“Kalau tidak makan ikan saya tenggelamkan”. Pasti tahu dong itu tagline milik siapa. Siapa lagi kalau bukan Susi Pudjiastuti yang tak lain adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia. Tagline yang dilontarkan Menteri Susi menjadi viral dan diingat banyak orang.
Tagline tersebut muncul untuk mengajak masyarakat mengkonsumsi ikan. Seperti kita tahu Indonesia sangat kaya akan hasil lautnya. Koes Plues pernah bilang, kail dan jala cukup menghidupimu. Bahkan laut wilayah Indonesia banyak diburu kapal ikan ilegal dari luar.
Menteri Susi menjelaskan, bahwa aksi illegal fishing atau pencurian ikan di laut wilayah Indonesia, yang dilakukan kapal-kapal asing telah menyebabkan nelayan Indonesia kehilangan mata pencahariannya.
“Illegal fishing juga menyebabkan rumah tangga nelayan turun hampir 50 persen lebih. Tadinya 1.600.000 kepala rumah tangga. Waktu tahun 2014 tinggal 800 ribu saja,” kata Susi dikutip dari kompas.com
Namun semenjak Susi Pudjiastuti menjabat sebagai menteri, kapal ilegal yang masuk ke wilayah perairan Indonesia, berhasil ditenggelamkan. Berawal dari sinilah kata tenggelamkan menjadi viral. Berkat Ibu Susi juga Indonesia menjadi ekspor ikan tuna terbesar.
Ikan tuna menjadi primadona laut Indonesia. Kredibilitas ikan tuna semakin meningkat di mata dunia. Dibuktikan dengan meningkatnya jumlah ekspor ikan tuna. Tentu ini menjadi satu kebanggaan untuk negeri Indonesia tercinta.
“Tiga minggu lalu dunia kasih label sebagai supplier besar tuna dunia adalah Indonesia,” kata Susi.
Selama ini Indonesia tidak pernah masuk dalam negara eksportir tuna terbesar di dunia. Namun, saat ini Indonesia justru melesat menjadi penyuplai ikan tuna terbesar. Tentu ini menjadi kabar baik bagi kita semua.
Campur tangan pemerintah juga tidak lepas dalam keberhasilan misi ini. Ini juga didukung dengan kekayaan laut Indonesia yang cukup luas dan melimpah. Seperti yang diramalkan Koes Plus dalam lagu kolam susu.
“Dulu tidak ada nama Indonesia. Tapi kita bisa. Sekarang nelayan, dengan mudah mancing dapat tuna realita tidak terbantahkan. Kita pemasok terbesar,” imbuhnya.
Menteri Susi juga meminta agar masyarakat memelihara laut Indonesia secara bersama. Demi kekayaan laut Indonesia yang melimpah dapat terjaga dengan baik.
“Laut perikanan kalau kita jaga ikannya akan produktif termasuk ekspor,” tegas Menteri Susi.
Kalau ditelaah lagi, adakah masyarakat kita yang belum pernah menikmati primadona laut ini? Bahkan sebagai primadona laut lokal yang terkenal. Masih ada yang belum merasakan daging dari tuna. Sebab harga primadona laut ini masih belum bersahabat.
Jangankan daging tuna, melihat indahnya warna merah daging tuna saja tidak pernah. Hanya bisa melihatnya dalam layar kaca. Mungkin banyak juga dari kamu yang sudah menikmati daging tuna. Namun dalam bentuk kemasan kaleng.
Tapi jangan sedih dulu. Jangan sampai kamu yang belum pernah menikmati daging tuna, berubah menjadi tuna asmara. Lalu marah-marah seenaknya, hingga meredupnya rasa cinta pada Indonesia. Setidaknya kita turut berbangga karena primadona laut ini turut andi dalam mengenalkan nama Indonesia ke luar nan jauh sana.
Biarkan ikan tuna beredar di luar sana. Kamu yang disini bisa menikmati ikan lainnya. Yang terpenting jangan lupa makan ikan agar tidak ditenggelamkan oleh Susi Pudjiastuti. Xixixi~