Umurku genap 25 tahun pada 7 Juli 2020. Ganjil bila dihitung. Sialan sudah mulai dewasa aku rupanya.
Bilangan 25 adalah fase plin-plan, aku menyebutnya dengan tertawa sendiri. Fase yang sungguh kritis merasakan beban hidup. Di umur ini Muhammad telah mempersunting Siti Khadtijah.
Rupanya semalam aku Cuma mimpi ketika mempersunting Sitiku, pantas saja aku tak menemukan ia telanjang di sampingku pagi tadi. Mimpi sialan yang membuatku harus mandi besar di pagi yang dingin di tengah kemarau ini.
***
Aku lahir pada hari Selasa dengan menangis. Begitulah lelaki yang katanya tak boleh menangis. Siapa bilang. Aku menangis sejak lahir, sejak keluar dari gua garba ibu. Aku lupa apakah bapak telah mengadzaniku, yang jelas aku mulai terbiasa mendengarkan adzan dari corong speaker masjid di sebelah utara rumahku, suaranya sering mengagetkan, bahkan sering membuyarkan permainanku dengan teman-teman.
Karena aku lahir pada hari Selasa orang tuaku memberi nama sematan di ujung namaku ‘Salasa’ yang berarti lahir pada hari Selasa. Oh ya, aku juga anak ke tiga, bukan sebuah kebetulan.
Salasa juga berarti anak ke tiga maksud dari namaku tersebut. Orang-orang boleh memanggilku ‘Sala’. Tak usah mengejanya dengan lidah Jawa menjadi ‘Solo’. Tapi aku sendiri sungguh sangat mengagumi bengawan itu, bengawan Solo, tak apalah jika kita pertama bertemu kalain mengeja namaku “Sa-la” menjadi “So-lo”, nanti ku jelaskan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia solo berarti nyanyian (lagu, musik) tunggal (yang dinyanyikan atau dimainkan oleh satu orang). Tunggal di sini berarti (melakukan sesuatu dan sebagainya seorang diri) atau karier yang (hendak) dikerjakan sendirian. Barangkali hidupku akan seperti bengawan Solo, mengalir sendirian dan memberi manfaat kepada alam dan manusia.
Atau aku akan menyanyikan ‘selamat ulangtahun sendirian’. Aku tidak ingin merepotkan siapapun, kecuali ketika aku mati nanti.
Jelas nama itu diberikan oleh orang tuaku bukan dari nenek dan kakekku, mereka sudah berpulang ketika aku lahir, sejak ibuku dipersunting bapakku bahkan. Sewaktu kecil apakah kalian pernah melihat foto pernikahan orang tua kalian? Pasti kalian bilang bahwa kalian ada di tengah-tengah pesta pernikahan itu. Aku juga begitu, konyol.
Tapi buat anak kecil pernyataan seperti itu adalah lucu dan menghibur orang-orang dewasa.
****
Aku duduk di kursi bundar warna kuning. Siti duduk di sebelahku menghadap ke arah yang sama di kursi warna merah muda. Ia sangat menyukai warna merah muda, seperti yang ia katakan dulu, barangkali tiap ia melihat diriku ia melihat lelaki bertubuh merah muda hingga ia sangat mencintaiku.
Di ulang tahunku yang ke 25 ini ia menghadiahiku ciuman merah muda di bibir hitam tembakauku.
Ia memberikannya sebelum kita menyantap ayam goreng crispy di sebuah kedai. Ia pintar menentukan waktu, ciuman yang manis sebelum bau mulutnya beraroma sambal. “Selamat ulang tahun sayang.” Ucap Siti usai mencium bibirku.
Aku membalasnya dengan mencium keningnya yang lebar dan mengucapkan “Terimakasih.”
Lain hari setelah aku mendapat kado terbaik dari Siti, teman-temanku memberikan kejutan dengan membawa kue kentang dengan lilin-lilin kecil. Aku dikerjai, dari umur 1 tahun hingga 25 baru kali ini aku mendapat kejutan di hari ulang tahun.
