Kabar baik datang dari dunia Usaha Kecil Menengah Bojonegoro. Produk-produk dari IKM maupun UKM Bojonegoro kini sudah bisa menembus ritel modern. Lewat kerja sama antar beberapa pihak, sejumlah produk dari pegiat UKM Bojonegoro kini bisa didapatkan di supermarket maupun minimarket.
Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh pengusaha kecil adalah pemasaran. Tak seperti perusahaan besar yang punya pasar yang luas, para pengusaha kecil atau pegiat UKM harus berjuang keras untuk memasarkan produknya.
Pemasaran produk yang paling efektif adalah melalui ritel modern. Karena sering dikunjungi konsumen, pemasaran lewat ritel modern seperti supermarket dan minimarket bisa lebih maksimal.
Berangkat dari hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Perdagangan melakukan sinergi atau kerja sama kemitraan dengan pegiat UKM dan pengusaha ritel modern di Bojonegoro.
Kerja sama kemitraan ini telah diatur dalam Perbub Bojonegoro No 24 / 2015 Tentang Kemitraan Pemasaran Produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Tujuannya untuk memfasilitasi pemasaran produk UMKM kepada pelaku usaha agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Menurut Kasi Pengadaan dan Distribusi Dinas Perdagangan Bojonegoro, Sutikno, program kemitraan ini adalah solusi konkret untuk mengatasi masalah pemasaran yang dialami oleh para pengusaha kecil atau rumahan.
“Ini akan menjadi solusi kongkrit dalam mengatasi persoalan yang dihadapi IKM/UMKM selama ini,” ujar Sutikno.
Untuk bisa masuk ke ritel modern, para pegiat UKM di Bojonegoro memang harus meningkatkan kualitas produknya. Produk- produk yang dihasilkan IKM atau UKM telah dikurasi dan diseleksi oleh ritel moder pada kegiatan Rakor dan Pembinaan yang difasilitasi oleh Dinas Perdagangan Kabupaten Bojonegoro.
Hasil dari kurasi dan seleksi tersebut cukup positif. Pasalnya, beberapa produk UKM, khususnya jenis makanan lolos dari seleksi dan bisa “tampil” di beberapa ritel modern yang ada di Bojonegoro.
Sutikno juga berharap agar produk UKM yang lolos seleksi bisa ditempatkan pada wadah atau display yang strategis. Supaya para pegiat UKM terus berupaya mempertahankan, bahkan meningkatkan kualitas produknya sehingga konsumen akan merasa puas membeli produk yang dihasilkan.
“Ini akan memberikan dampak pisitif bagi perkembangan IKM/UMKM itu sendiri maupun citra toko sebagai etalasenya,” tambah Sutikno.
Sementara itu, pegiat UKM asal Bojonegoro, Adib Nurdiyanto mengatakan jika para pengusaha yang ingin produknya tampil di minimarket memang harus melakukan banyak hal. Terutama dalam peningkatan kualitas produk.
Menurut Adib, sejumlah langkah harus dipersiapkan untuk bisa menembus ritel modern. Mulai dari legalitas yang lengkap, hingga ketahanan produk berbasis makanan atau minuman.
“Legalitas harus lengkap (PRIT dan sertifikat halal), serta punya daya tahan produk lebih dari 10 hari,” ujar Adib.
Masuknya beberapa produk UKM ke supermarket dan minimarket di Bojonegoro memang jadi kabar baik bagi industri kecil di Kota Ledre. Dengan ini diharapkan semakin banyak pegiat UKM yang mengembangkan produk-produknya.