Gagal itu baik jika kamu menemukan letak kesalahan. Itu mesti diperhatikan. Semakin banyak kesalahan yang ketemu, semakin banyak belajarnya. Begitulah maksud dari pepatah “Pengalaman adalah guru terbaik”.
Lamunan singkat mengantar saya pada satu kesimpulan. Memulai bisnis butuh ide, modal dan keberanian. Ide masih gratis dan modal bisa dicari. Namun, soal keberanian bagi saya lain cerita.
Setiap keputusan dan tindakan, mengekor konsekuensi di belakangnya. Menang atau gagal. Semua pasti siap dengan kemenangan. Namun, tidak semua siap dengan kegagalan. Termasuk saya.
Karena itu, saya mencoba mencari motivasi bisnis. Google berperan sebagai makelar. Alhasil, ketemulah nama seorang bisnisman dan motivator asal Amerika Serikat, Robert Toru Kiyosaki.
Robert membeberkan pengalamannya menjajaki dunia bisnis. Terutama saat bangkit dari kebangkrutan. Tentu ini sangat menatik. Menginjak usia 30 tahun, resiko gagal dia dapati. Usahanya merugi 800 ribu dollar US. Bahkan, itu uang milik investornya.
Baca juga: Kegagalan Menghampiri dan Saya Tetap Happy Apapun yang Terjadi
Namun, kegagalan itu tidak menghentikan Robert. Malahan, dia mempelajarinya. Seperti paham betul bagaimana mengambil hikmah. Sadar akan kesalahannya, dia pun kembali bangkit dan semakin percaya diri.
“Jadi, saya selalu melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan menjadi lebih besar,” kata pendiri Rich Global LCC tersebut saat wawancara, dilansir Arizona Corporation Commission (24/2/2016).
Pengalaman pahit itu menunjukkan kesalahan yang membuatnya gagal. Dia tahu mana yang harus diperbaiki. Kemudian, dia bisa melihat peluang lebih besar. Peluang menang dalam pertempuran bisnis yang penuh resiko.
Menurutnya, gagal itu baik jika kamu menemukan letak kesalahan. Itu mesti diperhatikan. Semakin banyak kesalahan yang ketemu, semakin banyak belajarnya. Begitulah maksud dari pepatah “Pengalaman adalah guru terbaik”.
“Sayangnya, sistem sekolah kita mengajarkan pada anak-anak bahwa jika kamu membuat kesalahan, kamu dibilang bodoh. Karena kamu mendapat hukuman kalau melakukan kesalahan,” lanjut penulis buku motivasi berjudul “Dad Rich Dad Poor” tersebut.
Robert menilai, orang yang pintar adalah orang banyak berbuat kesalahan. Orang macam itu mendapat pengalaman otentik. Pengetahuan yang memang dibutuhkan, wich is relate to real life. Ini berlaku secara umum, tidak hanya terbatas dunia bisnis.
Baca juga: Gagah Berani Menghadapi Kegagalan Hidup
Pria kelahiran 1947 asal Hawai tersebut mengaku kehidupannya tidak selalu mulus. Banyak resiko yang dipertaruhkan dalam hidupnya. Terutama pengembangan bisnis miliknya.
“Kamu tahu, (saya jatuh) karena saya membuat kesalahan. Dan secara spiritual, karena semangat (belajar) itulah yang membuat menang,” ucap pendiri perusahaan investasi The Rich Dad Company tersebut.
Menurut Robert, mengubah resiko gagal menjadi peluang menang ialah perkara mindset. Pola pikir ini yang harus dibentuk sedari awal. Jangan takut gagal, tetapi belajarlah dari kegagalan itu. Jika jatuh, ayo berdiri lagi!
Banyak belajar, banyak menemukan hal baru. Bahkan, dua tahun cukup bagi Robert untuk mengembalikan uang investornya senilai 800 ribu dollar US. Itu saat dia berusia 32 tahun.
Robert tidak kabur. Dia mengakui kesalahannya itu dan melunasi hutangnya kepada investor. Dia bangkit dan melompat lagi ke dalam dunia bisnis. Kala itu, yang dia miliki hanyalah pengetahuan dan pengalaman sepanjang karir.
Keberanian itu membawa angin yang lebih segar. Dia dapatkan kembali kepercayaan investornya. Bahkan, usahanya makin mengembangkan sayap. Saat ini, Robert menjadi pendidik, motivator dan konsultan kewirausahaan.
“Jadi saya melihat kehidupan sebagai belajar. Saya terus menerus belajar. Cari saja apa yang dibutuhkan dan diinginkan, dan lakukan saja,” pungkas Robert.
Akhirnya, saya mengerti. Keberanian tidak dicari, tetapi dibangun. Mindset menjadi pondasinya, lalu dibentuk dengan pengalaman dan belajar. Takut resiko gagal perlahan tertimbun keberanian berpeluang menang.