Komunitas Kita Belajar Menulis (KBM) Bojonegoro bersama UKM Penalaran Griya Cendekia menggelar Seminar Kebangsaan pada Senin (8/12/2019). Seminar yang diadakan di Institut Agama Islam Sunan Giri Bojonegoro tersebut mengambil tema “Membangun Spirit Literasi sebagai usaha memajukan peradaban manusia dan negara”.
Sejumlah langkah terus dilakukan untuk meningkatkan budaya membaca dan menulis di kalangan masyarakat. Salah satunya dengan mengadakan forum diskusi. Seperti yang dilakukan oleh Komunitas Kita Belajar Menulis.
Dalam sambutannya, ketua panitia, M.Farikhin menyatakan Seminar kebangsaan ini diharapkan memberikan energi baru bagi kita semua untuk sadar akan pentingnya berliterasi bagi kemajuan peradaban.
“Sangat penting bagi penerus bangsa untuk sadar dan memajukan peradaban salah satunya dengan literasi. Menjadi manusia yang mampu mengupgrade diri untuk mampu memahami kemajuan teknologi informasi serta hobi membaca dan menulis,” Jelasnya.
Sigit Priatmoko, selaku narasumber sekaligus Ketua Komunitas KBM mengungkapkan, “Perkembangan literasi di Indonesia memang mengalami sedikit kenaikan dan perbaikan, namun, berliterasi belum menjadi budaya orang Indonesia, maka tak heran hoax mudah tersebar dan meracuni pikiran-pikiran, khususnya kaum muda.” Ungkap lelaki yang menjabat Dosen PGMI di UIN Malik Ibrahim Malang tersebut.
Dalam pemaparan materi, beliau juga bertanya kepada peserta seminar. Terkait apa yang dilakukan kaum muda saat waktu senggang. Banyak di antara mereka yang menjawab sekedar rebahan bahkan main game. Ini merupakan bukti bahwa membaca buku apalagi menulis belum menjadi sebuah kebiasaan.
Pembimbing UKM Penalaran Griya Cendekia, Dr. Hamam Burhanuddin, M.Pd.I kali ini juga menjadi narasumber dalam event seminar ini. Beliau berharap, seminar ini dapat menjadi suntikan motivasi khususnya kaum muda, agar gemar membaca dan melakukan pengembangan diri. Selain itu, berliterasi merupakan roh bangsa yang harus tetap dijaga dan budayakan.
Tak hanya itu, guru SDN Pandan II Kecamatan Ngraho, Ajun Pujang Anom juga menjadi narasumber. Dengan gayanya yang asik dan simple, beliau menjelaskan terkait arah perkembangan literasi di Bojonegoro.
“Masih ada kesenjangan literasi di Bojonegoro, buktinya masih banyak sekolah-sekolah yang belum memiliki perpustakaan sendiri. Dari data yang ada Dinas Pendidikan Daerah (Disdikda) Bojonegoro, perpustakaan yang dimiliki SD dan sederajat, sekitar 994 buah. Untuk SMP terdapat 217 buah. Sedangkan untuk tingkat SMA, ada 112 buah.”
“Meskipun terlihat banyak, namun fakta di lapangan banyak sekolah atau madrasah yang tidak memiliki perpustakaan. Sehingga ini tentunya akan menghambat aktivitas literasi di sekolah. Apalagi di luar sekolah, dari 419 desa dan 11 kelurahan di Kabupaten Bojonegoro, hanya ada 158 buah di tahun 2015 dan menjadi 267 buah perpustakaan desa (perpusdes) di tahun 2019.” Jelasnya.
Seminar ini diharapkan mampu memperbaiki mindset pemuda untuk giat berliterasi. Sehingga, minat baca di kalangan masyarakat bisa makin meningkat.
Memang kerja keras untuk bisa meningkatkan dan mengembangkan budaya literasi. Semua harus dilakukan secara konsisten untuk mencapai hasil maksimal.