Nusakambangan, sejauh ini identik sebagai neraka bagi para kriminal. Tapi, di lain sisi, ia menyimpan keindahan yang amat menawan.
Pulau Nusakambangan terletak di selatan pulau Jawa dan merupakan pulau kecil terluar yang berbatasan dengan Australia. Di sebelah utara pulau ini, terdapat selat yang terkenal dengan sebutan Segara Anakan.
Selat ini memisahkan Pulau Nusakambangan dengan daratan Pulau Jawa, khususnya dengan Kota Cilacap. Kota Cilacap merupakan daerah terdekat dan berbatasan langsung dengan kawasan Pulau Nusakambangan.
Sebelah selatan Pulau Nusakambangan adalah Samudera Hindia yang terkenal dengan ombak yang besar. Dilihat secara geografis, pulau ini memang tergolong pulau yang unik.
Karena keberadaannya yang berada di selatan Jawa berbatasan langsung dengan Australia dan jika saat pergantian musim, ombak laut selatan cenderung tinggi sehingga pulau Nusakambangan sebagai penangkal dari ombak Samudera Hindia supaya tidak terdampak dengan pantai yang berada di sekitar Kota Cilacap.
Terdapat 7 lembaga pemasyarakatan atau lapas yang terdapat di pulau Nusakambangan, diantaranya ada lapas batu, lapas besi, lapas pasir putih, lapas narkotika, lapas permisan, lapas kembang kuning, dan lapas terbuka.
Ketujuh lapas ini memiliki jarak yang tidak terlalu jauh dari dermaga pulau Nusakambangan dan dapat di akses oleh kendaraan roda dua dan empat.
Penghuni dari lapas – lapas yang ada di pulau Nusakambangan dikategorikan sebagai narapidana kelas kakap dan penjagaannya pun ekstra ketat baik itu di dalam lapas, luar kawasan lapas, dermaga pulau Nusakambangan, dan dermaga wijayapura yang dekat dengan pelabuhan tanjung intan sebagai akses pintu masuk utama menuju ke lapas – lapas di pulau Nusakambangan.
Pada tahun 2015 lalu, pulau Nusakambangan juga menjadi tempat eksekusi penembakan terpidana mati kasus bandar narkotika. Lokasi penembakannya pun dilakukan tengah malam dan berada di tengah hutan yang jauh dari askes lapas.
Namun, eksekusi penembakan terpidana mati hanya dilakukan 2 kali saja dalam setahun karena terbentur oleh peraturan hak asasi manusia dan biaya yang dikeluarkannya pun tergolong besar dalam satu kali eksekusi penembakan terpidana mati.
Banyak masyarakat luar Cilacap menganggap bahwa pulau Nusakambangan itu merupakan pulau penjara atau disebut dengan Alcatraz – nya versi Indonesia, tetapi jangan salah persepsi terlebih dahulu karena pulau Nusakambangan memiliki kekayaan alam dan potensi wisata yang eksotis namun jarang diketahui oleh masyarakat umum khususnya penduduk lokal Cilacap maupun warga luar Kota Cilacap.
Terdapat beberapa tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi bagi pengunjung wisatawan lokal maupun mancanegara. Tempat wisata yang pertama yaitu pantai Permisan, lokasinya berada di pesisir selatan Pulau Nusakambangan, pantai ini tergolong destinasi yang masih alami.
Pasirnya bergradasi, hasil percampuran dari pasir putih dan hitam. Karena berada di selatan, otomatis destinasi ini memiliki ombak yang besar. Namun saat airnya surut wisatawan dapat berdiri pada beberapa batu karang besar yang ada di depan pantai.
Wisata kedua ialah pantai Karang Pandan, Berbeda dengan Permisan, Pantai Karang Pandan memiliki pasir putih yang lembut. Sesampainya di Nusakambangan, setelah menyebrang dari Teluk Penyu, hanya perlu berjalan kaki selama 30 menit saja untuk sampai di sini.
Namun tak perlu panik jika enggan berjalan kaki, banyak warga lokal yang menawarkan jasa mengantar dengan harga tertentu untuk menghantarkannya.
Wisata yang ketiga adalah Benteng Karang Bolong, Benteng Karang Bolong terletak tidak jauh dari Pantai Karang Pandan. Benteng seluas 6000 meter persegi ini merupakan garis pertahanan Portugis yang akhirnya berhasil dikuasai oleh Belanda.
Lokasinya tersembunyi di balik hutan dan memiliki bangunan berbentuk huruf U. Tembok-tembok yang terbengkalai tersebut banyak ditumbuhi tanaman-tanaman liar beserta akarnya.
Dari ketiga destinasi tempat wisata tersebut, Pulau Nusakambangan juga memiliki kekayaan potensi alam berupa batuan kapur sirih yang digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan semen dari pabrik anak perusahaan PT Semen Indonesia Grup atau Dynamix yang sebelumnya merupakan PT Semen Holcim Indonesia Tbk.
Namun sangat disayangkan sekali dengan adanya potensi alam yang dimiliki oleh Pulau Nusakambangan yang kekayaannya dikeruk secara terus – menerus untuk kebutuhan industri pabrik semen yang berada di Kota Cilacap memberikan dampak bagi kerusakan flora dan fauna yang terdapat di Pulau Nusakambangan.
Terdapat sisi positif dan sisi negatif terhadap pulau yang memiliki kekayaan alam dan potensi wisata yang menarik untuk dikunjungi ini. Salah satunya ialah dengan hadirnya pengunjung dari masyarakat lokal maupun masyarakat luar memberikan dampak perekomian bagi masyarakat sekitar Pulau Nusakambangan ini.
Akan tetapi dengan potensi wisata yang menarik bagi para wisatawan, keberadaan alam yang terdapat di pulau tersebut sangat mengkhawatirkan bagi masyarakat lokal maupun para wisatawan sehingga perlu kita jaga dan lestarikan secara bersama–sama dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak merusak tanaman yang dilindungi, dan tidak merusak juga cagar bangunan bersejarah yaitu Benteng Karang Bolong supaya nilai historis yang terdapat pada Benteng Karang Bolong ini terjaga kekokohan bangunannya sampai masa yang akan datang .
Penulis merupakan Mahasiswa Ilmu Sejarah UNAIR dan Ketua Rayon Humaniora PMII Airlangga 2020 – 2021.