Belakangan ini, muncul istilah baru dalam dunia traveling. Istilah tersebut bernama staycation. Secara sederhana, staycation adalah menghabiskan waktu libur dengan mengunjungi objek atau tempat wisata di kota sendiri.
Staycation merupakan gabungan dua kata. Stay (tetap) dan Vacation (liburan). Konsep staycation ini memberikan pilihan baru dalam menghabiskan waktu untuk liburan. Tak perlu jauh-jauh liburan ke luar kota bahkan luar negeri. Cukup di sekitaran atau bahkan di dalam rumah saja.
Berkembangnya teknologi informasi berdampak besar terhadap dunia pariwisata. Hadirnya media sosial seperti Facebook dan Instagram bisa dijadikan contoh.
Keberadaan medsos membuat warga berbondong-bondong untuk menunjukkan eksistensinya. Salah satu cara untuk eksis adalah memposting foto saat liburan ke media sosial pribadi.
Karena tujuan eksistensi, orang-orang jadi saling berlomba untuk memperlihatkan di mana tempat liburan mereka. Dari tempat eksotis di luar pulau, hingga destinasi populer luar negeri.
Baca juga: Tips agar Liburan Lebih Murah dan Hemat
Sebagai antitesis dari konsep liburan mahal tersebut, istilah staycation kemudian populer di Indonesia. Staycation jadi alternatif baru kaum urban dalam menikmati masa-masa liburan.
Dengan staycation, pengeluaran untuk liburan bisa ditekan habis-habisan. Kita tak perlu menyisihkan biaya untuk akomodasi luar kota. Atau biaya kulineran selama berada di luar kota.
Waktu pun juga bisa dihemat. Tak perlu menyisihkan waktu untuk perjalanan pulang pergi. Itu sangat baik bagi kesehatan dan kebugaran tubuh kita. Karena pada intinya liburan adalah tentang beristirahat dari aktivitas sehari-hari.
Krisis Ekonomi Populerkan Staycation
Istilah staycation populer pada 2008 hingga 2010. Istilah ini banyak digunakan oleh warga Amerika yang saat itu sedang dilanda krisis finansial. Alih-alih liburan ke luar kota atau luar negeri, mayoritas warga Amerika Serikat memilih untuk berlibur di dekat rumah karena alasan penghematan.
Sebelum krisis ekonomi melanda, warga Amerika dikenal sebagai turis yang gemar berwisata ke luar negeri. Namun saat krisis global menyerang, jumlah warga Amerika yang plesir ke luar negeri mengalami penurunan yang signifikan.
Tapi, bukan berarti warga Amerika Serikat tidak ingin menghabiskan waktu saat musim liburan datang. Mereka akhirnya memilih untuk tidak berada jauh dari tempat mereka tinggal saat masa liburan.
Sebagai langkah penghematan, warga memilih untuk liburan di objek wisata kota sendiri. Objek wisata lokal pun ramai didatangi warga sekitar. Sejak saat itu, berkembanglah istilah staycation.
Baca juga: Rekomendasi Tempat Liburan Akhir Tahun di Bojonegoro
Virus staycation pun dengan mudah menyebar ke berbagai penjuru dunia. Hingga sampai ke Indonesia. Staycation pun dengan cepat jadi perbincangan hangat oleh warga Indonesia. Terutama anak muda.
Konsep staycation di Indonesia juga makin beragam. Warga Jakarta misalnya. Mereka punya cara sendiri dalam memaknai staycation. Bukan berdiam di rumah atau mengunjungi objek wisata lokal, mereka justru malah menginap di hotel.
Sejumlah hotel pun di Jakarta pun memanfaatkan popularitas staycation dengan berbagai penawaran menarik. Mulai promo menginap dengan aneka fasilitas lengkap macam gym dan kolam renang, hingga gimmick pesta kostum.
Jika tak punya waktu untuk pergi jauh ke luar kota. Atau tak punya cukup uang untuk tamasya ke luar negeri. Staycation bisa jadi pilihan kamu, Nabs.
Mengunjungi objek wisata dekat rumah bisa jadi sesuatu yang menyenangkan. Pergi ke kolam renang umum misalnya. Atau jika kamu tipe manusia koala yang males gerak, cukup gelimbang-gelimbung saja di rumah sambil nonton Youtube.