Gaslighting adalah sebuah istilah yang populer sepanjang 2022 silam. Situs resmi kamus Amerika, Merriam-Webster sampai menobatkan gaslighting sebagai words of the year. Apa sebenarnya gaslighting?
Gaslighting adalah sebuah teknik psikologi di mana orang atau kelompok memanipulasi orang maupun kelompok lain dengan mempertanyakan persepsi mereka sendiri.
Jika dijelaskan dengan bahasa yang lebih sederhana, gaslighting adalah sebuah cara yang dilakukan seseorang untuk memutar balikkan fakta, menyalahkan orang lain, meremehkan, dan lain – lain.
Biasanya, hal ini terjadi pada hubungan antar persona. Misalnya seperti hubungan asmara maupun pertemanan. Namun seiring perkembangan waktu, gaslighting juga bisa dilakukan secara berkelompok.
Kadang kita tak menyadari bahwa sudah jadi korban gaslighting. Karenanya, perlu dipahami berbagai bentuknya. Jangan sampai hubungan asmara, pertemanan, bahkan pekerjaan jadi toxic akibat tak memahami apa itu gaslighting.
Denial atau Memutar Balikan Fakta
Salah satu bentuk dari gaslighting yang sangat sering terjadi denial atau penyangkalan. Hal ini sering terjadi dalam hubungan antar persona. Dalam hal ini, pelaku gaslighting atau gaslighter akan selalu memberikan penyangkalan pada sebuah fakta yang diberikan.
Contohnya, kamu memergoki pacarmu sedang jalan dengan orang lain. Ketika kamu menanyakan hal tersebut kepadanya dan dia langsung menyangkalnya, maka itu adalah bentuk gaslighting.
Biasanya langsung diikuti dengan memutar balikkan fakta kalau kamu salah lihat dan sebagainya. Padahal, kamu melihat langsung dengan mata kepala sendiri.
Minimazing atau Meremehkan
Gaslighting itu juga bisa berupa meremehkan atau menganggap enteng suatu masalah. Bentuk ini juga sangat sering terjadi dan ditemui dalam banyak peristiwa.
Dalam hal ini, gaslighter terkesan meremehkan sesuatu. Ambil contoh lagi seperti kasus memergoki pasangan sedang selingkuh dengan orang lain. Ketika mengonfrontasi hal tersebut ke pasangan, dia mungkin akan berkata “Itu kan cuma temen, masa dipermasalahkan sih?”
Kamu yang menjadi korban gaslighting mungkin akan berpikir kalau apa yang dikatakan pasanganmu itu benar. Dalam hati bisa saja kamu berpikir “Benar juga ya, itu kan cuma temennya, masa gitu aja aku cemburu?”
Playing Victim atau Berlagak Jadi Korban
Bentuk berikutnya adalah playing victim alias malah merasa jadi korban. Gaslighter ulung punya kemampuan untuk membalikkan keadaan dan akhirnya berlagak jadi korban.
Contoh kasusnya masih sama soal memergoki pasangan kamu yang selingkuh. Ketika menanyakan hal tersebut, pacarmu bisa saja berdalih seperti “Aku gini karena kamu nggak pernah ada waktu. Aku itu butuh orang yang selalu ada.”
Ketika sudah memainkan kartu playing victim, kamu bisa saja berpikir “Dia selingkuh karena aku kurang memperhatikan. Ini juga salahku,” Repot kan?
Menggunakan Kata – kata Lembut Penuh Rasa Sayang
Seorang gaslighting juga bisa menggunakan kata – kata mutiara yang penuh afeksi untuk melakukan manipulasi. Cara ini bisa membuat target gaslighting jadi merasa bersalah.
Lagi – lagi ambil contoh kasus dari memergoki pasangan yang selingkuh tadi. Pasanganmu bisa juga keluarkan bahasa penuh kasih sayang macam “Aku nggak akan pernah lakuin hal sejahat itu. Kamu tahu kan kalau aku tuh sayang banget sama kamu,”
Buat target atau korban gaslighting yang lemah dengan kata – kata lembut pasti mudah terbuai. Alhasil, korban pun mempertanyakan lagi persepsinya sendiri.
Menulis Ulang Kejadian
Bentu lainnya adalah menulis ulang sebuah kejadian atau sejarah. Bisa disebut juga dengan rewriting history. Dalam hal ini, gaslighter akan menceritakan sesuatu yang menguntungkannya dalam situasi tertentu.
Mari ambil contoh lagi dalam kasus perselingkuhan pasangan. Pasanganmu itu bisa saja bilang “Kamu kan juga pernah jalan dengan orang lain waktu itu dan aku nggak permasalahin. Sekarang kamu kok permasalahin aku?”
Cerita tersebut mungkin dibuat untuk pengaruhi persepsi kamu. Cerita yang diungkapkan tadi mungkin tak benar – benar terjadi. Namun kamu sendiri ragu sekaligus tak bisa mengingatnya.
Memahami Gaslighting Demi Kesahatan Mental
Pada akhirnya, paham dengan apa itu gaslighting itu memang penting dalam menjalin hubungan antar persona. Baik hubungan asmara, pertemanan hingga pekerjaan.
Jangan sampai jadi korban berkepanjangan karena itu amat berpengaruh terhadap kesehatan mental. Bahkan, potensi seorang menjadi depresi akibat dari gaslighting sangat mungkin terjadi.
Kalau sudah memahami apa itu gaslighting dan beragam bentuknya, kita bisa mengatasinya dengan cukup mudah. Semuanya demi kesehatan mental diri sendiri.