bisa mendapatkan penghasilan sendiri, tak melulu mengandalkan uang dari suami.
“Saya memang punya keinginan untuk bisa menghasilkan uang sendiri. Tidak bergantung terus kepada suami. Alhamdulilah semua dimudahkan,” ujar alumni SMPN 1 Balen tersebut.
Sampai sekarang ini, Nurul Hidayah belum mau memperkerjakan orang luar. Karena Ia merasa masih mampu untuk mengerjakannya sendirian, dibantu dengan suami dan anaknya. Dengan begitu, keuntungan finansial bisa dinikmati oleh semua anggota keluarga.
Usaha rumahan seperti ini menjadi contoh nyata bahwa masyarakat desa bisa melahirkan lini usaha yang mandiri. Jika ditekuni dengan baik, usaha rumahan bisa memberikan penghasilan bagi keluarga, khususnya ibu rumah tangga.
Jika tertarik dengan dan ingin mencoba susu kedelai khas Bojonegoro, Nabsky sekalian bisa datang langsung ke Desa Sobontoro, Kecamatan Balen, Bojonegoro. Rasakan manfaat kesehatan susu kedelai Sobontoro, biar badan Nabsky nggak lunglai dan loyo!