Kabar baik datang dari wirausahawan muda asal Bojonegoro, Siti Nur Banin. Kreator Rumah Ipus yang menjual kerajinan tangan atau handcraft tersebut berhasil menyabet juara dua Lomba Wirausahawan Muda yang dihelat oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Siti Nur Banin yang merupakan pemiliki Rumah Ipus memang ikut serta dalam Lomba Wirausahawan Muda bidan Ekonomi Kreatif yang digelar oleh Kemenpora di Jakarta. Ia menjadi wakil Jawa Timur di perlombaan tersebut.
Perjuangan panjang dilakukan oleh Banin untuk sampai ke Jakarta. Sebelumnya, ia mengikuti lomba serupa yang dihelat oleh Dinas Koperasi Jawa Timur. Di level provinsi, Banin dengan produk kerajinan Rumah Ipus berhasil menyabet juara 3.
Setelah perlombaan tingkat provinsi itu, Banin mendapatkan rekomendasi untuk ikut serta di Lomba Wirausahawan Muda tingkat nasional. Penyelenggaranya adalah Kementerian Pemuda dan Olahraga.
“Salah satu juri di tingkat provinsi menyarankan saya untuk ikut lomba sejenis yang diadakan Kemenpora. Agustus daftar, Oktober langsung dapat kabar kalau lolos administrasi,” ujar Banin.
Setelah lolos seleksi administrasi, tim dari Kemenpora langsung melakukan survei ke Rumah Ipus yang dimiliki oleh Banin. Rumah Ipus sendiri terletak di Kecamatan Sumberejo, Bojonegoro. Proses survei lapangan itu diadakan pada tanggal 10 Oktober lalu.
Banin pun tak menyangka jika dirinya bisa masuk tahap selanjutnya. Yakni babak final. Ia pun berangkat ke Jakarta untuk melakukan presentasi di depan juri penilai pada 15 hingga 18 Oktober di Hotel Ciputra Jakarta.
Banin pun bersaing ketat dengan belasan wirausahawan muda dari berbagai penjuru negeri. Total ada 16 finalis dari seluruh Indonesia yang masuk babak akhir. Ada yang berasal dari Papua, Kalimantan, dan juga Pulau Jawa.
Setelah proses panjang penilaian, di penutupan acara pada 19 Oktober diumumkan siapa saja yang lolos ke 3 besar. Salah satunya adalah Banin dengan Rumah Ipus miliknya.
Dua finalis lainnya adalah Naufal Yazid owner Yazid Archery yang masih kuliah semester 5. Kemudian ada Dany Anwar owner The Warna, pengusaha sepatu etnik.
Banin tak menyangka karena bisa masuk 3 besar. Ia sebenarnya merasa jadi peserta yang biasa saja dibandingkan dengan yang lainnya.
“Sebenarnya saya merasa menjadi peserta yang biasa-biasa saja, yang lain sudah keren-keren sekali. Kebanyakan sudah punya omset ratusan juta Rupiah dan masih muda pula. Ditambah usaha mereka bukan warisan orang tua,” kata perempuan kelahiran 1991 tersebut.
Setelah menunggu beberapa hari, Banin mendapat kabar jika dirinya menyabet juara dua. Ia pun diundang kembali ke Jakarta untuk seremoni di acara Anugerah Kepemudaan 2019 Kemenpora pada Senin (28/10/2019) yang bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda.
Ini jadi capaian yang luar biasa bagi Rumah Ipus dan Siti Nur Banin. Usaha yang dirintis dari bawah, kini mendapatkan apresiasi dan pengakuan dari banyak pihak. Banin pun tak henti-hentinya bersyukur atas keberhasilan ini.
Setelah ini, Banin dan Rumah Ipus bakal terus membuat inovasi-inovasi baru di bidang kerajinan tangan atau handcraft. Dengan ketekunan dan determinasi tinggi, bukan tidak mungkin Banin dengan Rumah Ipus bisa Go International.