Hari nelayan Indonesia diperingati tiap tanggal 6 April. Tak hanya diperingati dengan seremonial saja, hari nelayan harusnya juga dijadikan sebagai langkah untuk mensejahterakan para nelayan di seluruh Indonesia.
Sebagai negara maritim, jumlah orang yang menekuni profesi sebagai nelayan di Indonesia terbilang minim. Kombinasi antara pendapatan rendah dan resiko besar yang harus diambil saat melaut membuat masyarakat Indonesia mulai menjauhi profesi nelayan.
Menurut katadata, jumlah nelayan di Indonesia pada 2013 lalu berada di kisaran 800 ribu. Menurun dari 10 tahun lalu yang menembus angka 1,6 juta pada 2003. Dalam kurun waktu satu dekade, terjadi penurunan jumlah nelayan yang signifikan.
Angka tersebut tentu sangat memprihatinkan. Penurunan yang sangat drastis ini disayangkan oleh pemerintah Indonesia. Pasalnya, Indonesia memiliki laut yang sangat luas.
Faktor utama yang menyebabkan menurunnya jumlah nelayan di Indonesia adalah kesejahteraan. Banyak nelayan yang alih profesi karena merasa menangkap ikan kurang mensejahterakan. Apalagi modal yang dikeluarkan untuk melaut sangat tinggi.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti juga menyayangkan menurunnya jumlah nelayan di Indonesia. Menurutnya, ikan di perairan Indonesia masih sangat melimpah. Berbagai upaya pun dilakukan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan untuk mensejahterakan para nelayan.
“Persoalan perikanan terbesar kita rumah tangga nelayan turun menjadi hanya 800 ribu KK saja dari 1,6 juta KK. Itu hasil sensus sepuluh tahun terakhir,” kata Susi.
Pasokan Ikan Laut yang Tak Stabil di Pasar
Menurunnya jumlah nelayan di Indonesia berimbas pada pasokan ikan ke sejumlah pasar. Contohnya pasar kota Bojonegoro.
Pasokan ikan laut di pasar kota Bojonegoro kadang tak stabil. Ada beberapa jenis ikan maupun seafood lain yang pasokannya naik turun. Hal ini diungkapkan oleh Aminah, pedagang ikan laut di pasar kota Bojonegoro.
Menurut Aminah, dirinya mendapatkan pasokan ikan segar dari nelayan Tuban. Namun, pasokan dari Tuban tersebut kadang tak stabil. Beberapa jenis ikan kadang jumlahnya sangat sedikit.
“Pasokan ikan dari Tuban nggak stabil. Tergantung musim juga,” ujar perempuan berusia 51 tahun tersebut kepada Jurnaba.co

Masih menurut Aminah, beberapa jenis ikan laut seperti togek dan kakap pasokannya kurang stabil. Kadang sangat melimpah, kadang juga tak ada sama sekali.
Pasokan ikan yang tak stabil di pasar ini harusnya jadi perhatian lebih pemerintah pusat. Sebagai pihak berwenang, pemerintah harusnya bisa mendorong atau menarik minat warga di sekitaran laut untuk menjadi nelayan.
Kesejahteraan nelayan menjadi prioritas utama. Oleh karena itu, pemerintah bisa melakukan sejumlah langkah strategis agar nelayan bisa mendapatkan kehidupan yang lebih layak.
Upaya nyata yang dilakukan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan adalah pemberian bantuan kapal. Bantuan kapal tersebut tentunya sangat berguna bagi para nelayan. Selain bantuan kapal, Kementerian Kelautan dan Perikanan juga memberikan berbagai fasilitas lain untuk mendongkrak kesejahteraan para nelayan. Mulai dari jaminan kesehatan atau asuransi, pemberantasan illegal fishing, hingga bantuan kemudaha dalam mengurus perizinan.
Di hari nelayan ini Nabs, mari kita dukung langkah pemerintah untuk mensejahterakan para nelayan di Indonesia. Dengan begitu, jumlah nelayan di Indonesia bisa meningkat kembali. Yuk perbanyak makan ikan laut. Biar nggak ditenggelamkan Bu Susi Pudjiastuti. Xixixi~