Perkembangan motor klasik di Bojonegoro terbilang sangat dinamis. Ini ditandai dengan banyaknya penggila motor klasik yang ada di bumi Angling Dharma. Bahkan, bisnis motor klasik bisa jadi lahan yang menggiurkan.
Bagi sebagian orang, barang yang sudah berusia tua memiliki nilai sejarah yang cukup tinggi. Salah satunya sepeda motor. Motor tua atau istilah kerennya motor klasik, ternyata masih cukup banyak peminat.
Alasannya, tak lain karena ada kenangan dalam motor itu. Itulah sebabnya, motor klasik selalu diburu, baik oleh kolektor ataupun pelaku bisnis jual beli.
Perkembangan sepeda motor di seluruh dunia terbilang cukup pesat, mulai dari tren yang berkembang hingga teknologi yang disematkan pada kuda besi tersebut.
Tapi, tahukah kamu Nabs, kalau sepeda motor mengukir sejarah yang cukup panjang dalam peradaban umat manusia.
Seiring perkembangan zaman, sepeda motor kini tak hanya menjadi salah satu moda transportasi yang kerap dipergunakan, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup seseorang.
Sementara itu, motor klasik atau motor jadul sampai saat ini masih dilirik banyak orang karena keunikan dan keistimewaannya. Mulai dari desain unik hingga sejarah yang mengiringi motor-motor tersebut.
Hal semacam itulah yang membuat nilai jual motor-motor klasik menjadi tinggi. Terlebih bagi para pecinta motor klasik atau kolektor. Tak jarang kalau para pemilik motor klasik kini enggan untuk melepas motor kesayangannya, meskipun dibanderol dengan harga selangit.
Untuk definisi klasik di Indonesia, biasanya mengacu pada kendaraan yang tahun produksinya di bawah tahun 1970.
Sepeda motor masuk ke Tanah Air pada zaman kolonial Belanda. Kisaran tahun 1893. John C. Potter, yang merupakan seorang masinis di sebuah pabrik gula di kawasan Probolinggo, menjadi orang pertama yang membawa sepeda motor ke Indonesia.
Tak hanya perorangan saja, karena pemerintah kolonial Belanda saat itu juga termasuk pihak yang memasok sepeda motor ke Bumi Nusantara. Sepeda motor pabrikan Jepang baru mulai merangsek ke pasar roda dua Tanah Air pada kisaran 1960-an dan berjaya mulai dari era 1970-an hingga saat ini.
Lalu bagaimana perkembangan Motor klasik di Bojonegoro Nabs?
Tim Jurnaba.co berhasil bertemu dengan penjual motor klasik. Berawal dari kecintaannya dengan motor Vespa, Arie Dwi membuka usaha jual beli motor klasik.
Lokasinya di jalan Monginsidi Desa Sukorejo Bojonegoro. Pria yang sering di disapa Arie sudah bergelut dengan motor klasik selama hampir 10 tahun lebih.
Dia pun rela berburu ke berbagai daerah untuk mendapatkan stok barang berupa motor klasik yang bisa dijadikan investasi dan tentu saja mendatangkan pundi-pundi rupiah.
Sehari-hari bapak dua anak ini sibuk dengan oprakan motor klasiknya untuk dijual. Dari mulai kisaran Rp 1,5 juta sampai Rp 3,5 juta.
Arie mendapatkan barang motor klasik dari hasil hunting rosok. Dari pretelan-pretelan sparepart hingga bangkai motor, didapatkannya di tempat penampungan barang bekas.
“Istilahnya gini, pergi ke rosok beli barang murah, pulang dijual dengan harga mahal,” kata Arie.
Arie mengungkapkan peminat motor klasik biasanya kalangan muda sampai bapak-bapak. Dari dalam Bojonegoro sendiri sampai luar kota. Para peminat selain dari para kolektor, juga dari seseorang yang memang ingin mengenang masa indahnya pada zaman dulu bersama motor kesayangan.
Pembeli, lanjut Arie, biasa mendapatkan informasi dari rekan sesama kolektor ataupun rekan lain. Setelah mengetahui foto motor yang dimaksud, akan segera cek fisik. Kondisi motor yang masih orisinil tentu harga akan semakin tinggi.
“Motor jaman dulu banyak menggunakan logam atau krom secara maksimal dan lebih berkualitas. Saat ini banyak menggunakan plastik sehingga kesannya hanya mengejar pasar atau kuantitas,” imbuhnya.
Untuk penjualan Arie sudah menggunakan sistem online. Ia memasarkan barang dagangannya ke berbagai grup Facebook yang berisikan penggila motor klasik. Dengan sistem online, penjualan bisa lebih meningkat. Bahkan bisa sampai ke luar negeri seperti Malaysia.
“Saya jualan online di Facebook, karena memang disitu ada forum jual beli barang klasikan. Bulan lalu, ada orang Malaysia beli jok motor klasik dari saya. kalau luar negeri pengirimannya satu bulan baru sampai,” tandas Arie.
Arie adalah satu dari sekian banyak penggila motor klasik yang mampu melihat peluang bisnis. Lewat ketekunannya, Arie bisa mendapatkan banyak keuntungan dari motor klasik.
Dinamika jual beli motor klasik di Bojonegoro ternyata menghadirkan banyak cerita menarik. Kalau Nabsky penasaran dengan motor klasik, tak perlu jauh-jauh ke kota besar. Di Bojonegoro, Nabsky bisa menemui penghobi sekaligus penjual motor klasik idaman.