Mayoritas orang fokus terhadap fetish yang dimiliki oleh Gilang Jarik ini. Namun ada hal lain yang cukup menarik perhatian. Yakni praktek relasi kuasa yang digunakan oleh Gilang Jarik dalam memaksa korban-korbannya.
Jagat dunia maya dihebohkan dengan kasus Gilang Jarik. Kasus ini mencuat lewat utas Twitter yang dibuat oleh akun bernama @m_fikris
Semua bermula dari utas @m_fikris yang diberi judul Predator “Fetish Kain Jarik” Berkedok Riset Akademik dari Mahasiswa PTN di SBY.
Secara singkat, cerita berawal dari sosok Gilang, seorang mahasiswa dari Perguruan Tinggi Negeri Surabaya yang mengirim pesan ke Instagram milik @m_fikris yang notabene adalah mahasiswa baru di salah satu Universitas di Surabaya.
https://twitter.com/m_fikris/status/1288434425261256705
Awalnya, Gilang mengajak berkenalan dan meminta folloback di Instagram. Setelah berkenalan secara singkat, pelaku membujuk korban untuk membantu risetnya sebagai mahasiswa tingkat akhir.
Anehnya, riset yang dilakukan itu tentang bungkus-membungkus. Korban diminta membungkus dirinya dengan kain jarik seperti mumi. Meski baru kenal, korban menyanggupi. Korban bersama temannya melakukan apa yang diminta korban.
Permintaan pelaku dilakukan oleh korban. Korban juga sempat mengirim foto dan video sebagai bukti. Gilang Jarik pun terus meminta hal-hal aneh lain. Ia seperti menikmati apa yang dilakukan oleh korban dan temannya itu.
Seiring berjalannya waktu, korban mulai menemukan berbagai keanehan. Mulai dari sikap memaksa hingga dominasi dari pelaku dalam “riset” bungkus-membungkus ini.
Singkat cerita, karena merasa aneh, korban menemukan link berita terkait kasus bungkus-membungkus yang meresahkan para orang tua. Link dari berita tersebut kemudian dikirim korban ke pelaku melalui pesan singkat.
Pelaku atau Gilang Jarik ini tak membalas. Korban pun makin curiga dan dibuatlah utas mengenai hal tersebut di medium Twitter. Ternyata, pemilik akun @m_fikirs bukan satu-satunya korban. Satu per satu korban lain dari Gilang Jarik ini bermunculan dan berani berbicara.
Secepat kilat, kasus Gilang Jarik ini pun mencuat ke permukaan dan jadi bahan pembicaraan di dunia maya Indonesia. Gilang pun dianggap punya kelainan seksual karena senang melihat orang dibungkus dengan kain jarik.
Perihal Relasi Kuasa
Mayoritas orang fokus terhadap fetish yang dimiliki oleh Gilang Jarik ini. Namun ada hal lain yang cukup menarik perhatian. Yakni praktek relasi kuasa yang digunakan oleh Gilang Jarik dalam memaksa korban-korbannya. Konsep relasi kuasa ini sendiri dikemukakan oleh filsuf terkenal, Michael Foucault.
Menurut Foucault, kekuasaan merupakan satu dimensi dari relasi. Di mana ada relasi, di sana ada kekuasaan dan kekuasaan selalu teraktualisasi lewat pengetahuan. Itu karena pengetahuan selalu punya efek kuasa.
Ini berarti, dalam suatu relasi antar individu, pengetahuan akan dirinya dan orang lain di saat bersamaan dapat menciptakan kekuasaan. Hal ini terjadi pada kasus Gilang Jarik yang menghebohkan Twitter.
Dengan dalih senioritas dan kenal dengan orang-orang penting di Universitas, Gilang Jarik menunjukkan kuasanya kepada para korban. Korban yang merasa terancam pun tak bisa berbuat banyak.
Jika dilihat tangkapan layar dari para korban, Gilang Jarik ini adalah seorang yang pemarah dan pemaksa. Ia tak segan untuk memaksa calon korban yang baru dikenalnya lewat medsos untuk meminta maaf hanya karena salah menulis atau tidak memakai bahasa Indonesia.
Pernah ada korban yang menjawab pertanyaan Gilang Jarik di Instagram dengan bahasa Jawa. Gilang pun marah dan menyuruh korban untuk meminta maaf. Padahal, korban tidak pernah mengenal Gilang Jarik sebelumnya.
Si korban yang merasa takut karena diancam pun meminta maaf kepada sosok “kakak senior” yang belum pernah ditemuinya sama sekali secara tatap muka. Gila!
Gilang Jarik pun tak segan untuk mengancam para korbannya. Dengan relasi kuasa senior – junior yang dimilikinya, Gilang Jarik memaksa para korban supaya mau melakukan apa yang diminta.
Jika korban menolak, ancaman pun langsung diberikan. Mulai dari dilaporkan ke kakak tingkat hingga ke dewan mahasiswa. Konon, Gilang punya kenalan dengan dewan mahasiswa kampus. Ancaman yang membuat ciut nyali korban-korbannya yang mayoritas adalah mahasiswa baru atau maba.
Relasi kuasa memang kerap terjadi di kehidupan sehari-hari. Misalnya saja hubungan antar orang tua – anak, guru – murid, dosen – mahasiswa, bos – karyawan.
Dalam kasus kekerasan seksual relasi kuasa juga jadi biang keladi. Pelaku melakukan kekerasan seksual karena merasa berhak. Korban dianggap tak berdaya dan berada di bawah level pelaku. Kekerasan seksual seringkali terjadi karena ketimpangan relasi kuasa ini.
Kasus Gilang Jarik ini bakal diingat dengan fetish yang aneh kepada para korbannya. Namun yang tak bisa dipungkiri juga, kasus ini menunjukkan bahwa relasi kuasa benar-benar ada dalam kehidupan nyata.