Masyarakat Bojonegoro harus bersiap menghadapi potensi cuaca buruk dan bencana alam di penghujung 2019. Cuaca ekstrem berupa hujan deras dan angin kencang, serta ancaman banjir akibat luapan sungai Bengawan Solo diprediksi hadir di Bojonegoro pada akhir tahun ini.
Cuaca yang tak menentu masih melanda Kabupaten Bojonegoro. Sempat diserang oleh hujan deras dan angin kencang, cuaca Bojonegoro kembali terik dalam beberapa hari terakhir.
Meski tidak ada angin kencang atau hujan deras dalam beberapa hari terakhir, bukan berarti masyarakat bisa tenang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Bojonegoro menghimbau masyarakat agar tetap waspada dengan ancaman bencana alam jelang pergantian tahun.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro, Eko Sutanto menjelaskan jika ada potensi bencana alam di akhir 2019. Untuk itu, masyarakat diharap selalu waspada dan siap siaga.
“Potensi bencana alam di Bojonegoro tentu ada. Akhir tahun kita harus waspada dengan banjir. Angin kencang juga jadi berpotensi hadir lagi di Bojonegoro,” ujar Eko Susantao.
Sebagai langkah antisipasi banjir, BPBD menyarankan agar masyarakat yang tinggal di dekat Sungai Bengawan Solo untuk berhati-hati. Karung berisi pasir hingga opsi tempat mengungsi bisa segera dipersiapkan sejak jauh-jauh hari.
Hingga akhir November ini, volume air di Sungai Bengawan Solo Bojonegoro memang belum terlalu tinggi. Namun, potensi peningkatan air diprediksi terjadi jelang pergantian tahun.
Biasanya, Bojonegoro mendapatkan kiriman air dari daerah lain. Kiriman air dengan intensitas yang tinggi itulah yang membuat Bojonegoro sering mengalami banjir di akhir tahun.
Contoh nyata terjadi pada akhir 2007 silam. Saat itu, Kota Bojonegoro lumpuh total akibat banjir yang disebabkan oleh luapan Sungai Bengawan Solo. Akses jalan hingga aktivitas masyarakat saat itu terdampak. Dalam kurun waktu seminggu, Bojonegoro menjadi kota mati.
Sementara untuk potensi bencana angin kencang hingga puting beliung, BPBD menyarankan masyarakat untuk menebang pohon yang sudah tua. Angin kencang yang menumbangkan banyak pohon di jalan-jalan utama Bojonegoro beberapa waktu lalu harus dijadikan pembelajaran bersama.
Angin kencang yang terjadi di sejumlah daerah di Bojonegoro, termasuk wilayah kota memang menimbulkan banyak masalah. Tidak hanya pohon tumbang yang menganggu aktivitas transportasi. Tapi juga rumah rusak bahkan roboh.
Selain masyarakat, Pemerintah Kabupaten juga wajib bersiap dan sigap dalam menghadapi ancaman bencana di penghujung tahun. Bantuan harus bisa segera didistribusikan ke daerah-daerah yang terdampak bencana.
Peran BPBD juga tak bisa dilepaskan begitu saja. Badan yang bertanggung jawab terhadap penaggulangan bencana di daerah ini harus berperan aktif dalam membantu masyarakat. Baik dalam hal pencegahan hingga tindakan antisipasi.
Kewaspadaan di musim pancaroba memang harus selalu ditingkatkan. Dengan meningkatkan kewaspadaan, kerugian akibat bencana alam bisa diminimalisir.