Di episode kedua Ngluyur Bareng Jurnabis (NBJ) kali ini, saya bersama Dicky Eko Prasetio ngobrol soal nisan konstitusi.
Musim hujan tidak menyurutkan semangat lelaki yang akrab disapa Dicko ini untuk berkelana. Kelana yang dilakukan bukan hanya sekadar kelana. Tapi selalu ada unsur pemberdayaan di dalamnya.
Dicko berkelana dengan kawan dekatnya, Arma. Begitupun ketika NBJ episode ke-dua. Dicky datang bersama Arma. Siapa sebenarnya Arma? Untuk menjawab pertanyaan itu, di episode NBJ entah ke berapa, pasti akan saya tulis.
Di NBJ episode ke-dua kali ini lebih kepada Dicky Eko Prasetio saja dulu. Mahasiswa yang sedang menempuh studi ilmu hukum di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) itu, asik diajak ngobrol.
Dicko merupakan alumnus sebuah SMK yang ada di Ngasem, Bojonegoro. Ia mengambil jurusan pertambangan. Namun ketika kuliah, ia berada di jurusan hukum.
Sebuah fenomena yang sering ditemui, jurusan di sekolah menengah atas atau sederajat, tidak selalu sama dengan jurusan di kuliah. Namun hal itu, tidak masalah bagi Dicko. Buktinya dia menikmati dunia kuliah mahasiswa hukum.
Pada NBJ 2 yang kami helat di sebuah warung kopi berada di Taman Rajekwesi, ia bisa berbicara panjang lebar tentang kondisi terkini Indonesia dan kabupaten yang konon sebagai lumbung pangan dan energi, manalagikalobukan Bojonegoro.
Pada pertemuan malam hari (03/02/21) selain tujuan ngangsu kaweruh, juga menyerahkan hadiah Sayembara Nulis Jurnaba 2020. Karena Dicko dengan karya berjudul “Dibalik Nisan Konstitusi” mampu membawanya jadi salah satu pemenang diantara beberapa penulis yang turut serta dalam sayembara.
Dicko bercerita panjang lebar ihwal karyanya. Khususnya latar belakang Dicko menulis “Dibalik Nisan Konstitusi”. Tulisan itu berasal dari keresahannya tentang hukum di Indonesia. Namun ia kemas dengan bahasa yang sederhana, khas Jurnaba.
Di bagian awal tulisan, ia mencoba membangun keresahan tentang kondisi hukum di Indonesia. Di bagian akhir, tak lupa ia memberikan unek-unek berupa solusi. Semangat optimistis, yang coba ditawarkan Dicko di tengah kondisi negara yang tak baik-baik saja.
Selain itu, ia juga bercerita mengenai perjuangan sebuah masyarakat adat dalam memperjuangkan haknya. Cecurhatan mengenai hukum normatif dan progresif juga menjadi obrolan malam itu.
Itulah, Nabs, edisi Ngluyur Bareng Jurnabis (NBJ) kedua —- yang selalu saya tulis dengan sederhana — bersama sosok dibalik tulisan Dibalik Nisan Konstitsi, Dicky Eko Prasetio.