Hari Ibu jatuh pada Minggu (22/12/2018), tak lepas dari segala yang berkait soal perempuan. Dan bicara perempuan, pasti bicara soal laki-laki dan bermacam sektor hidup lainnya.
Bicara soal perempuan, tentu berbicara soal masyarakat, generasi hingga negara dan peradaban.
Karena itu, saat memperingati Hari Ibu, sesungguhnya kita memperingati banyak hal. Tak hanya sosok ibu, tapi banyak sosok yang sumbernya dari ibu. Bukankah segalanya bersumber dari ibu?
Atas alasan itu pula, kawan-kawan aktivis tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Universitas Bojonegoro (Unigoro) peringati Hari Ibu dengan gelar bakti sosial.
Kegiatan dimulai pada Sabtu pukul 16.00 sampai selesai tersebut, dilakukan dengan berjalan di sekitaran Kota Bojonegoro sambil berbagi kebutuhan pokok.
Bukan soal barangnya apa. Tapi lebih fokus pada substansi apa yang kita lakukan. Yakni memberi perhatian pada sosok ibu. Baik ibu kita sendiri maupun ibu orang lain.
Nabs, melihat ibu-ibu tersenyum saat kami datangi, hati saya melting. Mereka seperti diingatkan hari ini hari spesial. Mereka juga diingatkan, ibu-ibu di manapun sangat spesial. Karena itu, saat mereka tersenyum, hati saya luluh berantakan.
Saya ingat pesan Soekarno. Perempuan di manapun berada, adalah sosok tiang negara. Jika perempuannya baik, negara juga baik. Jika perempuan buruk, negara buruk.
Surga? Tentu itu sangat indah. Bagaimana aku bisa tahu? Aku bisa melihatnya dan tahu, karena melihat wajahmu, Ibu: Happy Mother’s Day untuk seluruh ibu-ibu di manapun berada.