Bagi para seniman pertunjukkan, pandemi corona memang jadi masalah besar. Bagaimana tidak, mayoritas seniman pertunjukkan tak bisa tampil akibat larangan berkerumun untuk menghindari penyebaran virus corona.
Banyak sektor yang terdampak pandemi covid-19. Contohnya adalah sektor seni pertunjukkan. Karena aturan physical distancing, pihak-pihak terkait melarang kegiatan yang berpotensi mendatangkan masa. Tujuannya tentu mencegah penyebaran virus corona.
Salah satu seniman teater asal Bojonegoro, Oky atau Kocin merasakan dampak nyata dari pandemi corona ini. Seniman yang tinggal di Kelurahan Jetak, Bojonegoro tersebut tak bisa tampil selama masa pandemi.
Lewat sambungan teleconfrence, tim Jurnaba.co berkesempatan untuk berbincang dengan Kocin. Menurutnya, pandemi corona ini benar-benar berpengaruh terhadap para seniman yang biasanya beraksi di panggung pertunjukkan.
“Nggak ada kegiatan selama masa pandemi corona ini. Tapi latihan masih tetap ada,” ujar pria berambut gondrong tersebut.
Menurut sosok yang punya nama asli Okky Dwi Cahyo tersebut, dalam sebulan dirinya bisa pentas minimal empat kali. Namun dari akhir Maret hingga pertengahan Mei 2020 ini, dia tak bisa unjuk gigi. Kocin lebih banyak berada di rumah dan berkomunikasi dengan rekan-rekannya via online.
Kocin sendiri memaklumi kondisi yang sekarang dihadapinya ini. Banyak acara yang sebenarnya sudah dijadwalkan tapi mesti ditunda karena pandemi corona ini.
Contohnya pada bulan April ada sejumlah agenda pertunjukkan teater dan sandur. Ada pula festival pantomim di Bojonegoro. Tapi semua acara tersebut harus ditunda dan dibatalkan karena larangan berkumpul dan berkerumun.
Namun ada optimisme dari Kocin. Dia yakin kalau pandemi corona tak akan berlangsung selamanya. Setelah semua kembali normal, Kocin yakin kalau panggung-panggung pertunjukkan kembali ramai seperti semula.
“Mudah-mudahan ini bukan akhir. Ini pasti selesai. Kalau pandemi ini selesai, saya yakin panggung akan kembali ramai,” ujarnya.
Bagi para seniman pertunjukkan, pandemi corona memang jadi masalah besar. Bagaimana tidak, mayoritas seniman pertunjukkan tak bisa tampil akibat larangan berkerumun untuk menghindari penyebaran virus corona.
Musisi dan band di seluruh Indonesia bisa dijadikan contoh. Mereka harus menunda, bahkan membatalkan tour atau konser mereka akibat pandemi corona.
Ada yang menyiasati dengan menggelar konser secara online. Ada pula yang menggelar workshop atau dialog via online dengan para penggemar. Semua dilakukan untuk menyiasati larangan berkerumun di masa pandemi corona.
Seperti yang sudah disebutkan Kocin, pandemi ini pastinya tak akan berlangsung selamanya. Pada saatnya nanti panggung-panggung pertunjukkan akan kembali ramai. Sampai saat itu tiba, kita mesti menunggu dan terus berharap pandemi corona segera berakhir.