Mereka menyuruhku meniup lilinnya, upacara perayaan ini hampir menyerupai misi penggagalan babi ngepet, bila lilin padam maka si babi jadi-jadian itu berubah wujud menjadi manusia, ia akan dipukuli orang-orang yang melihatnya. Betapa kakunya diriku merayakan sebuah ulang tahun.
Aku membandingkan diriku dengan perempuan kecil yang merayakan ulang tahunnya dulu, aku memberikan kado berupa kalkulator untukknya dengan harapan bahwa ia tak salah mengerjakan PR matematika dan ia juga tak akan pernah salah menghitung sisa-sisa umurnya.
Aku selalu kaku merayakan segala perayaan entah itu perayaan kegembiraan atau perayaan kesedihan. Sungguh aku tidak punya nyali buat melempar telur ataupun tepung yang sesungguhnya ringan.
Bila teman-temanku merayakan ulang tahun dengan kegembiraan dan saling lempar telur aku merasai tubuhku gagap dan kaku, aku tidak tahu bagaimana merayakannya.
Aku berangsur-angsur kehilangan gugup ketika tanggal 25 Juli itu perlahan menjauh. Sampai jumpa tahun depan dengan kejutan yang biasa saja ya.
Beranda rumahku bertabur daun sawo sore itu. aku mengenakan kaos merah dan celana pendek sepaha warna biru. Sore yang indah, matahari hendak pulang sehabis bekerja di PT PLN.
Aku memandangnya kemudian memainkan handphone. Di facebook teman-temanku memberikan ucapan selamat ulang tahun, teman dekat juga teman jauh, yang sering ketemu cenderung tak mengucapkan, mereka tidak suka basa-basi. Semalam aku tak tahu siapa yang pertama kali mengucapkan selamat ulang tahun padaku, si facebook anak Mark Zuckerberg atau Siti kekasihku.
Facebook sungguh kelewat perhatian padaku, apapun selalu ia perhatikan, dari ulangtahun, kenangan, pertemanan dan lain sebagainya. Tapi ia tak punya setia seperti Sitiku. Facebook lahir di Menlo Park, California, Amerika Serikat pada bulan Februari 2004. Ia merayakan ulangtahun di bulan Februari lalu. Sementara Siti ulangtahun pada bulan Juni.
Tidak usah ku sebutkan tanggalnya, kalian juga tidak usah repot-repot memberikannya kejutan ataupun kado. Siti punya sikap sepertiku tak ingin berlebihan merayakan ulangtahun, sebab ulangtahun menyimpan pengurangan umur dengan jawaban yang tak bisa ditebak, ia jauh lebih rumit dari matematika. Kita lebih suka merayakan ulangtahun di facebook dengan gambar dan video kue-kue, dengan ucapan selamat yang banyak itu menandakan eksistensi, tandanya banyak teman yang perhatian kepada kita. Tentu saja tak meriah.
Tentu tak seperti merayakan secara langsung, kue, tiup lilin dan menyanyikan mars ulangtahun “Slamat ulang tahun… slamat ulang tahun… Tiup lilinnya… tiup lilinnya….”. Tanpa ulangtahun hubunganku dengan facebook akan tetap baik-baik saja. Aku tetap berulangtahun tanpa perayaan sekalipun. Aku mungkin tetap merayakannya dengan Siti di kedai itu dengan kado ciuman merah muda.
Ulangtahun mungkin juga bisa menjadi sebuah rahasia, tapi tidak dapat di tulis dengan ngawur di akta kelahiran, KTP atau Kartu Keluarga. Tahun depan aku akan merayakan kembali ulangtahunku di dunia maya dengan facebook, datang ya! Sudah tahu alamatnya kan? Sekarang ini segala sesuatu dirayakan dari jauh dan formalitas belaka. Aku tunggu kalian di sana.