Tiap desa sekarang memiliki Bumdes sendiri. Contohnya di Desa Cengungklung, Kecamatan Gayam, Bojonegoro. Di desa ini, terdapat Bumdes yang dinamai CMB atau Cengungklung Maju Bersama.
Keberadaan Bumdes saat ini sangatlah penting bagi kehidupan di pedesaan. Selain membuka lapangan kerja baru, keberadaan Bumdes juga berguna untuk mengoptimalkan potensi yang ada di sebuah desa.
Bumdes adalah singkatan dari Badan Usaha Milik Desa. Seperti namanya, Bumdes merupakan usaha yang dikelola oleh pemerintah desa. Pemerintah Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi Desa. Pembentukan Bumdes sendiri ditetapkan dengan peraturan desa.
Lembaga ini digadang-gadang sebagai kekuatan yang akan bisa mendorong terciptanya peningkatan kesejahteraan. Dengan cara meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas ekonomi warga, dengan berdasar pada ragam potensi yang dimiliki desa.
Bumdes lahir sebagai lembaga desa yang berfungsi menciptakan kesejahteraan warga dengan memanfaatkan aset dan potensi yang dimiliki desa dan dipersenjatai modal penyertaan dari desa. Maka tidak berarti semua urusan ekonomi desa masuk dalam ranah BUMDes, sama sekali tidak.
Eksistensi Bumdes CMB (Cengungklung Maju Bersama)
Tiap desa sekarang memiliki Bumdes sendiri. Contohnya di Desa Cengungklung, Kecamatan Gayam, Bojonegoro. Di desa ini, terdapat Bumdes yang dinamai CMB atau Cengungklung Maju Bersama. Bumdes CMB berdiri para 15 Juli 2019 lalu, berdasarkan keputusan yang dituangkan dalam peraturan Desa Cengungklung.
Keberadaan Bumdes ini tak bisa dilepaskan dari sosok Kepala Desa Cengungklung, Totok Hariyanto. Pada 2019 lalu, muncul gagasan dari Kepala Desa Cengungklung untuk membuat Bumdes di Desa Cengungklung guna mengembangkan potensi yang ada di desa.
Melalui musyawarah dengan mempertemukan Perangkat Desa, BPD, dan kelompok warga, dibahaslah kemungkinan untuk mendirikan Bumdes di Desa Cengungklung. Gayung pun bersambut. Setelah musyawarah tersebut, Bumdes Cengungklung Maju Bersama akhirnya terbentuk.
Baca juga: Gali Potensi Pisang dan Singkong di Desa Cengungklung Bojonegoro
Visi utama dari dibentuknya Bumdes CMB ini adalah membangun Desa Cengungklung untuk mencapai derajat ekonomi masyarakat yang lebih tinggi dan sejahtera. Lebih lanjut, bendahara Bumdes CMB, Imam Thohari, mengatakan bahwa ada beberapa tujuan dari pembentukan badan ini.
Mulai dari peningkatan perekonomian desa, optimalisasi aset desa, peningkatan usaha masyarakat desa dalam pengelolaan ekonomi desa, pengembangan rencana kerja sama usaha desa dengan pihak ketiga, menciptakan peluang dan jaringan pasar, menciptakan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat.
“Kami ingin agar Bumdes CMB ini mampu meningkatkan perekonomian desa sekaligus menciptakan lapangan kerja baru bagi warga sekitar,” ujar Imam Thohari.
Baca juga: Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Pedesaan melalui Bumdes
Setelah Bumdes CMB berdiri, sejumlah langkah progresif langsung dilakukan. Contohnya adalah pembuatan kebun buah yang diproyeksikan sebagai objek wisata desa. Dengan konsep agrowisata, Bumdes CMB telah menanam buah pepaya dan kelengkeng di salah satu lahan desa yang dekat dengan Sungai Bengawan Solo.
Jika tak ada aral melintang, kebun buah tersebut nantinya akan dibuat sebagai destinasi wisata Desa Cengungklung. Wisatawan bisa berkunjung ke kebun tersebut untuk petik buah, berfoto ria, hingga kulineran.
Bumdes Cengungklung Maju Bersama tidak hanya mencita-citakan agrowisata saja. Ke depan, objek-objek lain seperti bank sampah, pengelolaan hasil pertanian (BKD), dan pamsimas juga akan jadi hal yang turut dikembangkan.
Bumdes CMB di Desa Cengungklung memang belum lama berdiri. Namun keberadaannya amat penting bagi kehidupan dan perekonomian desa. Dengan tujuan yang mulia, Bumdes CMB diharapkan bisa mengoptimalkan potensi sumber daya alam maupun manusia yang ada di Desa Cengungklung.