Jatiblimbing, salah satu desa yang terletak di Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro. Desa ini memiliki potensi dalam bidang pertanian, pangan, dan perikanan/peternakan.
Laman resmi desa ini menampilkan data bahwasanya tiga besar pekerjaan penduduk Desa Jatiblimbing adalah 31,26% belum bekerja, 4,17% petani/pekebun, dan 2,58% wiraswasta.
Di sisi lain, jumlah penduduk usia produktif (usia 20-60 tahun) berjumlah sekitar 53%. Tentu saja persoalan ekonomi menajdi salah satu permasalahan yang mengemuka.
Melihat fakta di atas, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata dari STIT Muhammadiyah Bojonegoro yang tergabung ke kelompok Desa Jatiblimbing membuat terobosan kegiatan dengan mengadakan pelatihan pembuatan Kemplang Beras.
Pelatihan ini bertajuk Menggali Potensi Desa Untuk Kemajuan Ekonomi. Melihat potensi di Desa Jatiblimbing yang bekerja sebagai petani padi, mahasiswa mencoba untuk menggali dan membuat produk yang berasal dari beras.
“Kelompok kami berinovasi untuk membuat kemplang yang berasal dari tepung beras,” ujar M Fachrudin selaku ketua kelompok KKN Desa Jatiblimbing.
Pelaksanaan kegiatan ini, mahasiswa KKN berkolaborasi dengan ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Jatiblimbing.
Kegiatan pelatihan yang bertempat di rumah Kepala Desa Jatiblimbing ini diikuti oleh puluhan peserta dan berlangsung pada hari Kamis tanggal 29 Desember 2022 pukul 10.00 WIB sampai 12.30 WIB. Sementara fasilitator pembutan kemplang beras adalah Muslimatul Ummah.
Megawati Suryani, salah satu ibu rumah tangga mengatakan, ia senang dengan adanya pelatihan pembuatan makanan ringan kemplang beras ini. Sebab, bertujuan menggali potensi yang ada di desa Jatiblimbing, yang masyarakatnya mayoritas petani padi.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peranan penting dalam menggerakkan roda perekonomian negara. Selain itu, UMKM berkontribusi paling banyak dalam menyerap tenaga kerja.
“Ke depannya makanan olahan yang digagas mahasiswa KKN berupa kemplang beras ini dapat membantu kehidupan ekonomi masyarakat Desa Jatiblimbing, khususnya ibu-ibu. Sebagaimana pengalaman Muhamamd Yunus dengan Grameen Bank-nya bahwa pemberdayaan ibu-ibu dapat meningkatkan kehidupan keluarga ,” ungkap Eka Saptaning Pratiwi, M.Pd., selaku dosen pendamping lapangan